Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FSC] Antara Sepucuk Surat Cinta (Jadul), dan Sebuah Kenyataan...

13 Agustus 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu di sebuah pelataran sebuah kampus swasta nan bergengsi di sudut pusat jakarta, terdapat tiga orang saling bertemu; Vino, Indera dan Mira sang gadis pujaan mereka berdua. Memang, Mira terkenal sebagai gadis idaman semua laki-laki, baik itu mahasiswa dikampusnya maupun teman-teman didaerah rumahnya. Ia cantik, baik hati, supel dan juga tidak pernah marah menjadikan banyak kaum Adam yang senang mendekatinya. Apalagi saat melihat Mira tersenyum dengan sebuah lesung pipit yang indah, membuat jantung kaum Adam berdebar debar melihatnya. Diantara sekian banyak pria yang mendekati, hanya Vino yang terlihat begitu gencar. Maklum Vino adalah seorang pemuda yang tampan, Ayahnya pejabat terkenal di Jakarta dan juga Ibunya seorang Pengusaha Butik mewah. Ditunjang kelebihan itu, membuat Vino merasa punya tulang punggung yang kuat untuk mendekati Mira, apalagi ia sendiri adalah seorang Mahasiswa yang lumayan cerdas dan banyak pergaulannya. Namun, setelah mendengar desas-desus bahwa Indra juga menyukai Mira, ia menjadi naik pitam. Apalagi saat menyaksikan Indra memberi Mira sebuah surat, ya Surat Cinta...!

*  *  *

Vino terlihat kurang senang melihat Mira membela Indra, "Kenapa lo memperhatikan surat jadul ini? Sedangkan sms, email dan saat chatting yang gw lakuin ga pernah sedikitpun lo balas. Giliran cuma surat sampah yang ga ada artinya ini lo malah suka...." "Vin, gw sebenarnya respek sama lo. Bukannya gw ga mau balas cinta lo selama ini, namun ini semua butuh waktu" Ujar Mira datar. "Sudah berbulan-bulan gw ngedeketin lo, namun tetap aja ga ada respon dari lo! Giliran cuma sebuah surat jadul aja, lo langsung ngerespon. Padahal apa kelebihan Indra dibanding gw? Gw punya segalanya dibandingkan Indra...!" Vino mendengus sambil matanya memandang sinis kepada Indra. Dengan dingin Mira mengatakan; "Memang dibanding Indra lo punya banyak kelebihan, namun (menurut gw) lo juga punya satu kekurangan; yaitu Gw sama sekali ga mencintai lo!" Kemudian, sambil tersenyum manis ia menambahkan, "Dan untuk Indra, meskipun hari gini masih mengirim surat jadul namun bagi gw dia mempunyai satu kelebihan yang orang lain ga punya, yaitu: Gw sangat mencintainya..."

*  *  *

Bertolak belakang reaksi antara kedua pria yang saling mencintai Mira,

antara raut kesal karena cintanya ditolak dan

wajah sumringah karena sebab sepucuk surat cinta membuat luluh pujaan hatinya.

*  *  *

Jakarta, 19:00 wib Di sebuah cafe yang terletak di daerah Kemang, di sudut selatan Jakarta terlihat sepasang muda-mudi sedang akrab berduaan. Berselang tidak lama kemudian, sosok pria itu menggumam "hanya sepucuk surat cinta yang jadul", kemudian dengan mata sayu sang wanita juga mengatakan " ya, surat cinta jadul, namun itulah cinta..." dengan suara yang mendesah lirih... Entah apa yang dipikirkan mereka berdua, dan entah apa yang mereka berdua pikirkan selanjutnya. _____________________________________________________________________________ Ditulis Oleh : Choirul Huda (114) Ilustrasi dari : Lintas Berita ______________________________________________________________________________ Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun  Cinta Fiksi dengan judul postingan: “Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana“.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun