Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mengenal Teknologi Injeksi Yamaha, Benarkah Irit BBM?

26 Desember 2011   01:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:45 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_151174" align="aligncenter" width="614" caption="Mekanik Yamaha sedang mempresentasikan alat pembersih Injektor kepada beberapa Kompasianer"][/caption] Kamis kemarin (22/12), saat mengikuti acara Talkshow Bareng Yamaha yang diadakan di Warung Solo, Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Sungguh menggoda perhatian saya pada pengenalan teknologi injeksi, maklum sebagai orang yang gaptek plus sama sekali awam tentang mesin motor. Acara ini membuat saya sedikitnya menjadi paham, mengenai teknologi injeksi tersebut. Awalnya, saya ingin memposting tulisan ini pada hari Jumat, atau sehari setelah acara berlangsung. Namun karena kurang memiliki bahan, hanya bermodalkan foto-foto saja tentunya tidak bisa menceritakan mengenai teknologi tersebut. Untungnya saat acara berlangsung, saya sempat memperhatikan presentasi yang dilakukan oleh tim Yamaha baik dalam sesi di layar maupun ketika praktek langsung, jadi sedikitnya mempunyai bekal untuk bisa menshare apa yang saya dapat dalam tulisan. Apalagi saat pergi ke Bandung, datang beberapa kawan lama yang hobi mengulik-ngulik motor. Jadinya saya pun sambil curhat nostalgia kami ditahun 2004-2009 juga bertanya-tanya mengenai apa itu teknologi injeksi. Kawan saya yang memakai Mio dan Yamaha RX King tahun 1996, motor yang jadul namun telah dimodif abis, hingga seperti motor sports, kemudian bercerita tentang teknologi injeksi yang di Indonesia baru masuk di tahun 2007 lalu, melalui Vixion. Saat saya menceritakan, kalau Vixion itu sangat irit bahkan sampai 30%, seorang kawan tertawa mendengarnya. Menurutnya, irit tidaknya pemakaian suatu motor itu relatif, ia mencontohkan Mio yang dibawanya serta RX King yang dipunya kawan satunya lagi. Meski matic di cap boros oleh banyak orang, tapi kalau dipakai dengan cara yang benar ternyata tidaklah begitu boros. Menurutnya probabilitasnya 1:50, atau satu liter bensin untuk 50 km jarak tempuh. Dan, untuk dalam kota, segitu sudah irit banget, mengingat konsumsi matic yang memakan tenaga. Begitu juga untuk RX King, untuk yang satu ini, jawaban teman saya agak nyeleneh, katanya mau boros bagaimanapun, motor yang ia pakai minumnya harus Pertamax, No Premium! Waduh... Ucap saya kebingungan saat obrolan sudah menjalar OOT (Out Of Topic). Memang untuk sebagian kalangan, tidak mempersoalkan boros apa tidaknya kendaraan mereka. Asal mereka sendiri enjoy dan juga mampu membeli ya, itu hak mereka. Kemudian kawan saya yang bekerja sebagai seorang Customer Service di salah satu perusahaan telekomunikasi di Bandung, pun menyebutkan bahwa ia sudah pernah mengikuti acara yang diadakan Yamaha di Bandung. Saat saya menampilkan foto-foto ini, ia pun menjelaskan bahwa teknologi injeksi yang dianut Vixion, sebenarnya bukan barang baru dalam dunia otomotif, toh produsen lain banyak juga yang mengadopsinya. Tetapi perbedaannya antara Yamaha Vixion dengan merk lain adalah cara pengaplikasikan sebuah teknologi pada suatu motor yang berlainan. Meski sama-sama mengklaim irit, namun untuk efisiensinya pemakaian BBM serta dampak lingkungan, Yamaha lebih unggul, karena emisi gas buangnya lebih stabil. Ucap kawan saya sambil mengklik beberapa foto di laptop yang saya jepret di acara Talkshow Yamaha kemarin. Entah benar atau tidak ucapan kawan saya itu, maklum ia fanatik dengan kendaraan berlogo garpu tala dan lagi seorang anggota komunitas motor, pasti akan terasa Subjektif kalau saya hanya mendengar perkataannya. Sebagai seorang blogger, tentunya saya tidak bisa hanya mendengar dari yang Pro saja, meski yang berbicara adalah kawan saya yang juga mengerti motor. Lalu sebagai referensi lanjutan, saya bersamanya membuka beberapa situs yang mengulas tentang teknologi Injeksi, yakni dari Kompas.com dan Otomotif.com. Saat saya menyimak beberapa halaman yang tertera di kedua situs tersebut, memang benar cara kerja dari teknologi Yamaha Mixture JET-FI (YMJET-FI) ternyata menghasilkan pembakaran yang sangat rendah disaat pemutaran mesin. Kawan saya hanya menertawakan keluguan saya, dengan berkata sudah ikut acara dan diperagakan sama tim teknisinya langsung, lalu diberitahunya, masih kurang percaya juga, sambil melihat situs tersebut. Saya hanya dapat mengelak, kalau waktu acara meski mendengarkan sampai akhir, namun kurang begitu ngeh. Maklum, kecuali ganti busi, semua tentang motor pasti saya serahkan pada bengkel saking gapteknya. Namun kini sudah tidak lagi, (minimal) jadi mengerti setelah mengikuti acara Talkshow bareng Yamaha meskipun baru sedikit tetapi setidaknya dapat pengetahuan yang bermanfaat...

*   *   *

[caption id="attachment_151176" align="aligncenter" width="614" caption="Properti Piston khas Yamaha"][/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_151177" align="aligncenter" width="614" caption="Gambar alur pembakaran dari mesin"][/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_151179" align="aligncenter" width="614" caption="Pentingnya membeli BBM di SPBU dari pada eceran"][/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_151180" align="aligncenter" width="614" caption="Pemaparan mengenai Fuel Injection"][/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_151181" align="aligncenter" width="614" caption="Keramaian kawan-kawan Kompasianer saat menyaksikan Teknisi Yamaha"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun