Mohon tunggu...
Roe Ardianto
Roe Ardianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Roe Ardianto

Mempunyai satu istri yang baik, mempunyai satu anak yang baik dan ingin tetap menjadi manusia yang baik.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Anda Tidak Berpihak Kepada Buruh Outsourcing!

3 Mei 2014   15:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajar saja, karena Jokowi tidak mau berjanji manis-manis, bahkan komentar-komentarnya seakan tidak berpihak kepada tuntutan para buruh, maka saat unjuk rasa Hari Buruh, Kamis (1/5/2014), ratusan ribu buruh di GBK, bersama dengan 'presiden'-nya Said Iqbal, bersama dengan calon presiden tetangga sebelah kanan, berteriak nyaring mengatakan berulang-ulang; "Jangan pilih Jokowi pada Pilpres 2014", wajarlah karena Jokowi tidak mau berjanji manis kepada mereka.

Calon presiden tetangga sebelah kanan sudah banyak berjanji, walau rasanya janji-janji tersebut tidak masuk akal, tetapi masih saja nekat berjanji. Bagaimana nanti merealisasikan janji-janji tersebut ya? Apakah berencana melakukan sistem pemerintahan yang otoriter supaya janji-janji tersebut dapat terealisasi? Atau misalkan janji-janji tersebut tidak dapat direalisasikan, dengan sistem pemerintahan yang otoriter, tidak mungkin para buruh berani menagihnya kan?

Calon presiden tetangga sebelah kiri juga sudah banyak berjanji, janjinya masuk akal karena saat inipun beberapa janji-janji tersebut sudah mulai direalisasikan oleh pemerintahan saat ini yang akan 'selesai' bulan Oktober nanti. Yang menjadi masalah adalah apakah benar calon presiden tetangga sebelah kiri ini akan mau merealisasikan janji-janjinya sementara janji-janji kepada rakyat di Porong Sidoarjo, Surabaya, hingga saat ini saja masih angan-angan tanpa kejelasan.

Calon presiden Jokowi sendiri bagaimana dengan janji-janjinya? Sayangnya Jokowi tidak banyak berjanji, apalagi yang manis-manis. Lihat saja, mau mengajak berkoalisasi tapi tidak mau bagi-bagi kursi kekuasaan, Jokowi maunya bekerja sama untuk kemajuan negeri. Ditanya tentang undang-undang ketenagakerjaan tentang outsourcing, malah mengatakan jika beliau terpilih akan memerintah berlandaskan undang-undang dan konstitusi yang berlaku, bahkan katanya akan me-"revolusi mental" seluruh rakyat Indonesia!

Susahnya lagi, Jokowi tidak mau banyak bicara, jadi susah juga berharap beliau untuk berjanji, lalu kita sebagai pemilih harus bagaimana? Ya tanyakan saja kepada hati kita sendiri, apakah ingin memilih calon pemimpin yang janjinya tidak masuk akal, terlihat arogan dan terkesan otoriter? Atau calon pemimpin yang berjanji tetapi membuat harapan rakyat terkatung-katung hingga kini?

Atau Jokowi, yang walaupun janjinya irit, berkomentar kadang terkesan tidak memihak, tetapi kenyataan membuktikan sangat peduli dan perhatian kepada rakyat dan negeri ini dengan kerja dan nyata. Lebih baik tanyakan lagi ke dalam hati, karena biasanya hati tidak mau berbohong, bisa saja pikiran dan mulut kita mengatakan lain tetapi hati akan berkata jujur siapa sebenarnya calon presiden yang layak kita pilih di 9 Juli 2014 nanti. Tidak percaya? Tanyakan saja hati anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun