[caption id="attachment_248364" align="aligncenter" width="499" caption="Poster Jurassic Park (Sumber: Universal Studio)"][/caption] Sekitar pertengahan Juni 1997, saya terperangah menyaksikan aksi hewan raksasa bernama dinosaurus di layar bioskop. Saat itu, saya yang masih kecil begitu antusias menonton film berjudul Jurassic Park: The Lost World di sebuah mal di kawasan Glodok, Jakarta Barat yang satu tahun setelahnya rata dengan tanah, akibat kerusuhan Mei. Bebekal majalah Bobo dan tabloid Fantasi beserta album stiker Jurassic Park, membuat mata saya enggan berkedip membayangkan jika Tyrannosaurus itu memang benar-benar ada. Alias belum punah. Film yang saya tonton saat itu memang sekuel dari film fenomenal: Jurassic Park yang dirilis pertama kali pada 11 Juni 1993. Tentu, ketika Jurassic Park tayang perdana, saya dipastikan tidak menyaksikannya langsung. Secara, saat itu saya masih bocah, alias baru berusia beberapa tahun yang pastinya belum mengerti film. Berbeda dengan The Lost Worlod yang memang sedikitnya sudah mengerti akan sebuah tayangan film. Terutama karena sejak kecil saya gemar membaca bacaan anak seperti majalah, tabloid, dan komik. Baru, setelah mengenal internet pada 2010, saya bisa menyaksikan Jurassic Park melalui beberapa situs film dan laman youtube. Ya, saat kecil, Jurassic Park yang menjadi trilogi -bersama The Lost World dan Jurassic Park III - merupakan film yang paling membuat saya terkesan bersama The Lion King, Mighty Morphin Power Rangers, Toy Story, dan Petualangan Sherina. Bagi saya, kelima film tersebut menjadi awal pengenalan terhadap film serius selanjutnya seperti Titanic, 300, The Young and Dangerous, Ada Apa Dengan Cinta, hingga The Raid.
* Â Â Â * Â Â Â *
Jurassic Park sendiri bisa disebut sebagai salah satu film bersejarah bagi industri perfilman Hollywood hingga mewabah ke seluruh dunia. Bagaimana tidak, ketika itu (1993) teknologi dalam industri perfilman masih terbatas dengan visual yang terkesan kaku untuk ukuran zaman sekarang. Namun, sang sutradara, Steven Spielberg mampu mendobrak "keterbatasan" itu dengan menampilkan efek yang sangat megah. Pria kelahiran 18 Desember 1946 tersebut berhasil membuat Jurassic Park lebih nyata dibanding film masterpiece-nya, Jaws, yang bercerita mengenai amukan ikan hiu raksasa. Bahkan, Spielberg sanggup membuat sutradara kawakan seperti George Lucas terpesona dan harus mengakui keunggulan yang ditampilkan Jurassic Park secara visual jauh lebih dalam dibanding film fenomena buatannya, Star Wars! Tentu, dibanding Star Wars yang pertama kali dirilis 1977 hingga menjadi enam film, Jurassic Park bisa dikatakan lebih hidup. Itu beralasan, sebab, kita bisa melihat makhluk purbakala itu tampak nyata. Seperti kibasan ekor Stegosaurus; tandukan moyang badak, Triceratops; bagaimana Hadrosaurus yang berleher panjang dengan santainya merobohkan sebuah pohon saat mengunyah daun, hingga auman mengerikan dari predator raksasa berdarah panas, Tyrannosaurus! Dan, itu hampir mendekati kenyataan, yang membuat kita merasa bukan menyaksikan sebuah film, namun seperti sedang berada di museum Geologi Bandung yang menampilkan replika Tyrannosaurus. Alhasil, berkat ketelitian Spielberg beserta kru film membuat Jurassic Park meraih kesuksesan luar biasa. Film yang berlatar belakang dari novel berjudul sama karya Michael Crichton tahun 1990 ini mampu meraup pendapatan kotor 969 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 9,5 triliun). Itu membuat Jurassic Park sukses bertengger di urutan ke-18 dalam film terlaris dunia sepanjang masa. Selain itu, film yang mempunyai anggaran 62 juta dolar AS ini mendapat tiga penghargaan Academy Awards (Oscar) dalam tiga kategori: Efek visual, suara, dan penyuntingan suara terbaik pada 1994. Bagi saya, secara tidak langsung Jurassic Park dan dua sekuelnya, memberi pengetahuan lebih akan kehidupan masa lampau saat bumi masih dihuni dinosaurus.
* Â Â Â * Â Â Â *
Sekadar nostalgia, Jurassic Park sendiri bercerita mengenai rencana seorang jutawan bernama John Hammond, yang ingin membuat taman hiburan dengan diisi puluhan binatang purba seperti dinosaurus. Hammond kemudian mengundang sekelompok ilmuwan untuk menciptakan kembali dinosaurus melalui DNA seekor nyamuk yang telah terkontaminasi. Namun, karena sedikit kesalahan namun fatal dari seorang ilmuwan, membuat dinosaurus itu berontak dan memporak-porandakan taman hiburan tersebut, termasuk mengamuknya Tyrannosaurus yang menjadi jualan utama. Merasa sukses dengan film tersebut, empat tahun kemudian Spielberg mengembangkannya dengan membuat sekuel The Lost World yang juga meraih sambutan meriah dari penonton dan kritikus film. Namun, sekuel ketiga Jurassic Park III pada 2001, kurang mendapat sambutan akibat isi cerita yang terlalu stagnan meski terdapat penambahan karakter burung raksasa, Pteronodon. Hingga akhirnya Spielberg kembali membuat film selanjutnya, Jurassic Park IV yang akan rilis Juni 2014. Lalu, sebagai selingan, untuk memperingati dua dekade sejak Jurassic Park pertama, sejak 5 April, Spielberg menayangkannya kembali dengan versi tiga dimensi (3D).
* Â Â Â * Â Â Â *
[caption id="attachment_248365" align="aligncenter" width="369" caption="Koleksi album stiker 1997: Jurassic Park - The Lost World (www.kompasiana.com/roelly87)"]
* Â Â Â * Â Â Â *
[caption id="attachment_248366" align="aligncenter" width="491" caption="Salah satu isi album stiker bertema Tyrannosaurus atau T-Rex"]
* Â Â Â * Â Â Â *
* Â Â Â * Â Â Â *
Referensi: - Jurassic Park - Universal Studio - Box Office Mojo - Then and Now - Fox - 20 Years Later
* Â Â Â * Â Â Â *
- Jakarta, 12 Juni 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H