. [caption id="attachment_133344" align="aligncenter" width="614" caption="Tampak Antrean Pengunjung memasuki Museum Wayang"][/caption]
*Â Â Â Â * Â Â *
Pagi tadi, setelah menginjakkan kaki di stasiun Kota, dan hendak menuju kawasan Harmoni, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Museum Wayang. Sebuah museum yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat dan bersebelahan dengan Museum Fatahillah. Saat itu, pengunjung sangat ramai, didominasi oleh kawanan pelajar. Baik itu siswa berseragam SD, SMP maupun SMA. Ada juga beberapa turis yang mengunjungi museum ini, mereka tampak antusias melihat beraneka ragam koleksi Museum Wayang, mulai dari Wayang Kulit, Wayang Golek, Topeng, Lukisan bertema Wayang, Boneka, Gamelan, dan beberapa koleksi tentang Wayang lainnya. Saya sendiri, juga sangat berniat untuk mengunjungi museum ini. Meskipun sudah tiga kali, namun tidak bosan-bosannya untuk kembali mendatangi museum ini. Mungkin karena saya sangat menggemari Wayang, mulai dari penokohan zaman Ramayana hingga Bharata Yudha berakhir. Lagipula, wayang adalah salah satu budaya Indonesia yang diakui oleh dunia. Buktinya, UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukkan boneka tak hanya ada di Indonesia, banyak negara memiliki pertunjukkan boneka, namun pertunjukkan bayangan boneka (wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Dan untuk itulah UNESCO memasukkannya dalam Daftar Warisan Dunia. (Sumber Wikipedia) Beruntung kita mempunyai Museum wayang, karena dengan begitu kita dapat mengetahui lebih dalam tentang wayang. Dari mulai wayang purwa hingga madya. Bahkan beberapa peneliti dari luar negeri, banyak yang mendatangi museum ini untuk menggali lebih dalam tentang wayang. Seperti yang saya dengar saat Pemandu wisata menjelaskan tentang koleksi wayang dengan beberapa turis yang berasal dari Belanda. Museum Wayang sendiri mempunyai koleksi sekitar 4.000 lebih, baik itu yang berasal dari Indonesia, maupun negara-negara lainnya di seluruh dunia.
*Â Â Â *Â Â Â *
Sekitar satu jam, saya mengelilingi museum wayang. Dari mulai lantai satu hingga lantai dua, termasuk ruang Masterpiece, dan ruang Gamelan. Saya paling senang saat melihat silsilah wayang purwa, mulai dari Batara Guru hingga ke Parikesit. Lalu ada juga tentang wayang Revolusi, seperti Mantan Presiden Soekarno, Mantan Wakil Presiden Muhammad Hatta, dan Pangeran Dipenogoro yang berhadapan dengan pihak Belanda. Saat saya berada dilantai dua, sedang melihat koleksi wayang dalam wujud raksasa (Tiwikrama), tiba-tiba, terdengar beberapa obrolan dari pelajar SD dan SMP. "Kak, kak... Yang ini kok mirip Son Go Ku, ya?" Tanya salah seorang anak berseragam putih merah itu kepada kawannya yang berbadan bongsor dan mengenakan seragam olahraga salah satu SMP di Jakarta. Lalu, kawannya tersebut kemudian mengatakan "Iya, dua-duanya mirip tokoh Dragon Ball ya, apalagi yang rambutnya berwarna emas, seperti Super Saiya 4..." Jawab kawannya kebingungan. Mendengar pembicaraan mereka, saya yang tepat sedang menjepret foto Sri Kresna, Langsung saja, ikut menimpali. "Bukan, Dik. Ini Tiwikrama dari Prabu Puntadewa, anggota tertua dari Pandawa Lima. Memang kalau sudah marah, ia akan merubah wujud menjadi kera putih raksasa. Ya, mirip tokoh kartun Son Goku, namun ini asli wayang gubahan Pujangga asal Indonesia..." "Oh, kirain saya ini Son Goku sedang jadi Super Saiya 4." Jawab mereka serentak. Kemudian mereka banyak bertanya tentang tokoh wayang, kebetulan sedikitnya saya mengerti tentang wayang, jadi tidak malu-maluin saat menjawab pertanyaan mereka. Untung saja di era sekarang ini, ternyata masih ada anak remaja yang mengunjungi museum wayang dan mau mengenal lebih dalam tentang wayang. Sebab kalau tidak, bisa-bisa warisan budaya Nusantara ini terkikis oleh derasnya serbuan produk luar negeri.
*Â Â Â *Â Â Â *
Setelah puas berkeliling di lantai dua, saya turun ke lantai satu, hendak pulang. Namun sebelumnya, saya menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh beberapa boneka wayang, yaitu Cepot dan Dewi Kamaratih, serta beberapa pin dan gantungan kunci dengan gambar Arjuna...
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133345" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Gatot Kaca Raksasa"][/caption] *Â Â Â *Â Â Â * [caption id="attachment_133346" align="aligncenter" width="614" caption="Memasuki Ruangan Masterpiece"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133347" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Revolusi: Presiden Ir. Soekarno, M. Hatta, dan Pangeran Dipenogoro berhadapan dengan Penjajah"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133348" align="aligncenter" width="614" caption="Keterangan Tentang Wayang Revolusi"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133349" align="aligncenter" width="614" caption="Ruang Masterpiece museum wayang"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133350" align="aligncenter" width="614" caption="Beberapa Wisatawan Luar Negeri sedang asyik mendengarkan keterangan dari Pemandu Wisata"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133352" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Pribumi dan tuan - nyonya belanda"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133354" align="aligncenter" width="614" caption="Silsilah Wayang dari awal hingga akhir"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133355" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Kresna sedang Tiwikrama"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133363" align="aligncenter" width="614" caption="Wujud Tiwikrama Puntadewa yang disangka tokoh kartun Dragon Ball...!"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133364" align="aligncenter" width="368" caption="Keterangan dari Tiwikrama Prabu Puntadewa"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133362" align="aligncenter" width="614" caption="Tampak beberapa remaja sedang antusias berpose di depan koleksi museum"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133356" align="aligncenter" width="614" caption="Sebuah Lorong di lantai satu Museum Wayang"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133361" align="aligncenter" width="614" caption="Tampak beberapa turis bule sedang asyik memperhatikan koleksi wayang"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133357" align="aligncenter" width="614" caption="Keterangan Simbol jari suatu wayang"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133358" align="aligncenter" width="614" caption="Patung raksasa Gatot Kaca di ruang Gamelan"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133359" align="aligncenter" width="614" caption="Maket pagelaran wayang oleh sang dalang di lantai dasar"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133360" align="aligncenter" width="614" caption="Aneka Pernak-pernik wayang di toko Souvenir"][/caption]
*Â Â Â *Â Â Â *
[caption id="attachment_133367" align="aligncenter" width="614" caption="Dan, inilah oleh-oleh dari Museum Wayang: Boneka wayang golek Cepot, Dewi Kamaratih, serta Pin Arjuna"][/caption]
* Â Â *Â Â Â Â *
- Choirul Huda (CH)
____________________________________________________________________________________ Foto: Dok. Pribadi. Note: Kalau Bukan Kita Yang Melestarikan Wayang, Siapa Lagi... ____________________________________________________________________________________ Tulisan Wisata Lainnya: - Menikmati Jajanan di Bursa Kue Subuh, Pasar Senen - Rekreasi ke Monumen Nasional: Murah, Meriah dan Bermanfaat - Kenangan Wisata, ke Kawasan Pesisir Selatan - Sumatera Barat Tulisan Sambungan Keliling Jakarta: - Melihat ribuan Koleksi Wayang Indonesia dan Mancanegara di Museum Wayang - Menelisik Arsip Sejarah yang Tersembunyi di Museum Gajah - Menyusuri Sudut Lorong "Gelap" di Museum Fatahillah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H