Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ironi Kehidupan Pak Raden di Tengah Kepopuleran Si Unyil

15 April 2012   07:38 Diperbarui: 31 Oktober 2015   03:06 4507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_171813" align="aligncenter" width="614" caption="Halaman rumah Pak Raden di Petamburan"][/caption] Sosok berkumis tebal dengan blankon di atas kepala, yang pada tahun 1980 - 1990an lalu begitu akrab dengan bonekanya yang khas yaitu Si Unyil kini sungguh miris sekali. Setelah beberapa minggu belakangan ini menjadi pemberitaan di berbagai media akibat polemik hak cipta dengan Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PUPFN). Perawakannya yang dahulu tinggi besar sangat kontras dengan saat ini yang hanya mengandalkan dua orang asisten rumah tangga serta hanya bertopang pada kursi rodanya.

Menempati sebuah rumah yang tampak kusam di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, pagi tadi usai pulang kuliah saya pun mencoba untuk bertemu dengan Pak Raden, yang identik dengan kumis tebalnya. Namun sayang karena waktu yang kurang tepat akibat beliau sendiri sedang beristirahat saking lelahnya semalam menerima para wartawan dan aktivis yang menanyakan kabarnya, hingga menunggu beberapa jam saya dan beberapa rekan jurnalis lainnya tidak dapat menemuinya. Oleh salah satu asisten rumah tangga beliau yang bernama Pak Madun, memberitahu bahwa saat ini kondisi Pak Raden memang masih capek dan butuh banyak istirahat usai kemarin hingga tengah malam menemani tamu yang datang.

Sambil menunggu di rumah Pak Raden yang saat ini sudah berusia 79 tahun untuk bangun dari tidurnya, saya pun beserta rekan jurnalis dari merdeka.com dan tv one serta media lainnya bertanya-tanya kepada Pak Madun perihal kesehatan Pak Raden serta kehidupannya sehari-hari menyangkut masalah hak cipta tokoh Si Unyil. Menurut apa yang diketahui Pak Madun sendiri yang telah lama mengikuti Pak Raden, dapat di artikan bahwa sejak sepuluh tahun lebih (tahun 2000) selepas perjanjian hak cipta dengan PFN, kehidupan Pak Raden sehari-hari memang sangat menyedihkan. Hanya mengandalkan pendapatannya dari melukis dan membuat pertunjukkan boneka serta mengamen apa adanya, tentu tidak dapat begitu saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Apalagi di zaman ini yang segala macamnya penuh dengan kemudahan teknologi, maka apa yang dilakukan Pak Raden seperti pertunjukkan boneka yang mirip wayang, sudah sangat sepi alias tidak begitu banyak lagi orang yang tertarik. Meski ada beberapa daerah yang masih suka menanggap pertunjukkan boneka, namun itu dapat dihitung dengan jari saja. Untuk itulah di hari tuanya yang sudah sangat senja, Pak Raden sangat berharap dapat mengambil haknya sendiri sebagai pencipta tokoh Si Unyil yang dibuat sejak tahun 1979. Apalagi seiring perkembangan zaman Si Unyil pun ikut terkenal dengan dilirik banyak pihak terutama dari swasta dengan beberapa program termasuk tayangan di televisi.

Namun yang membuat miris dan prihatin dari Pak Raden dan beberapa kawan dekatnya dahulu sebagai sesama seniman adalah kemana jatuhnya royalti selama ini? Disaat Si Unyil sangat populer di kalangan masyarakat, baik itu dengan program televisi atau iklan, Pak Raden sendiri justru kehidupannya sangat merana karena sama sekali tidak mendapatkan apa yang harus diterimanya sebagai pencipta tokoh boneka tersebut. Bahkan perjanjiannya dengan Perusahaan Film Negara (PFN) dari tahun 1995 yang seharusnya usai pada tahun 2000 lalu, malah menjadi samar akibat beliau sendiri saat itu kurang begitu perduli dan terlalu percaya.

Tetapi akhirnya itu semua menjadi semakin menjauh dari apa yang diharapkannya selama ini, ditambah Pak Raden hanya hidup sendiri karena tidak mempunyai anak dan istri yang akan membantunya mengurus di hari tua. Hal itulah yang mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat terutama media yang begitu getol memberitakan, seperti tadi dari pihak salah satu stasiun televisi swasta Tv One yang berencana mengundang Pak Raden untuk tampil di salah satu program acara besok pagi. Berharap saja semoga Pak Raden dapat mengambil apa yang memang seharusnya beliau dapatkan...

Nama asli  : Drs. Suyadi Panggilan

Pak Raden Tempat tanggal lahir  : Jember, 28 November 1932 Domisili

Jalan Petamburan III no 27 RT 003/04, Jakarta Pusat. 

[caption id="attachment_171814" align="aligncenter" width="614" caption="Kamar Pak Raden tampak dari depan sebelah kiri jendela "]

1334471423976256597
1334471423976256597
[/caption] 

[caption id="attachment_171815" align="aligncenter" width="461" caption="Salah satu properti Si Unyil mobil-mobilan kardus"]

13344714861678934279
13344714861678934279
[/caption] 

[caption id="attachment_171816" align="aligncenter" width="614" caption="Pak Madun (tengah) bersama rekan dari media"]

1334471555270134923
1334471555270134923
[/caption] 

- Tomang, 15 April 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun