Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang (2)

2 Oktober 2011   00:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

. [caption id="attachment_133422" align="aligncenter" width="614" caption="Beberapa koleksi Wayang Kulit di sudut ruangan Museum Wayang"][/caption] Saat berkeliling di Museum Wayang, saya menemukan tidak hanya koleksi wayang dari tanah air saja. Melainkan banyak juga yang berasal dari Luar negeri, seperti India, China, Thailand, bahkan Suriname. Kalau dari Indonesia sendiri, banyak asalnya, mulai dari Jawa, Bali, Sumatera Barat, Banjar, Sasak, dan beberapa daerah lainnya. Berikut ini adalah beberapa foto yang dapat saya tangkap saat berkelana di Museum Wayang dan sedikit tambahan informasi. Sekaligus ini adalahpostingan kedua mengenai Wisata keliling Museum Wayang, postingan pertama ada disini. - Foto berurutan sesuai dengan menit disaat menjelajahi ruangan.

*    *    *

*    *    *

[caption id="attachment_133423" align="aligncenter" width="461" caption="Wayang raksasa Kumbakarna"][/caption] 1. Wayang Golek Raksasa Kumbakarna. Salah satu tokoh wayang terkenal pada masa Ramayana, bersifat Antagonis karena mengikuti Kakaknya, Rahwana, Sang angkara murka yang membuat kekacauan di muka bumi. Namun, dikenal sebagai tokoh Patriot, dan Pahlawan. Sebab ia berperang melawan Sri Rama, bukan karena membela Rahwana. Tetapi karena ia tidak sudi negaranya (Alengka) diinjak-injak bangsa asing. Suatu contoh yang sangat menarik, dari sisi kehidupan dunia perwayangan.

*    *    *

[caption id="attachment_133424" align="aligncenter" width="614" caption="Prasasti bekas sebuah gereja"][/caption] 2. Reruntuhan Bangunan Gereja. Museum wayang ini asalnya adalah sebuah gereja yang pertama kali dibangun pada tahun 1960. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini. (Sumber Wikipedia)

*    *    *

[caption id="attachment_133425" align="aligncenter" width="614" caption="Peralatan tempur Sang Dalang: Senjata tajam untuk wayang!"][/caption] 3. Peralatan Perang Wayang. Terdapat beberapa display yang memuat alat-alat perang dalam pementasan wayang, yaitu keris, tombak, pedang, hingga meriam di wayang modern.

*    *    *

[caption id="attachment_133426" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Modern"][/caption] 4. Wayang Modern. Ada yang memakai sepeda, blankon, dan lainnya. Tergantung sang Dalang, yang mementaskannya.

*    *    *

[caption id="attachment_133427" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Revolusi"][/caption] 5. Wayang Revolusi. -

*    *    *

[caption id="attachment_133428" align="aligncenter" width="614" caption="Lukisan Karna Tanding: Antara Arjuna melawan Adipati Karna, sang Kakak Tiri..."][/caption] 6. Lukisan Karna Tanding. Mengisahkan pertarungan hidup dan mati antara dua saudara tiri, satu Ibu lain Bapak. Sang Kakak, Karna, akhirnya tewas terkena panah Pasopati milik Arjuna, atau Sang Lelalaning Jagat.

*    *    *

[caption id="attachment_133429" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Golek Empat Punakawan: Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong"][/caption] 7. Empat Tokoh Punakawan. Dalam perwayangan di Jawa, terdapat tokoh Punakawan, yang dalam cerita asli India tidak ada. Ini adalah gubahan khas dari Pujangga Indonesia di masa lalu. Tokoh Tersebut adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Yang banyak terdapat dalam carangan di berbagai cerita wayang.

*    *    *

[caption id="attachment_133430" align="aligncenter" width="614" caption="Goro-goro Khayangan: Batara Guru, Batara Narada dan Dewa Khayangan lainnya"][/caption] 8. Goro-goro Khayangan Berkisah saat Prabu Niwatakawacaka, yang hendak meminang Dewi Supraba, salah satu bidadari tercantik di Khayangan Suralaya. Disinilah munculnya kitab Kakawin Arjuna Wiwaha.

*    *    *

[caption id="attachment_133431" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang"][/caption] 9. Wayang Berasal dari negeri China. Kalau di Jawa, disebut dengan Wayang Kelithik. Cara memainkannya sama dengan wayang golek, hanya berbeda sumber cerita.

*    *    *

[caption id="attachment_133432" align="aligncenter" width="461" caption="Boneka dari India dan Thailand"][/caption] 10. Boneka dari India dan Thailand

*    *    *

[caption id="attachment_133434" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka dari Prancis"][/caption]

-

[caption id="attachment_133435" align="aligncenter" width="300" caption="Keterangan tentang boneka prancis"][/caption] 11. Boneka dari Prancis

*    *    *

[caption id="attachment_133436" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka Khas Amerika Serikat: Unicorn!"][/caption] - [caption id="attachment_133437" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka dari Amerika Serikat"][/caption] 12. Boneka dari Amerika Serikat

*    *    *

[caption id="attachment_133438" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka asal Rusia"][/caption] 13. Boneka asal Rusia.

*    *    *

[caption id="attachment_133440" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka asal China"][/caption] - [caption id="attachment_133442" align="aligncenter" width="614" caption="Boneka asal China 2"][/caption] - [caption id="attachment_133443" align="aligncenter" width="368" caption="Keterangan Boneka asal China"][/caption] 14. Boneka asal China.

*    *    *

[caption id="attachment_133450" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang Kulit Purwa dari Suriname"][/caption] - [caption id="attachment_133451" align="aligncenter" width="300" caption="Keterangan Tentang Wayang Kulit dari Suriname"][/caption] 15. Wayang Kulit asal Suriname. Sejak zaman penjajahan, banyak penduduk asal Indonesia (Khususnya pulau Jawa) yang dibawa ke negara Suriname, di benua Amerika. Saat ini kebudayaan Suriname dan Indonesia, saling berkaitan. Termasuk tentang wayang.

*    *    *

[caption id="attachment_133444" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang era Kesultanan dan Koloni"][/caption] 16. Wayang Era Kesultanan dan Kolonialisme Belanda.

*    *    *

[caption id="attachment_133445" align="aligncenter" width="614" caption="Wayang China-Jawa"][/caption] - [caption id="attachment_133446" align="aligncenter" width="368" caption="Keterangan Wayang Peralihan China-Jawa"][/caption] 17.  Wayang Kulit China - Jawa dari Yogyakarta.

*    *    *

[caption id="attachment_133447" align="aligncenter" width="461" caption="Denah Kota Tua"][/caption] 18. Denah Kawasan Kota Tua.

*    *    *

[caption id="attachment_133448" align="aligncenter" width="614" caption="Jadwal Pementasan Wayang"][/caption] 19. Jadwal Pementasan Wayang Tahun 2011 Di bulan Oktober, terdapat pagelaran wayang sebanyak 4 kali, yaitu tanggal 2, 9, 16, dan 24. Wah, senangnya dapat menyaksikan pagelaran wayang, sekaligus dapat bebas memotret Sang Dalang untuk membuat reportase wisata di Kompasiana.

*    *    *

[caption id="attachment_133449" align="aligncenter" width="614" caption="Ondel-ondel khas Jakarta"][/caption] 20. Ondel-Ondel Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain. (Sumber Wikipedia)

*     *     *

- Choirul Huda (CH)

____________________________________________________________________________________ Foto: Dok. Pribadi. Sumber: Wikipedia, Situs Museum Wayang. Note: Kalau Bukan Kita Yang Melestarikan Wayang, Siapa Lagi... ____________________________________________________________________________________ Tulisan Wisata Lainnya: - Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang I - Menikmati Jajanan di Bursa Kue Subuh, Pasar Senen - Rekreasi ke Monumen Nasional: Murah, Meriah dan Bermanfaat - Kenangan Wisata, ke Kawasan Pesisir Selatan - Sumatera Barat

*  *  *

Tulisan Sambungan Keliling Jakarta: - Menelisik Arsip Sejarah yang Tersembunyi di Museum Gajah - Menyusuri Sudut Lorong "Gelap" di Museum Fatahillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun