Saya pribadi awalnya sempat bingung karena tidak bisa memasuki areal yang 22 Mei 2010 lalu menjadi tempat peristirahatan terakhir dari istri mantan Presiden BJ. Habibie, yaitu Hasri Ainun Besari. Itu karena  menurut penuturan salah seorang Paspampres, yang berhak menghadiri Apel Kehormatan dan Renungan Suci hanyalah pejabat, undangan khusus, serta wartawan istana yang memang rutin meliput aktivitas presiden.
Beruntung, ada seorang lainnya, entah itu panitia atau Paspampres yang "berbaik hati" dengan membolehkan saya masuk. Tapi, ada dua syarat: Harus melewati pintu detektor dan digeledah, termasuk ponsel dan kamera. Serta, tidak boleh menyalakan lampu kilat saat Apel Kehormatan dan Renungan Suci berlangsung agar tidak mengganggu.
Sudah pasti, kedua syarat tersebut saya laksanakan. Meski, hasil ratusan foto yang dijepret agak buram dan hanya menyisakan beberapa yang lumayan bisa dilihat. Namun, bisa menyaksikan Apel Kehormatan dan Renungan Suci untuk pahlawan yang telah tiada pada detik-detik menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia, merupakan sebuah kebangaan tersendiri. Khususnya, sebagai blogger yang akhirnya bisa membuat tulisan langsung mengenai Presiden SBY.
[caption id="attachment_319607" align="aligncenter" width="473" caption="Kedatangan kendaraan Presiden SBY yang mendapat pengawalan superketat"]
* Â Â Â * Â Â Â *
[caption id="attachment_319608" align="aligncenter" width="491" caption="Suasana apel kehormatan dan renungan suci di TMP Kalibata"]
* Â Â Â * Â Â Â *
Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi (www.kompasiana.com/roelly87)
- Cikini, 17 Agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H