"Saya sudah tua. Saya sudah tidak berminat lagi menjabat menteri apapun. Masih banyak anak muda yang jauh lebih baik dari saya," tutur Dahlan Iskan yang kini berusia 63 tahun. "Karena itu, saya enggan menyodorkan nama saya ke pak Jokowi. Apalagi, ikut rebutan setor muka kepada beliau. Saya sendiri menyadari saat mendukung pak Jokowi sudah di pekan terakhir yang ibaratnya jika kita naik kereta, saya berada dalam 'gerbong' terakhir."
Awalnya, saya mengira apa yang dikatakan mantan Direktur Umum PLN itu hanya guyonan atau sikap merendah. Ternyata, selang sebulan kemudian, ucapannya benar. Itu membuktikan, Dahlan Iskan memang merupakan negarawan sejati. Beliau tidak "kemaruk" jabatan sebagaimana politikus lain yang mendukung Jokowi saat kampanye pilpres lalu, kini berbalik menagihnya dengan jabatan tertentu. Baik itu secara terang-terangan atau memakai cara halus.
Sosok seperti Dahlan Iskan itulah yang patut diteladani kita semua. Pasalnya, jika mau berbicara jujur, kinerja beliau saat menjabat sebagai Menteri BUMN termasuk salah satu yang terbaik di antara sedikit kementerian di era Kabinet Bersatu II. Dahlan Iskan sukses mendobrak kesulitan birokrasi di antara anak dan cucu perusahaan BUMN agar lebih mandiri.
* Â Â Â * Â Â Â *
Sebelumnya:
Tentang "Empat Serangkai"
-Â Anomali Ahok: Pahlawan atau Pengkhianat?
-Â Jokowi, Sang Gubernur Gaul
-Â James Bond Syuting di Jakarta?
* Â Â Â * Â Â Â *
- Cikini, 28 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H