Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ant-Man Rilis 16 Juli, Bagaimana "Nasib" Perfilman Indonesia?

13 Juli 2015   02:26 Diperbarui: 13 Juli 2015   02:26 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yuk, dukung perfilman nasional dengan menontonnya pada pekan pertama (@roelly87)

 [caption caption="Yuk, dukung perfilman nasional dengan menontonnya pada pekan pertama (@roelly87)."]

[/caption]

AKHIRNYA, yang ditunggu-tunggu tiba: Marvel Studio resmi merilis Ant-Man. Menurut info dari laman resminya, film bertema superhero itu akan tayang perdana serentak di seluruh nusantara pada Kamis, 16 Juli 2015. Sebagai penggemar film, tentu saya senang karena Indonesia kembali mendapat "kehormatan" rilis sehari lebih dulu dibanding negara asalnya, Amerika Serikat (AS).

Apalagi, Ant-Man merupakan pamungkas dari fase kedua Marvel Cinematic Universe (MCU). Fase ketiga dibuka tahun depan dengan Captain America: Civil War yang di AS tayang 6 Mei 2016. Sekadar informasi, tokoh utama Ant-Man, Hank Pym (diperankan Michael Douglas) dalam versi komiknya merupakan salah satu pendiri The Avengers. Yaitu, kumpulan superhero terbaik di kolong langit.

Wajar, jika banyak yang menantikan kehadiran dari film berdurasi 117 menit ini. Khususnya saya yang tak sabar untuk melengkapi daftar film MCU yang pernah saya tonton di layar perak sejak Iron Man pada 2008 hingga The Avengers: Age of Ultron, 22 April lalu.

*       *       *

Di sisi lain, rilis Ant-Man yang bertepatan sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri -yang kemungkinan jatuh pada 17 Juli setelah dilaksanakan sidang istbat- membuat saya khawatir. Kenapa? Sebab, dengan begitu, bisa dikatakan pangsa perfilman nasional akan tergerus oleh film luar.

Saya tidak menafikan diri bahwa saya memang menyukai produk luar (asing). Mulai dari film, gadget, kendaraan, dan sebagainya. Namun, tayangnya Ant-Man pada 16 Juli ini bakal menyedot perhatian penonton. Maklum, setiap libur Lebaran, biasanya kita dibanjiri perfilman lokal. Entah itu bertema religi, drama, petualangan, komedi, dan sebagainya (kecuali esek-esek). Untuk tahun ini ada Mencari Hilal, Surga yang Tak Dirindukan, Lamaran, dan Comic 8: Casino King.

Berdasarkan pengalaman saya mengamati perkembangan perfilman nasional dalam lima tahun terakhir, saya berani jamin, tayangnya Ant-Man akan memengaruhi pendapatan empat film lokal tersebut. Jelas, ini sangat merugikan industri perfilman nasional yang berupaya bangkit dari keterpurukan. Mengingat, saat ini bioskop yang ada di Tanah Air lebih didominasi film Hollywood. Sekalinya ada film lokal, malah film horror dengan bumbu esek-esek yang tidak jelas.

Bahkan, menurut data yang saya kutip dari situs filmindonesia.or.id, rata-rata film lokal yang tayang di bioskop hanya mampu bertahan selama sepekan! Tentu, itu sangat menyedihkan mengingat pekan pertama sangat berpengaruh terhadap bertahannya film Indonesia di bioskop.

Mirisnya, dua tahun lalu, saya mengamati ada film lokal yang tayang kurang dari sepekan (baca Ironi Film Indonesia: Terasing di Negeri Sendiri). Yang tak kalah menyedihkan, tahun lalu, saat menyaksikan Guardians, gedung bioskop hanya terisi enam orang!

*       *       * 

Untuk itu, saya berharap pemerintah menerapkan regulasi terkait jadwal rilis film luar demi mengakomodasi sineas lokal. Biar bagaimanapun, Lebaran merupakan ajang pelaku industri perfilman nasional untuk meraup untung karena masyarakat sedang menikmati liburan. Jangan sampai, mereka malah menjadi "buntung" karena pendapatannya digerus film luar.

Salah satu contoh menarik, terjadi pada Lebaran tahun lalu ketika salah satu film Marvel Studio, Guardians of the Galaxy. Seharusnya film tersebut rilis di Indonesia pada Lebaran (bertepatan dengan tayang di AS 21 Juli 2014) namun akhirnya diundur hingga beberapa pekan untuk memberikan kesempatan kepada perfilman lokal.

Lalu, apakah kita, tepatnya saya tidak boleh menyaksikan Ant-Man? Tentu saja boleh. Namun, waktunya setelah libur Lebaran. Ini menjadi solusi demi mengakomodasi industri perfilman nasional yang pendapatannya sangat bergantung pada pekan pertama. Toh, kita tentu tidak ingin hanya menjadi "penonton" di negeri sendiri.

Setelah libur Lebaran berakhir yang ditandai dengan masuk kerja dan sekolah, baru kita menyaksikan film luar seperti Ant-Man dan sebagainya. Yuk, dukung perfilman nasional dengan menontonnya pada pekan pertama!

*       *       *

 

Sebelumnya:

- Mencari Hilal: Tontonan Sekaligus Tuntunan Film Berkelas

- Setelah Ultron Giliran Ant-Man Beraksi

- Ironi Film Indonesia: Terasing di Negeri Sendiri

- Antara Guardian dan Sepinya Penonton Akibat Spiderman

- Gempuran Film Horror Berbau Esek-esek di Tengah Lesunya Penonton

 

*       *       *

- Cikini, 13 Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun