Setiap tanggal 14 Februari, yang diperingati orang sebagai hari kasih sayang, atau Valentine. Terutama kalangan remaja dan anak-anak Abg, tentu hampir tidak melewatkan begitu saja. Dan seperti biasa, acara hari valentine dirayakan dengan penuh suka cita seperti makan berduaan di kafe dengan suasana yang romantis, nonton film bertema cinta di bioskop, atau juga tukar-tukaran kado ala anak muda yaitu boneka dan cokelat.
Yang tak kalah serunya adalah, saat malam valentine dilaksanakan suatu ungkapan perasaan cinta dari seseorang kepada pujaan hatinya. Bagi remaja, terutama pria "menembak"Â seorang gadis pada hari valentine adalah suatu pengalaman tersendiri, sebab bisa mengekpresikan langsung mengenai hari kasih sayang tersebut. Pun begitu semenjak saya masih sekolah dahulu, menyatakan rasa kepada seorang kawan perempuan tepat pada tanggal 14 menjadikannya sebagai tantangan diantara kawan sebaya. Entah itu diterima atau ditolak mentah-mentah, tidak jadi soal, sebab yang terpenting adalah keberanian berbicara pada hari yang dianggap tepat dan juga hanya setahun sekali.
Juga, perayaan valentine kurang "sah" apabila seseorang tidak menjalaninya bareng sang pacar, calon pacar atau bahkan selingkuhan. Tautan cincin di kedua jemari dari pasangan kekasih, adalah hal yang lumrah. Begitu juga dengan cipika-cipiki saat merayakan hari kasih sayang antara kedua makhluk berlawanan jenis, yang dilakukan saat suasana temaram di suatu kafe ataupun taman.
Nah yang sangat disayangkan, adalah ketika malam semakin larut dan hawa dingin telah merasuki persendian tulang mereka. Yang tadinya hanya berawal dari pegang-pegangan tangan, saling merangkul diantara keduanya, lalu berlanjut dengan kecupan tanda kasih sayang. Kemudian, karena saking merasa dekat hingga berpelukan diantara keduanya meski masih memakai pakaian lengkap.
Sudah selesai?
Belum tentu, sebab kalau kedua insan manusia sudah merasa saling menyayangi atau suka sama suka diantara keduanya. Akan berlaku sebuah kata mutiara yang terkenal, yakni dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak... Â Akibatnya, mudah ditebak hasil akhir dari sebuah suasana romantis di hari valentine berujung tragis.
Maka tak jarang beberapa tahun lalu, kita pernah mendengar beberapa berita yang menyatakan penjualan Kondom meningkat jelang hari Valentine, yang ironisnya mayoritas pembeli adalah remaja!
Meski terkesan bombastis, tetapi hal seperti itu adalah fakta di kehidupan sehari-hari yang tidak dapat kita pungkiri. Untuk sebagian mahasiswa, pelajar bahkan anak gaul yang biasa sehari-harinya akrab dengan kalangan underground, kejadian seperti ini adalah tahu sama tahu.
Bukan berarti menyudutkan remaja yang merayakannya, atau juga mengkambing hitamkan valentine itu sendiri. Sebab kita sering mendengar kisah pilu tentang beberapa anak gadis yang kehilangan mahkota keperawanan akibat terlampau melewati batas saat merayakan valentine bersama sang kekasih. Meskipun tidak semuanya terjadi tepat di hari valentine, yang bisa saja terjadi pada hari biasa, tetapi karena kurangnya pengertian dari makna hari kasih sayang tersebut yang menyebabkan sepasang kekasih buta akan segalanya justru di hari valentine.
Walau tanggal 14 Februari nanti masih lumayan lama, namun ada baiknya kita untuk menghimbau sedari dini terutama bagi yang mempunyai sanak keluarga. Bahwa merayakan hari kasih sayang boleh saja bebas, asalkan jangan sampai kebablasan...
Toh, bukannya menakut-nakuti tetapi mencegah lebih baik daripada mengobati.