Mohon tunggu...
Roel Faizah
Roel Faizah Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Ilalang

Perempuan sederhana yang ingin berkarya melalui coretan pena. Berharap suatu saat masih dapat dikenal meski jantung tak lagi berdetak, meski kaki tak mampu berpijak, meski jiwa telah terpisah dari raga.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ta'Marbutah dan Aziz

15 Oktober 2022   17:29 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:36 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ta' Marbuthoh & Aziz

---

Ngajar itu sebenarnya memang melelahkan. Tetapi jika mengingat hadits Nabi yang mengatakan bahwa salah satu amal perbuatan tidak akan pernah putus pahalanya adalah ilmu yang bermanfaat, seketika lelah itu menguap. Seiring menguapnya bulir-bulir keringat yang mengalir.

Baca juga: Ilalang Layu

.

Dan jika memandang teman-teman yang mengajar di TPQ atau TK/RA, saya sedikit iri. Mengapa? Karena masa kanak-kanak lah yang ketika diajarkan sesuatu, langsung menempel di otaknya hingga kapanpun. Meski sudah tua sekalipun, saat menyanyikan balonku ada lima masih tetap hafal di luar kepala.

.

Artinya, ketika kita mengajarkan suatu kebaikan pada anak-anak balita pasti pahala akan selalu mengalir pada kita selama anak-anak tersebut melaksanakannya. Hanya saja mungkin saat ngajar memang butuh kesabaran ekstra.

Yang namanya anak kecil pasti nanti permintaannya aneh-aneh kan? (Satunya pengen pipis, satu lagi lapar, satu lagi pengen pup, yang lain lagi nangis, dll...)

.

Saat ngajar tingkat SMP stok sabarnya juga perlu ditambah. Karena anak-anak SMP yang kadang justru susah untuk dinasehati. Seperti lewat masuk telinga kanan keluar telinga kiri tidak ada yang nyantol di kepala. 

(Ada yang ngantuk, baru saja disuruh bangun sudah ngantuk lagi. Ada yang ngobrol begitu diperingatkan sebentar juga ngobrol lagi. Bahkan ada yang terlambat masuk kelas langsung mapan kepalanya di meja dengan mata terpejam.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun