Mohon tunggu...
Roe Ardianto
Roe Ardianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Roe Ardianto

Mempunyai satu istri yang baik, mempunyai satu anak yang baik dan ingin tetap menjadi manusia yang baik.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, Debat, Jawaban, Tanggung Jawab

17 Juni 2014   22:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan inipun bukan hanya sekedar mengada-ada, dari 10 partai yang ada di senayan sejak 5 tahun terakhir ini, 7 partai ada di dalam pemerintahan, 3 partai (PDIP, Gerindra dan Hanura) ada di luar pemerintahan. Dari 7 partai yg saat ini ada di dalam pemerintahan SBY, 5 partai menyatakan mendukung Prabowo dalam pilpres 2014 ini, PKB mendukung Jokowi dan Demokrat belum menentukan pilihan walau fraksi Demokrat di DPR secara resmi sudah mendukung Prabowo.

Apakah mungkin Prabowo dapat ‘menambal' kebocoran 1000 trilyun tersebut dengan para pendukung oportunis yang sudah terbukti ‘menggerogoti' pemerintahan SBY 5 tahun terakhir ini? Dan sangat terbukti SBY pun sangat kerepotan dengan partai pendukungnya selama ini terutama Golkar dan PKS yang sering bermain ‘dua muka', apakah hal ini juga tidak akan terjadi di koalisi Prabowo nanti?

4. (catatan terakhir)
"Bla... bla... ini tim penasihat saya mengatakan, apapun nanti jangan pernah setuju dengan yang disampaikan saudara Joko Widodo, jangan pernah setuju, itu nasihat. Tapi saya ini bukan politisi profesional, saya..., kalau ide yang bagus saya harus bilang bagus, jadi saya tidak dengar. Saya tidak mau dengar penasihat saya, saya ya sejalan dengan saudara Joko Widodo, ya..., dan..., ya bagaimana masa harus..., harus ga setuju kalau yang idenya bagus.., ga setuju. Iya kan, maaf ya.., kali ini saya ga ikuti nasihat penasihat saya... bla... bla..."

Kutipan di atas adalah pernyataan Prabowo saat ‘menjawab' pertanyaan Jokowi mengenai ekonomi kreatif di Indonesia, menarik karena Prabowo mendukung apa yang dipaparkan oleh Jokowi dan saya mengapresiasi sikap Prabowo yang mau mengakui bahwa ide yang baik harus didukung.

Tetapi jika kita cermati, kesetujuan Prabowo itu adalah terhadap apa yang menjadi tanggapan Jokowi atas jawaban Prabowo mengenai ekonomi kreatif, tetapi dalam tanggapannya tersebut, Jokowi kembali menanyakan seperti ini; "Bla... bla... oleh sebab itu.., saya ingin kembali menyampaikan kepada bapak Prabowo, bagaimana ekonomi kreatif ini bisa dibawa ke mancanegara... bla... bla..."

Prabowo ‘menjawab' seperti yang sudah saya kutipkan di atas tetapi tidak menjawab apa yang menjadi pertanyaan Jokowi pada tanggapannya, menjadi menarik adalah apakah Prabowo tidak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara membawa ekonomi kreatif tersebut ke mancanegara, kemudian mengalihkan dengan cara menyetujui dan mendukung apa yang dikatakan oleh Jokowi, karena pada kenyataannya pertanyaan tersebut memang tidak dijawab oleh Prabowo.

Dalam konteks "jawaban yang tidak menjawab" yang dilakukan oleh Prabowo, bagi saya pendukung Jokowi, banyak celah yang dapat saya kritisi pernyataan Prabowo tersebut, di antaranya adalah;

"tim penasihat saya mengatakan, apapun nanti jangan pernah
setuju dengan yang disampaikan saudara Joko Widodo, jangan pernah setuju"

Jika benar tim penasihat Prabowo mengatakan hal tersebut, bagi saya wajar dan benar, namanya bertarung ya memang jangan mudah mengalah dengan lawan, jikapun terdesak, hadapi secara elegan. Tetapi disini kita melihat Prabowo terdesak (tidak dapat menjawab) kemudian melempar ketidak-mampuan tersebut kepada tim penasihatnya agar opini audiens terbangun dan mengatakan; "oooh..., ternyata tim penasihat Prabowo seperti itu yaaa..."

"tapi saya ini bukan politisi profesional, saya...,kalau ide yang bagus
saya harus bilang bagus, jadi saya tidak dengar. Saya tidak mau
dengar penasihat saya, saya ya sejalan dengan saudara Joko Widodo"

Disini Prabowo berharap simpati audiens kemudian membangun citra dirinya, dalam ketidak-mampuannya segera menggandeng lawan (Jokowi) agar tetap bertahan dengan mempertegas dirinya tidak ikut dalam permintaan yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun