[caption id="attachment_168163" align="aligncenter" width="614" caption="Koleksi buku hasil karya kawan Kompasianer"][/caption] Di Kompasiana, apa yang kamu cari? Sebuah pertanyaan yang terkesan biasa namun jawabannya tidak sebiasa mungkin. Apalagi yang kita bisa temui selain mendapatkan banyak teman, sering mengikuti kopdaran, saling curhat, dapat goodybag ala PPG (Pasukan Pemburu Goodybag), atau banyak lagi. Untuk saya pribadi salah satunya adalah mendapatkan buku hasil karangan kawan Kompasianer sendiri, baik itu penulis perorangan maupun secara keroyokan seperti antologi. Di Kompasiana ini banyak penulis hebat yang telah berhasil membukukan hasil karyanya selama membuat tulisan yang dikumpulkan kembali menjadi satu maupun memang berlatar belakang penulis dan ikut bergabung di Kompasiana karena mempunyai kesamaan hobi untuk saling berbagi. Beberapa nama diantaranya yang saya kenal dan bukunya di koleksi adalah Bang Hazmi Srondol, Om Jay (Wijaya Kusumah), Pak Posma Siahaan, Pak Achmad Siddik, Ibu Ani Berta dan Pak Julianto Simanjuntak. Lalu dari hasil antologi diwakili oleh Mbak Langit, Bang Granito Ibrahim, Mommy Rangkat serta Ibu Winda Krisnadefa. Sangat menarik membaca hasil karya mereka yang memang berasal dari berbagai kalangan, seperti sehari-harinya adalah teknisi IT, Guru, Dosen, Dokter, Motivator, Blogger ataupun bidang profesi lainnya. Seperti sejak bulan Mei 2011 lalu saat pertama kali kopdaran sekaligus mendapatkan novel karya Bang Hazmi Srondol yang berjudul "Srondol Gayus ke Italy" hingga yang terakhir ketika mendapatkan kiriman langsung dari kawan Kompasianer yang juga seorang Dosen pertanian, Pak Achmad Siddik. Hingga kini saya mempunyai koleksi sekitar 12 buku dengan berbagai macam genre mulai dari novel humor, catatan kesehatan, sampai pengalaman menjadi seorang Blogger. Tentunya mendapatkan buku sebanyak itu merupakan sebuah berkah tersendiri sekaligus sangat bermanfaat karena dari apa yang mereka tuliskan baik itu mengenai pengalaman pribadi maupun tips menghadapi hidup, dapat memacu orang yang membacanya. Termasuk saya pribadi agar bisa meniru jejak langkah mereka serta dapat belajar dari pengalamannya melalui membaca buku. Berikut ini adalah beberapa koleksi buku yang saya punya hasil karya kawan Kompasianer berdasarkan rentang waktu yang saya dapat.
* Â Â * Â Â *
[caption id="attachment_168164" align="aligncenter" width="614" caption="-"]
1. Srondol Gayus ke Italy - Hazmi Srondol
Sebuah novel komedi dengan genre baru yang dapat dikatakan sebagai cikal-bakal Stand Up Comedy di Indonesia. Karena sang penulis yang juga seorang penggemar sepak bola dan wajahnya mirip Gayus, berhasil membuat pembaca terpingkal-pingkal akibat penuturannya dalam menghadapi persaingan dengan rekan kerja, baik di kantor maupun saat tugas di Italia. Dari membaca novel ini, maka kita akan diberikan suguhan humor yang segar dan tidak terkesan vulgar namun tetap lucu dari awal hingga akhir cerita. Tidak hanya itu saja, saat tugasnya ke Italia, Srondol yang menjadi tokoh sentral banyak menemukan ide-ide cemerlang untuk tetap bertahan hidup di negeri pizza bersama rekan kerjanya yang terkenal pelit, yang bernama Rubah.
2. Malam Prosa Kolaborasi - Langit & Kolaborasi 113 Kompasianer
Membaca buku kumpulan cerpen dan puisi yang tebalnya mencapai 780 halaman, pasti akan memerlukan waktu yang lama layaknya kalau kita membaca sebuah novel ala Harry Potter ataupun Da Vinci Code. Tetapi apa yang dilakukan oleh Mbak Langit sebagai koordinator sekaligus Kompasianer yang rajin membuat sebuah event fiksi di Kompasiana, patut di acungkan jempol. Karena tidak mudah untuk mengumpulkan ratusan orang menjadi satu dengan total 114 Kompasianer yang turut serta menuangkan karyanya pada event malam Prosa Kolaborasi yang diadakan bulan Juni lalu. Sebuah pencapaian tersendiri dari jurnalis warga dalam rangka membuat karya-karya fiksinya yang sangat berkesan.
3. Fiksi Surat Cinta - Granito Ibrahim, Langit & 173 Kompasianer
Tepat di bulan Agustus 2011 lalu, atau berselang sekitar dua bulan dari acara Malam Prosa Kolaborasi (MPK) yang juga dibukukan. Fiksi Surat Cinta, atau disingkat sebagai FSC, diikuti oleh 175 Kompasianer yang menuliskannya tentang surat cinta. Baik itu pengalaman pribadi, cerpen, puisi atau imajinasi belaka yang berkumpul menjadi satu. Berbeda dengan MPK yang merupakan kolaborasi atau menulis secara duet ataupun keroyokan dari beberapa Kompasianer, FSC ditulis khusus oleh satu orang Kompasianer dengan tema yang seragam yaitu surat cinta saat pertama kali jatuh cinta.
4. Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi - Om Jay (Wijaya Kusumah)
Pak Wijaya Kusumah atau biasa disebut dengan panggilan akrabnya Om Jay, adalah salah seorang Kompasianer yang terkenal rajin dalam membuat tulisan di Kompasiana. Bahkan ada gurauan yang menyatakan kalau seseorang login dan melihat di dashboard pasti setiap hari ada nama Om Jay yang sedang memposting tulisan. Anggapan itu tidak salah, sebab Om Jay memang sangat rajin dalam menulis dan banyak hasil tulisannya yang dibuat dalam beberapa buku, salah satunya adalah "Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi". Dalam buku tersebut diuraikan beberapa pengalamannya menjadi seorang Guru dan motivator yang sangat getol menulis, baik siang saat istirahat mengajar, maupun pagi hari menjelang tidur. Tidak ketinggalan beberapa tips dari beliau agar seseorang bisa belajar menulis, salah satunya adalah harus rajin membaca tulisan orang lain, dari buku inilah saya belajar untuk bisa tetap menulis setiap harinya.
* Â Â * Â Â *
[caption id="attachment_168165" align="aligncenter" width="614" caption="-"]
5. Untaian Aksara Maya Terjalin Nyata - Mommy & 55 Anggota Desa Rangkat
Desa Rangkat, Diskusi Elok Sarat Asah-asih-asuh dalam meRANGkai KATa. Â Sebuah kalimat yang mencerminkan kebersahajaan dan rasa saling kebersamaan yang tertanam kuat diantara anggota komunitas Desa Rangkat. Ini adalah sebuah buku kumpulan karya 56 Kompasianer yang tergabung dalam komunitas Desa Rangkat yang banyak menuangkan ide, gagasan dan pandangannya tentang kehidupan bersosialisasi baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Dari apa yang terangkum dalam buku ini, dapat dikatakan bahwa keharmonisan hidup bersosialisasi dapat terwujud dengan adanya saling berbagi antara satu sama lainnya dan juga berpedoman bahwa hidup itu sederhana namun sangat indah.
6. Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter 1 - Posma Siahaan
Dokter Posma Siahaan yang banyak menuliskan artikel mengenai kesehatan maupun fiksi di Kompasiana ini, terkenal dengan gayanya yang humoris dan murah senyum kepada siapapun. Dalam buku perdananya yang diambil dari kumpulan ratusan tulisannya di Kompasiana berdasarkan pengalaman pribadi saat praktek sebagai Dokter di salah satu rumah sakit di kota Palembang. Banyak memuat berbagai artikel tentang kesehatan, baik itu tentang penyakit dalam seperti Diabetes, Jantung, Syaraf, Seksologi hingga sakit gigi serta komplikasi. Tidak lupa, beliau pun mencantumkan beberapa komentar dari 90 kawan Kompasianer yang berkaitan dengan artikel yang ditulisanya.
7. Harmoni di Balik Meja - Ani Berta
Seorang Kompasianer, blogger, sekaligus Ibu rumah tangga yang giat menulis di beberapa blog sejak tahun 2008 lalu, yaitu Ani Berta. Dalam buku keduanya, "Harmoni di Balik Meja", Ibu Ani banyak bercerita mengenai kiat-kiat untuk sukses sebagaimana pengalaman yang pernah dilakoninya. Baik itu di kantor tempat bekerja, komunitas, maupun di dunia maya, juga bagaimana caranya agar bisa terlepas dari rasa bosan yang kerap terjadi sehari-hari. Seperti halnya ketika beliau mengupas cara untuk menghadapi yang namanya kritikan, tentu menjadi sebuah pilihan sulit. Sebab adakalanya kritikan bisa membuat mental seseorang jatuh ataupun malah memotivasinya untuk segera bangkit sebagaimana yang dialaminya.
8. Ketika Pohon Bersujud - Achmad Siddik
Seorang Kompasianer sekaligus Dosen pertanian yang sedang mengejar gelar Doktor ini terkenal akan minatnya pada lingkungan hidup termasuk salah satunya adalah pohon. Maka di buku perdana beliau yang berjudul "Ketika Pohon Bersujud - Inspirasi Hidup dari Pohon" benar-benar membuat pembaca menjadi terinspirasi. Karena dari pohon kita bisa mengetahui beberapa hal yang sangat bermanfaat, mulai dari akar, batang, ranting hingga daun sekalipun untuk dapat di telaah oleh manusia. Selain itu dari pohon juga, kita dapat mengambilnya untuk kebutuhan sehari-hari, dari yang tidak berharga hingga mahal sekalipun seperti kayu gaharu ataupun cendana. Ataupun kita dapat mengambil sebuah pelajaran ketika pohon itu mulai tumbuh, berkembang, hingga saat layu dan mati kemudian terganti oleh pohon lainnya sebagaimana kehidupan manusia.
* Â Â * Â Â *
[caption id="attachment_168166" align="aligncenter" width="614" caption="-"]
9. Banyak Cocok Sedikit Cekcok; Seni Merayakan Hidup yang Sulit & Pintu-pintu Kehidupan - Julianto Simanjuntak
Dalam sebuah pertemuan di acara Kopdar antar Kompasianer, Pak Julianto Simanjuntak atau biasa dipanggil Pak JS. Membagikan kepada kami tiga buah buku, dengan salah satunya yang terbaru adalah "Banyak Cocok Sedikit Cekcok" yang merupakan hasil kumpulan tulisannya di Kompasiana. Dalam buku tersebut banyak diuraikan mengenai jalan keluar dari inti permasalahan yang kerap dialami oleh remaja maupun pasangan muda-mudi dalam membina suatu hubungan. Pak JS yang merupakan seorang Motivator, Konselor sekaligus Dosen, banyak memberikan contoh untuk bisa terlepas dari masalah agar tidak timbul lagi yang namanya masalah. Terutama dalam membina hubungan ke dalam jenjang yang lebih tinggi yaitu pernikahan, dalam buku disebutkan bahwa dalam menikah itu tidak sekadar menyatakan rasa cinta antara pria dan perempuan ataupun saling memberi dan menerima. Melainkan untuk merekatkan suatu perbedaan dari masa perkenalan pertama (pedekate) hingga pacaran yang tentunya berbeda jauh ketika sudah menikah.
Begitu juga dengan buku "Pintu-pintu Kehidupan" yang menekankan sebuah proses itu penting dengan tidak melulu mengacu pada hasil, terlepas dari berhasil atau tidaknya. Dalam buku tersebut, Pak JS banyak memuat berbagai kisah nyata, dengan salah satunya adalah ketika beliau mendapat suatu pengalaman berharga ketika berbincang dengan Pak Jakob Oetama, presiden komisaris kelompok Kompas - Gramedia dan juga salah satu pendirinya.
Atau ketika seseorang dalam keadaan yang demikian sulit hingga tiada satupun jalan keluar yang dapat dicari untuk penyelesaiannya? Di buku "Seni Merayakan Hidup yang Sulit" dapat dibeberkan caranya berdasarkan pengalaman beliau sendiri maupun ketika mendengarkan apa yang diceritakan oleh orang lain. Selain itu dapat juga diambil suatu hikmahnya dalam manfaat bersyukur, walau apa yang kita dapatkan hanya sedikit saja. Pun begitu ketika kita melakukan perbuatan baik walau hanya setetes namun oleh orang lain bisa saja menjadi suatu keberkahan yang sangat bernilai.
* Â Â * Â Â *
12. Menulis dan Mengarang Cerpen - Winda Krisnadefa, Deasy Maria & Kampung Fiksi Dalam buku yang mengupas segala macam tata cara penulisan dan blogging untuk kaum perempuan saat diadakan acara Workshop Kampung Fiksi, bulan November 2011. Banyak disebutkan teknik untuk perempuan baik yang masih remaja hingga Ibu-ibu sekalipun untuk tetap eksis menuliskan dengan cerdas mengenai apa yang terjadi sehari-harinya dalam bentuk karangan cerpen. Seperti yang utama adalah bagaimana menentukan Tema atau ide cerita, lalu setting, plot (alur cerita), tokoh (karakter), hingga sudut pandang yang saling berkaitan dalam cerita tersebut. Kampung Fiksi yang merupakan komunitas dengan sebagian besar anggotanya perempuan, berupaya agar kaum perempuan tetap rutin menulis di sela-sela kegiatan. Supaya dengan menulis dapat menuangkan ide atau gagasannya di kehidupan sehari-hari.
* Â Â * Â Â *
Djembatan Lima, 25 Maret 2012 - Choirul Huda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H