Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Rahasia Ki Manteb Soedharsono Saat Mendalang

27 Mei 2014   11:24 Diperbarui: 8 November 2015   13:30 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_308636" align="aligncenter" width="432" caption="Ki Manteb Soedaharsono (foto: www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption]

Ki Manteb Soedharsono. Mendengar namanya, ingatan saya melayang pada iklan sebuah obat sakit kepala yang terkenal dengan teriakan "Pancen Oye" (sebelumnya, salah tulis yaitu, "wesewes bablas anginne"). Ya, sejak dua windu menjadi penggemar wayang, akhirnya saya bisa menyaksikan langsung aksi Ki Manteb Soedharsono. Itu setelah saya mengikuti linimasa akun twitter Kompasianer Terfavorit 2011, Babeh Helmi mengenai live streaming wayang lakon "Kumbakarna Gugur".

Beruntung, kemarin merupakan hari libur yang membuat saya akhirnya bisa mendatangi pentas Ki Manteb Soedharsono saat memeriahkan HUT ke-49 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhamnas). Dalam acara yang digelar di Gedung Lemhamnas, Jalan Medan Merdeka Selatan ini dipadati ratusan masyarakat yang ingin menyaksikan aksi Ki Manteb Soedharsono.

Meski usianya tak lagi muda, tepatnya pada 31 Agustus nanti menginjak 66 tahun. Namun, Ki Manteb Soedharsono tetap lincah. Jari-jemarinya saat menggerakkan wayang tak kalah dengan beberapa dalang muda yang saya kenal. Bahkan, Ki Manteb Soedharsono memiliki aura tersendiri yang membuat penonton seperti tersihir saat menyaksikannya.

Apa rahasia Ki Manteb Soedharsono yang tetap fit kendati saat menjadi dalang selalu berkisar sejak malam hingga subuh hari yang anginnya kencang? Bahkan, sosok yang dijuluki penggemarnya sebagai "Dalang Setan" ini pernah memecahkan catatan Museum Rekor Indonesia (MURI) 2004. Saat itu, Ki Manteb Soedharsono sukses mendalang selama 24 jam 28 menit!

"Tidak ada rahasia apa-apa. Ya, makan sehat dan teratur agar tetap konsentrasi pada waktu mendalang," ujar Ki Manteb Soedharsono sambil tersenyum. Saat itu, sosok kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah ini sedang melakukan persiapan menjelang pentas. Namun, Ki Manteb Soedharsono tetap ramah terhadap orang yang menghampirinya untuk berbincang-bincang.

Lakon "Kumbakarna Gugur" yang saat tulisan ini dibuat masih dipentaskan dengan cerita klimaks peperangan terhadap Ramawijaya. Bagi saya pribadi, sebenarnya kurang menyukai kisah Ramayana dibanding Mahabharata dengan tokoh favorit Sri Kresna dan tentunya, Wisanggeni. Tapi, menyaksikan gerakan tangan Ki Manteb Soedharsono, saat mengisahkan Kumbakarna dengan kakaknya penguasa negeri Alengka, Rahwana, membuat saya tertarik.

Terutama, saat pertentangan batin dari Kumbakarna antara tidak ingin mengikuti keinginan sang kakak yang jelas berbuat salah karena sudah menculik istri Ramawijaya, Dewi Sinta. Di sisi lain, Kumbakarna juga tidak rela negerinya diinjak-injak orang asing, dalam hal ini pasukan Ramawijaya yang akhirnya diperangi juga. Sebuah keputusan dilematis, namun dari sudut pandang saat ini sudah tepat: Nasionalisme.

Persis seperti yang dituturkan Ki Manteb Soedharsono saat menirukan suara Kumbakarna terhadap Rahwana yang dalam bahasa Indonesianya -wayang dipentaskan memakai bahasa Jawa- kira-kira seperti ini: "Baiklah, kakak Raja. Aku akan maju ke medan perang. Tapi bukan untuk menuruti keinginan hawa nafsumu. Melainkan sebagai prajurit yang ingin mempertahankan negeri ini dari serbuan musuh."

*      *      *

 

 

[caption id="attachment_308637" align="aligncenter" width="457" caption="Masyarakat yang menyemut di Gedung Lemhamnas menyaksikan lakon "]

14011359186800568
14011359186800568
[/caption]

*      *      *

 

 

[caption id="attachment_308638" align="aligncenter" width="432" caption="Berbincang sejenak sebelum pertunjukan dimulai (]

1401135997638716019
1401135997638716019
[/caption]

*      *      *


Tentang Wayang Sebelumnya:
- Catatan dari Wayang World Puppet Carnival 2013
- Yuk, Meriahkan Karnaval Wayang Dunia 2013
- E-Wayang, Solusi Mengenalkan Wayang pada Generasi Muda
- Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang (2)
- Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang

 

 

*      *      *


- Medan Merdeka, 27 Mei 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun