Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Riwayat Panjang Lagu "Kupu-Kupu Malam"

5 Oktober 2014   06:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:19 4046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_327365" align="aligncenter" width="491" caption="Titiek Puspa (foto: www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption]

"Dosakah yang dia kerjakan
Sucikah mereka yang datang
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menangis di dalam senyuman..."

Sepenggal lirik dari tembang lawas berjudul "Kupu-Kupu Malam" ciptaan Titiek Puspa itu sudah menjadi legenda di blantika musik Indonesia. Maklum, meski lagu itu diciptakan pada 1977, namun "pesonanya" masih tetap dahsyat. Bukan hanya karena lebih dari tiga dekade lagu tersebut tetap menjadi hit. Atau, karena sukses dinyanyikan beberapa musisi ternama di tanah air, salah satunya Peterpan yang melejit dengan album kompilasi "From Us to U" pada 2006 lalu.

Melainkan karena lirik yang terdapat dalam lagu tersebut sangat dahsyat. Yaitu, bercerita tentang seorang wanita yang menjadi kupu-kupu malam (pelacur). Menariknya, lagu tersebut tidak memvonis si pelaku, dalam hal ini pelacur tersebut yang dalam kehidupan sosial berperilaku menyimpang akibat "menjajakan" tubuhnya. Namun, dengan ciamik, Titiek Puspa seperti memperlihatkan bahwa bukan karena kehendak wanita itu ingin menjadi pelacur. Alias, karena keadaan lah yang memaksa.

Puncaknya, ketika musisi yang 1 November mendatang genap berusia 77 tahun ini menyindir sikap mayoritas masyarakat dan juga pemerintah yang kadung mencap negatif pada "kupu-kupu malam" tanpa memberikan solusinya. Itu terlihat pada bait terakhir pada tembang yang dinobatkan majalah musik ternama, Rolling Stone, dalam urutan ke-32 Lagu Terbaik Indonesia Sepanjang Masa.

"Oh apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu Tuhan penyayang umatnya
Oh apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa..."

Nah, bagaimana cerita dibalik pembuatan lagu "Kupu-Kupu Malam" tersebut? Meski sudah mengenal lagu itu sejak akhir 1990-an, saya baru mengetahuinya secara jelas riwayatnya hari ini melalui penuturan langsung dari Titiek Puspa. Itu terjadi saat saya menghadiri acara Duta Cinta Drama Musikal Oleh Titiek Puspa dan Duta Cinta di Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Dalam acara berdurasi dua jam itu, Titiek Puspa menceritakan riwayat kelam dibalik penciptaan lagu "Kupu-Kupu Malam". Menurut musisi yang memiliki nama asli Sudarwati ini, lagu tersebut diciptakan secara tidak sengaja. Berawal dari perjumpaannya dengan seorang kawan lama (kalau saya tidak salah dengar) pada 1976. Saat itu, sang kawan bercerita mengenai pahitnya masa muda akibat ditinggal lari suami. Apalagi, saat itu, kawan Titiek Puspa tersebut sudah memiliki anak.

Belum lagi utang yang dilakukannya demi memenuhi kebutuhan dirinya dan juga sang buah hati. Karena tak bisa membayar dan tidak bisa mengelak lagi dari tagihan orang yang memberi utang. Maka, pemberi utang itu mengatakan piutangnya kepada kawan Titiek Puspa lunas dengan satu syarat: Menemaninya tidur. Sekali, dua kali, tiga kali, hingga ratusan kali, akhirnya kawan Titie Puspa itu terjerumus semakin dalam ke lembah hitam menjadi "Kupu-kupu Malam".

Beruntung, akhirnya, dia bertemu dengan Titiek Puspa dan menceritakan masalahnya dari a hingga z. Apa jawaban dari Titiek Puspa mengenai curhat kawannya itu? Tidak lain hanyalah untuk berdoa dan meminta petunjuk. Meski menurut Titiek Puspa, dirinya dan kawan tersebut berbeda keyakinan (No SARA). Yaitu, Titiek Puspa muslim dan kawannya nasrani. Namun, Tuhan mereka yang memang universal tetap mendengar doa umatnya dengan berbagai bahasa dan keyakinan.

Endingnya sudah bisa ditebak. Sepekan kemudian, Titiek Puspa terkejut ketika bertemu kembali dengan sang kawan yang mengenalkan suaminya. Ternyata, suami dari kawan Titiek Puspa itu salah satu orang terhormat di negeri ini pada dekade 1970-an!

"Itulah gunanya doa kepada Tuhan yang disertai kesungguhan untuk berubah. Tuhan pasti akan mendengar permohonan umatnya jika mau berubah. Hanya, 'jawaban' dari-Nya memang tidak bisa kita ketahui kapan datangnya," tutur Titiek Puspa mengakhiri latar belakang dibalik lagu "Kupu-kupu Malam" tersebut.

*     *     *

[caption id="attachment_327367" align="aligncenter" width="491" caption="Sekitar 100 penonton di Galeri Indonesia Kaya"]

14124411081411463369
14124411081411463369
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_327368" align="aligncenter" width="491" caption="Pengisi Drama Musikal Oleh Titiek Puspa dan Duta Cinta beserta pelawak Aming"]

14124411451590325152
14124411451590325152
[/caption]

*     *     *

Referensi:
- Profil Titiek Puspa di Biografi Tokoh Indonesia
- Majalah Rolling Stone edisi 56/ Desember 2009 (koleksi pribadi)

*     *     *

Foto merupakan dokumentasi pribadi (www.kompasiana.com/roelly87)

- Cikini, 4 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun