Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Rahasia Federal Oil Puaskan Konsumen di Indonesia

11 September 2015   03:51 Diperbarui: 11 September 2015   03:51 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Pabrik PT Federal Karyatama"][/caption]

Lokasi pabrik PT Federal Karyatama di Pulogadung, Jakarta Timur

"KARENA Kompasiana, saya..." Demikian mata saya tertuju pada satu judul di berita admin. Kebetulan, kemarin sore, Kamis (10/9) saya sedang mencari informasi terkait penulisan Kompasiana Visit ke pabrik Federal Oil di Pulogadung. Tanpa sengaja, saya membaca judul yang membuat saya bernostalgia sejenak. 

Dalam hati saya bergumam, apa sih yang sudah saya dapat dari Kompasiana? Kalau mau jujur-jujuran, tentu saja banyak. Mulai dari belajar nulis, ngblog, dapat hadiah, hingga jalan-jalan. Ya, itu karena blog keroyokan ini kerap menyelenggarakan berbagai acara. Tentu, saya masih ingat, mulai dari Blogshop, Get Urbanized, Nangkring, Nobar, Seminar, test drive, dan Visit. 

Tentu, tidak semua acara atau undangan saya ikuti, karena terkait waktu kerja. Namun, jika senggang atau libur, sebisa mungkin saya menghadirinya. Ya, selain dapat ilmu, bisa bertemu dengan rekan Kompasianer, dan syukur-syukur dapat doorprize. Dalam periode itu, tak terhitung banyaknya saya mengikuti acara Kompasiana yang bekerja sama dengan produk atau perusahaan. Seperti kuliner, instansi pemerintah, pertambangan, jasa, perbankan, asuransi, sepeda motor, pabrik air minum kemasan, pabrik kendaraan, hingga yang teranyar pabrik oli. 

*       *       *

PAGI itu, Rabu (9/9) saya bersama rekan-rekan Kompasianer -julukan blogger Kompasiana- berkumpul di Bentara Budaya Jakarta. Tujuannya, untuk mengunjungi pabrik PT Federal Karyatama (Federal Oil) di Jalan Rawa Bali I, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Ini kali pertama saya mengunjungi pabrik oli meski sudah mengenal produknya sejak belasan tahun silam.

Sesampainya di pabrik, kami disambut antusias manajemen Federal Oil. Dalam kesempatan itu, mereka menjelaskan tentang seluk-beluk produknya. Tentu, ini yang saya tunggu-tunggu. Sebab, terus terang saja, saya memang awam mengenai dunia sepeda motor, termasuk oli. Biasanya, saya mengandalkan rekomendasi sepupu atau teman saat ganti oli. Dari mereka, saya mengenal oli Federal Ultratech Matic.

Maka, saya tak melewatkan kesempatan untuk bertanya-tanya ketika kami diajak keliling pabrik untuk menyaksikan langsung proses produksi. Wow... Ini satu pengalaman yang membuka mata saya. Sebab, dengan melihat langsung, saya jadi mengerti mengenai oli dan jenisnya yang cocok dipakai untuk sepeda motor. Khususnya, saya pribadi yang mengendarai sepeda motor jenis matic.

"Kami senang dengan respons kalian -blogger Kompasiana- yang aktif bertanya," kata General Manager Marketing PT Federal Karyatama, Erika Dianasari Go, saat saya hampiri usai memberi sambutan di hadapan Kompasianer. "Untuk jenis, terdapat beberapa kategori, baik manual atau otomatis (matic). Sebentar lagi, mas -maksudnya saya- bisa melihat langsung proses produksi oli Federal di lantai bawah."

Selain Erika, pada pertemuan itu turut dihadiri beberapa pimpinan Federal Oil. Yaitu, Patrick Adhiatma sebagai Presiden Direktur, Prasetyo Budiono (Plant Operation Manager), Bayu Suryawan (GM R&D dan Engineering), dan Rais Rahman (Lab, R&D dan Blending Plant) yang mendampingi kami untuk berkeliling pabrik.

Berkat diajak tur keliling pabrik, saya baru mengetahui jika oli Federal memang dibuat di Indonesia. Maklum, awalnya saya mengira, oli yang sudah jadi nama generik -lantaran setiap ke bengkel selalu direkomendasikan oli Federal- ini buatan luar negeri. Ternyata, selama ini saya salah kira. Ya, tak kenal maka tak sayang.

"Kami memiliki dua pabrik. Di sini (Rawa Bali) dengan Rawa Gelam yang sama-sama masih di Kawasan Industri Pulo Gadung. Untuk di sini, kapasitas produksinya mencapai 12.000-14.000 botol per jam. Sementara, untuk di Rawa Gelam sekitar 16.000 botol per jam. Kedua pabrik itu bekerja sistematis menggunakan tenaga mesin yang dioperasikan manusia," ujar Prasetyo kepada saya ketika bertanya lebih lanjut mengenai sejarah panjang Federal Oil di Tanah Air.

Apa yang dikatakannya memang beralasan. Dengan menggunakan mesin jadi lebih efisien dalam hal waktu dan juga kualitas. Itu mengingat jumlah produksi yang mencapai belasan ribu botol per jamnya. Saya saja waktu pertama kali melihatnya sangat takjub. Bahkan, ketika satu mesin memindahkan beberapa botol yang hendak dimasukkan oli, sekilas mirip tentakel dalam film Spider-Man 2.

Hanya, sehebat-hebatnya mesin, tentu buatan manusia. Untuk itu, diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kinerja mesin jika suatu saat terjadi trouble  atau force majeure bisa diminimalkan. Itu diungkapkan Rais kepada saya dan beberapa rekan yang tergabung dalam kelompok kedua -Kompasianer dibagi tiga kelompok- di depan laboratorium pengetesan sebelum menuju proses produksi di pabrik.

"Federal Oil berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen. Tak heran jika sejak dulu, kami memimpin pasar oli di Tanah Air. Oleh karena itu, merek kami paling banyak dipalsukan." Rais, membeberkan 'rahasia' kesuksesan Federal Oil. "Laboratorium ini, tempat untuk kami menguji materi, baik itu pra atau pasca produksi, sebelum berada di tangan konsumen. Untuk itu, kami tidak menoleransi sedikit pun kesalahan agar oli yang kami produksi memiliki kualitas terbaik."

Penjelasan lulusan Teknik Kimia di salah satu universitas di Solo ini menyambung pernyataannya ketika memberi presentasi 15 menit mengenai sejarah Oli Federal dan perkembangan pelumas. Saat itu, Rais, menjabarkan klasifikasi oli berdasarkan Japanese Automobile Standard Organization (JASO). Yaitu, JASO MA untuk kopling basah seperti  Federal Supreme XX, Federal Supreme Ultratech, dan Federal Super Racing. Di sisi lain, JASO MB ditujukan untuk kopling kering (matic), yaitu Federal Matic 30, Federal Matic 40, Federal Y-Matic, dan Federal Matic Ultratech. Nah, untuk dua oli terakhir yang kerap saya pakai untuk motor saya dan adik di rumah. 

*       *       *

ADAGIUM lawas mengatakan, "Banyak jalan menuju Roma". Ternyata, itu berlaku untuk saya pribadi. Awalnya, saya kurang mengerti mengenai seluk-belum dunia sepeda motor, apalagi oli. Kini, dengan kunjungan ke pabrik PT Federal Karyatama, sukses membuka mata saya.

Memang, saya belum mampu menyerap semua ilmu dan penjelasan yang diberikan pimpinan Federal Oil tersebut baik saat presentasi atau keliling pabrik. Namun, setidaknya, saya lebih mengerti saat memilih oli terbaik untuk motor saya sendiri. Jadi, ke depannya, saya tidak lagi terlalu mengandalkan rekomendasi saudara atau teman yang bekerja di bengkel.

Sebaliknya, saya pun kini jadi lebih percaya diri untuk memberi rekomendasi kepada beberapa teman atau relasi yang kerap bertanya dalam memilih oli berkualitas terbaik terhadap motor mereka. Ya, kini saya paham, ilmu itu bisa dipelajari di mana saja. Termasuk di dalam areal pabrik.

*       *       *

Suasana bongkar muat dari dan ke truk untuk diedarkan hingga ke konsumen

*       *       *

General Manager Marketing PT Federal Karyatama, Erika Dianasari Go dalam memberi sambutan

*       *       *

Lab, R&D dan Blending Plant, Rais Rahman saat presentasi

*       *       *

Berbagai jenis oli Federal (kanan untuk manual dan kiri matic)

*       *       *

Suasana dalam pabrik PT Federal Karyatama

*       *       *

Proses produksi menggunakan mesin yang terlihat seperi robot dengan tentakel

*       *       *

Rekan Kompasianer menyimak penjelasan di depan lab

*       *       *

Visi dan misi Federal Oil untuk membuat oli berkualitas demi memenuhi kebutuhan konsumen

*       *       *

Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi/ www.kompasiana.com/roelly87

*       *       *

- Cikini, 11 September 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun