Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Momen Terbaik Dari Sebuah Gambar yang Berbicara

26 Juli 2012   21:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_189963" align="aligncenter" width="614" caption="Selebrasi atas Gol pertama Indonesia di final SEA Games 2011"][/caption] JAKARTA –  Menjadi seorang blogger hanya di satu platform blog gratisan seperti Kompasiana, tentunya mempunyai kesan tersendiri untuk setiap orang. Sejak mendaftar sebagai Kompasianer (sebutan untuk blogger di Kompasiana) pada 11 Oktober 2010, sudah tidak terhitung lagi berbagai peristiwa yang dilalui. Baik itu di dunia maya maupun dunia nyata, seperti mengikuti sebuah kegiatan untuk saling berinteraksi. Sebagai Kompasianer yang kerap dijuluki "Jurnalis Warga" sudah pasti lebih banyak bersinggungan dengan bermacam peristiwa atau momen yang tertentu yang lantas diarsipkan dalam suatu tulisan. Merujuk kata Jurnalis Warga, sudah pasti yang terlintas di pikiran hampir semua orang adalah mengenai laporan yang terjadi di sekeliling kita sendiri. Hanya saja arti dari Jurnalis Warga itu sangatlah luas, kendati setiap individu bisa menjadi Jurnalis Warga, namun tidak serta merta laporan dari orang tersebut cocok sebagai bagian dari berita jurnalis. Sebab, adakalanya sebagai seorang masyarakat biasa, sebuah tulisan di bumbui atau malah dikurangi oleh sang penulisnya sendiri, bahkan menjadi berita yang dimanipulasi dengan rekayasa atau Hoax yang justrunya menghilangkan esensi dari Jurnalis Warga sendiri. Sejak bergabung di Kompasiana, saya pribadi timbul keinginan untuk melaporkan atau paling tidak menulis untuk diri sendiri yang bahkan terkadang hanya dibaca sendiri. Dengan bermodalkan sebuah kamera saku yang kini almarhum dan sebagai gantinya hanya kamera ponsel biasa, sudah cukup untuk merasa jadi Jurnalis Warga. Baik itu momen penting, tidak penting bahkan sangat tidak penting, banyak terekam melalui kamera yang fungsinya tidak hanya memotret saja, tetapi juga mengabarkan peristiwa yang hampir kabur. Berikut ini adalah beberapa foto yang menjadi bagian dalam perjalanan seorang blogger yang bertransformasi menjadi seorang Jurnalis Warga, meski foto-foto tersebut belum dapat dikatakan sebagai foto jurnalis... [caption id="attachment_189946" align="aligncenter" width="614" caption="Menerobos jalur Busway"]

1343328165980339646
1343328165980339646
[/caption] Sebagai bagian dari masyarakat, hal seperti ini tentunya pernah kita alami. Ibarat kucing-kucingan dengan aparat keamanan, jika berhasil timbul perasaan lega ketika mengetahui apa yang diperbuatnya tidak terkena hukuman (tilang). Tetapi hukuman dari masyarakat sendiri atau pihak terkait, adakalanya lebih kejam meski hanya melalui sindiran di sebuah tulisan.

*     *     *

[caption id="attachment_189953" align="aligncenter" width="614" caption="Tugu Selamat datang di malam hari"]

13433330051179592072
13433330051179592072
[/caption] Gemerlapnya kota Jakarta saat malam hari, yang dipenuhi lampu-lampu indah di segala penjuru, dapat menyilaukan siapa saja yang melihatnya dengan perasaan kagum. Namun, tidak semua orang yang dapat menikmati pemandangan indah di langit-langit jantung ibukota Indonesia ini, termasuk para pedagang kecil yang menganggapnya ilusi belaka.

*     *     *

[caption id="attachment_189954" align="aligncenter" width="597" caption="Kebakaran di Jembatan Lima, Tambora"]

13433331051729907366
13433331051729907366
[/caption] Sebagai kecamatan terpadat di Jakarta, Tambora merupakan magnet bagi para pendatang dari berbagai daerah di nusantara. Sayangnya, daya tarik tersebut tidak diimbangi oleh antisipasi pemerintah daerah dalam menyikapi lonjakan penduduk. Alhasil, banyak rumah-rumah penduduk yang terdiri dari bilik bambu dengan lokasi yang berdempetan. Akibatnya mudah ditebak, bila sebuah puntung rokok atau hembusan kompor gas terjadi, dapat merembet dan melalap semua bangunan yang ada tanpa tersisa.

*     *     *

[caption id="attachment_189955" align="aligncenter" width="614" caption="Anak-anak di makam  Ade Irma Suryani"]

1343333332250646051
1343333332250646051
[/caption] Bermain bola di pelataran monumen Ade Irma Suryani, menjadi kebiasaan rutin bagi anak-anak saat sore hari. Teduhnya lokasi makam yang satu bagian dengan kantor Walikota Jakarta Selatan ini, menjadi jawaban atas berkurangnya lahan bermain untuk masyarakat luas.

*     *     *

[caption id="attachment_189956" align="aligncenter" width="614" caption="Melewati titian jembatan antar kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa"]

13433333891702398445
13433333891702398445
[/caption] Pelabuhan Sunda Kelapa yang dahulunya termahsyur dengan banyaknya kapal yang berlabuh dari segala penjuru dunia. Hanya saja, hampir empat abad berlalu, pelabuhan kelas II ini bukannya jadi tertata rapi, malah semakin tak terawat. Akibatnya dapat dilihat, sampah bertebaran di berabgai tepi laut yang berwarna kehitaman.

*     *     *

[caption id="attachment_189957" align="aligncenter" width="597" caption="Alat penghisap paku dari Magnet"]

13433334531031722410
13433334531031722410
[/caption] Beruntung di Jakarta masih terdapat beberapa orang yang peduli akan sesamanya. Relawan Sapu Bersih atau Saber Community, beraksi setiap malam tanpa pamrih. Dengan alat seadanya dan tanpa digaji oleh pemerintah, mereka menyisir banyak jalanan ibukota untuk menghilangkan banyak ranjau paku yang berbahaya bagi pengendara sepeda motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun