Ingatkah kau saat aku hampir diterabas parang penduduk setempat, dan kau mati-matian untuk membelaku. Hingga akhirnya, malah kita berdua dikejar-kejar sampai ujung tapal desa. Untung nasib baik masih menghampiri, karena kita bertemu dengan Kepala Pemuda setempat yang melerai dan akhirnya mendamaikan. Ingatkah sewaktu kita, bersama Sahabat yang lainnya rela "hanya" makan nasi putih tok! saking kosongnya, bahan makanan sehingga dengan lauk sambal terasa nikmat... Karena tempat kita terisolasi untuk keluar, akibat hujan deras... Atau saat kita bersama-sama menangkap Ular sawah dan seekor Biawak, sewaktu melintasi hutan rimba yang lebat lagi tak berpenghuni...
* * *
Atau, saat aku menghadiri tempat peristirahatan-Mu yang terakhir! Akibat over dosis... Padahal, saat malam harinya, kita masih bercengkerama dibalut kesenangan duniawi, Dan, kau lah yang menasehatiku untuk berhenti dari yang namanya lingkaran setan Namun, takdir berkata lain... Justru, kau sendiri yang mengorbankan diri sebagai Contoh. Agar aku dan lainnya, tidak terperosok sepertimu. Ah, Sampai kapanpun, Kau masih Sahabatku...
* * *
__________________________________________________________________
: Rekaman Jejak, Untuk-Mu Sahabatku...
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="sahabat, tidak hanya dalam suka dan duka"]
[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="tetapi juga dalam berbagi dan berinteraksi..."]
[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="bersosialisasi"]
* * *