[caption id="attachment_342186" align="aligncenter" width="442" caption="Aksi Dara dalam Pendekar Tongkat Emas (foto: www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption]
Dua film fenomenal Indonesia dirilis bersamaan pada pengujung 2014. Dimulai dengan Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang serentak ditayangkan di layar bioskop pada 11 Desember lalu. Sepekan kemudian, giliran Pendekar Tongkat Emas yang diputar secara resmi (18/12).
Jujur saja, selain gembar-gembor di media, baik online, televisi, hingga cetak, serta khususnya media sosial di twitter. Sebenarnya, bagi saya kedua film tersebut tergolong biasa saja. Terutama jika dibandingkan dengan The Raid 2: Berandal yang bisa disebut sebagai film terbaik 2014. Baik dari segi cerita, pemeran, dan juga animo masyarakat.
Setidaknya menurut saya pribadi yang sudah menyaksikan tiga film tersebut dengan yang terakhir Pendekar Tongkat Emas yang memanfaatkan ketenaran Nicholas Saputra. Kebetulan, aktor yang identik dengan tatapan mata elang itu sedang jadi hit setelah "membintangi" mini seri dari lanjutan Ada Apa dengan Cinta? (AADC?) yang dibuat sebuah produk asal Korea Selatan, bulan lalu.
Tapi, yang ingin saya ulas ini bukan keberadaan Rangga dan sebagainya. Melainkan korelasi dua pasangan papan atas selebriti saat ini yang, kebetulan tampil dalam dua film berbeda. Arifin Putra dalam Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh dan Tara Basro (Pendekar Tongkat Emas).
Terus terang, saya sempat kaget dan tak habis pikir jika sang aktor, Arifin Putra, yang sebelumnya berlaku telengas sebagai anak bos mafia di The Raid 2: Berandal.Tiba-tiba menjadi kemayu saat memerankan tokoh Reuben yang merupakan pasangan gay dari Dimas (Hamish Daud). Tanpa bermaksud lain, jelas dua karakter bertolak belakang yang diperankan Arifin Putra membuktikan dirinya sebagai aktor watak layaknya Ray Sahetapy atau Onky Alexander.
Fakta itu yang saya dapat saat menyaksikan film yang diadopsi dari novel legendaris Dewi "Dee" Lestari di sebuah teater di kawasan Senayan seusai pulang kerja (14/12). Bagaimana tidak, dengan asyiknya, Arifin Putra memegang tangan Hamish Daud untuk membuat sebuah novel ilmiah. Padahal, beberapa bulan sebelumnya, banyak penggemar film yang takjub akan aksinya yang sangat ambisius untuk menjadi ketua mafia. Bahkan, saat itu, Arifin Putra yang berperan sebagai Uco, tega menembak mati Bangun (Tio Pakusodewa), ayah sekaligus atasannya.
Sementara, kekasihnya di dunia nyata, Tara Basro pun tak kalah sadis dan dinginnya saat memerankan tokoh Gerhana di Pendekar Tongkat Emas. Seolah enggan kalah pamor dibanding pacarnya yang memerankan Uco di The Raid 2: Berandal, gadis 24 tahun ini juga dengan telengas membunuh sang guru, Cempaka, yang diperankan Christine Hakim. Jika di Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, pasangan Arifin Ilham sesama pria, sebaliknya di Pendekar Tongkat Emas, pasangan Tara Basro adalah Reza Rahadian (Biru).
Menarik mencermati akting pasangan kekasih tersebut dalam dua film berbeda dalam sepekan terakhir ini. Khususnya, Tara Basro yang dingin dan ambisius karena penuh dendam saat membunuh gurunya. Tapi, ketika dirinya tewas oleh pasangan Elang (Nicholas Saputra) dan Dara (Eva Cecilia), sukses membuat puluhan penonton di sebuah teater di kawasan Cihampelas, Kamis (18/12) terhenyak, hingga berteriak "ah...".
Wajar, sebab, kematiannya meninggalkan sang putra yang kelak akan diasuh Dara. Itu seperti menjadi siklus tak berujung. Lantaran, Cempaka mengasuhnya sejak kecil disebabkan merasa hutang darah setelah membunuh orangtua Biru.
Jadi, ada kemungkinan Pendekar Tongkat Emas bakal dibuat sekuelnya atau spin-off oleh Mira Lesmana selaku produser bersama Kompas-Gramedia Studio. Atau, malah kolaborasi Miles Films dan KG-Studio lebih memilih untuk merampungkan AADC 2 yang terbukti masih diminati meski sudah lewat 12 tahun?
[caption id="attachment_342187" align="aligncenter" width="442" caption="Sosok anak Gerhana-Biru yang akan dibuat sekuel atau spin-off?"]
* Â Â Â * Â Â Â *
Resensi Film Sebelumnya di Kompasiana:
-Â 3 Nafas Likas dan Sosok di Balik Kehebatan Jenderal Djamin Ginting
-Â Antara Guardian dan Sepinya Penonton Akibat Spiderman
-Â Antara Hammer Girl, Palu, dan Senjata Unik dalam Film Lainnya
-Â The Raid 2: Ekspekstasi Berlebihan dari Film Gado-gado
-Â Magnet Titi Rajo Bintang dalam 12 Menit: Kemenangan untuk Selamanya
-Â Cinta dalam Kardus dan Ide Orisinil Sebuah Film
-Â Serunya Menyaksikan Film "Negeri 5 Menara" Bersama Kompasianer
-Â "Negeri 5 Menara" Sarat Makna dan Bukan Sekadar Film Hiburan
-Â "Negeri 5 Menara" Film yang Membuat BJ Habibie Kagum
-Â #republiktwitter, Ketika Cinta, Karir, dan Politik Berasal dari Dunia Maya
-Â Republik Twitter, Saat Jejaring Sosial Memengaruhi Kehidupan Nyata
-Â Looking For Eric: Sisi Lain Eric Cantona
* Â Â Â * Â Â Â *
Artikel Film sebelumnya:
-Â Ironi Film Indonesia: Terasing di Negeri Sendiri
-Â Komik The Raid, dari Warna Merah Menjadi Hitam Putih
-Â Kisah The Raid dalam Laga Barcelona Vs Chelsea
-Â Joe Taslim dan Wakil Indonesia di Hollywood
-Nostalgia Dua Dekade Jurassic Park
-Â James Bond Syuting di Jakarta?
-Â Catatan Film Tahun 2011: Gempuran Film Horror Berbau Esek-esek Ditengah lesunya Penonton
* Â Â Â * Â Â Â *
Artikel ini sebelumnya dimuat di blog pribadi (roelly87.com)
- Bandung, 20 Desember 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H