[caption id="attachment_310037" align="aligncenter" width="420" caption="Rafael Nadal di Prancis Terbuka 2014 (foto: telegraph.co.uk)"][/caption]
Akhirnya, duel klasik Grand Slam Prancis Terbuka 2014 yang ditunggu penggemar tenis di seluruh dunia terjadi juga. Pada laga final yang digelar di lapangan Rolland Garros, Prancis, Minggu (8/6) atau Senin dini hari WIB mempertemukan dua petenis unggulan: Rafael Nadal versus Novak Djokovic.
Bagi saya, ini merupakan final idaman karena seperti mengulangi edisi 2012 saat Nadal menekuk Djokovic (6-4, 6-3, 2-6, 7-5). Layaknya jika di Piala Dunia antara Italia versus Jerman atau Juventus kontra Real Madrid yang sangat melegenda. Kenapa, sebab, dalam satu dekade terakhir, Nadal dan Djokovic merajai blantika tenis dunia. Mereka bersama Roger Federer dan Andi Murray, dijuluki sebagai "The Big Four". Keberadaan mereka layaknya, film drama asal Taiwan, F4 dengan Meteor Garden.
Namun, tetap saja di antara empat petenis tersebut, yang bisa disebut terbaik saat ini adalah Nadal. Lantaran pria asal Spanyol itu sukses menggeser dominasi Federer yang sebelumnya sukses menjuarai turnamen bergengsi sekelas Grand Slam dan ATP World Tour Final. Meski, harus diakui secara gelar, Nadal yang sudah mengoleksi 13 trofi Grand Slam masih tertinggal dari Federer (17).
Nah, kesempatan Nadal untuk melewati atau menyamai Federer terbuka lebar tahun ini. Khususnya jika mampu menyapu bersih gelar Prancis Terbuka, Wimbledon, Amerika Serikat Terbuka. Namun, sebelum itu, Nadal harus mampu melewati adangan rival terberatnya, Djokovic di final Prancis Terbuka.
Nadal sukses melangkah ke partai pamungkas usai di semifinal membekuk petenis kebanggaan Inggris, Murray dengan tiga set unik yang berurutan: 6-3, 6-2, 6-1. Di perempat final, Nadal juga berhasil meredam runner-up Prancis Terbuka yang sama-sama berasal dari Spanyol, David Ferrer (4-6, 6-4, 6-0, 6-1).
Sementara, perjalanan Djokovic ke final sedikit lebih mudah karena  hanya menghadapi petenis papan tengah. Mulai dari Milos Raonic di perempat final dan Ernest Gulbis (semifinal). Khusus nama terakhir, bisa dibilang sebagai "Pembunuh Raksasa". Lantaran, pada babak keempat, Gulbis mampu menyingkirkan Federer hingga lima set.
* Â Â * Â Â *
Bagaimana peluang Nadal dan Djokovic di final nanti? Menurut saya yang dalam beberapa hari terakhir rutin menonton Prancis Terbuka di situs resminya baik secara langsung maupun tunda, Nadal layak difavoritkan sebagai unggulan ketimbang petenis asal Serbia tersebut.
Faktor kematangan dan pengalaman Nadal yang sukses delapan kali menjuarai Prancis Terbuka dari sembilan kesempatan sejak 2005 menjadi acuan tersendiri. Apalagi, secara head-to-head di lapangan tanah liat seperti Prancis Terbuka, Nadal selalu mampu mengangkangi Djokovic. Fakta tersebut yang membuat julukan "The King of Clay" alias "Raja Tanah Liat" absah disematkan kepada Nadal.
Bahkan, keponakan mantan gelandang Barcelona dan timnas Spanyol, Miguel Angel Nadal ini optimistis meraih Grand Slam pertamanya tahun ini. "Djokovic? Dia mengalahkan saya dalam empat pertandingan beruntun. Tapi, Djokovic tidak pernah menang saat menghadapi saya di sini," kata Nadal seperti dikutip dari laman resmi Prancis Terbuka, RollandGarros.com.
Di sisi lain, Djokovic sendiri enggan bersikap jemawa terhadap rival sekaligus sahabat dekatnya itu. Bisa dimaklumi, mengingat Djokovic seperti tahu diri terhadap kehebatan Nadal di atas lapangan tanah liat. Meski secara keseluruhan rekor pertemuanya dengan Nadal sangat tipis, Djokovic menang 19 dan kalah 22. Tapi, di Prancis Terbuka, kemampuan Djokovic seperti tak terlihat sama sekali. Terbukti, dari lima pertemuannya sejak 2005 hingga 2013, Djokovic selalu keok dari suporter Real Madrid tersebut. Persis seperti yang dikatakan Nadal.
Namun itu dulu. Sebab, Djokovic yang sekarang sudah banyak belajar dari kekalahan tersebut. Pasalnya, petenis berusia 27 tahun ini mulai mampu mengejar ketertinggalan dari Nadal di lapangan tanah liat. Itu diperlihatkan Djokovic saat mengalahkan Nadal di final Roma Terbuka (18/5) melalui duel ketat 4-6, 6-3, dan 6-3.
Pertanyaannya, apakah Djokovic mampu mengalahkan Nadal di final Prancis Terbuka, akhir pekan ini sekaligus "pecah telor". Atau, malah Nadal yang kembali menang hingga meraih lima juara beruntun sejak 2010 yang menyamai rekor petenis legendaris asal Swedia, Bjon Borg. Kita tunggu lusa nanti, yang sayangnya tidak ada satu pun stasiun televisi yang "berani" menyiarkannya.
[caption id="attachment_310036" align="aligncenter" width="390" caption="Rivalitas dua sahabat, Djokovic dan Nadal (foto: ibtimes.co.uk)"]
* Â Â * Â Â *
Koleksi Gelar (Grand Slam dan Turnamen Major)
Rafael Nadal:
1 Australia Terbuka (2009)
8 Prancis Terbuka (2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2011, 2012, 2013)
2 Wimbledon (2008, 2010)
2 Amerika Serikat Terbuka (2010, 2013)
1 Medali Emas Olimpiade Beijing 2008
Novak Djokovic
4 Australia Terbuka (2008, 2011, 2012, 2013)
1 Wimbledon (2011)
1 Amerika Serikat Terbuka (2011)
Head-to-head kemenangan Nadal vs Djokovic (pertandingan resmi, bukan ekshibisi)
Pertandingan: 22-19
Final: 12-9
Grand Slam: 8-3
Prancis Terbuka: 5-0
* Â Â * Â Â *
Referensi: RollandGarros.com, aptworldtour.com
* Â Â * Â Â *
- Jakarta, 7 Juni 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H