* Â Â Â * Â Â Â *
Jadi, jelas, sebenarnya secara prestasi olahraga Indonesia tidak mengalami penurunan di AG 2014. Bahkan sebaliknya, menurut saya, prestasi "wakil rakyat" kita malah semakin meningkat. Itu dapat dilihat dari sumbangsih cabang Atletik dan Wushu yang tak disangka-sangka, namun malah sukses mengerek bendera merah putih ke tiang tertinggi di Incheon.
Secara hitung-hitungan kasarnya, tanpa Perahu Naga pun, Indonesia bisa meraih empat medali emas. Bagaimana jika cabang tersebut ikut diikut sertakan? Pasti, kita bisa meraih minimal tujuh medali emas atau lebih. Bukankah, Indonesia merupakan "raksasa" di cabang Perahu Emas yang membuat negara seperti Tiongkok pun sempat khawatir.
Fakta itu yang akan dijadikan andalan untuk kontingen Indonesia agar memasukkan cabang seperti Perahu Naga dan Pencak Silat. Jika dua cabang tersebut dimasukkan serta dukungan "luar biasa" dari penonton, bukan mustahil makin banyak bendera merah putih yang berkibar di tiang tertinggi.
Tentu, kita tidak memasang target muluk-muluk menjadi runner-up seperti mengulangi pencapaian pada AG 1962 yang digelar di Jakarta dengan total 51 medali (11, 12, 28). Melainkan, kontingen kita cukup menempati posisi lima besar supaya Indonesia tidak hanya dikenal berhasil sebagai penyelenggara (tuan rumah), tapi juga sebagai peserta. Jika tercapai, itu akan membuat ratusan juta rakyat Indonesia menjadi bangga menyaksikan sang saka merah putih berkibar dan merinding ketika menyanyikan lagu "Indonesia Raya".
* Â Â Â * Â Â Â *
Artikel Sebelumnya:
- Cerita Dibalik Sekeping Emas Cabang Wushu
Referensi:
- Situs resmi AG 2014
- Fluktuasi Indonesia di AG
* Â Â Â * Â Â Â *
- Cengkareng, 6 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H