Film merupakan sebuah gambar yang diintegerasikan  menjadi satu sehingga membentuk sebuah alur yang bergerak . Sebuah film memadukan antara audio dan visual. Fillm sendiri bukan hanya sebagai media hiburan dikala waktu senggang, akan tetapi ada banyak pelajaran yang dapat diambil karena tujuan dibuatnya film beragam dan tidak terpaku dengan tujuan hiburan.
Pada tahun 2019, Marvel Studios merilis sebuah film lanjutan dari sequel franchise Avengers, yaitu Avengers: Endgame. Film ini berkisah  tentang pahlawan super dari Marvel mencoba untuk mengembalikan setangah dari populasi manusia yang hilang akibat peristiwa snapping pada film sebelumnya,yaitu Avengers: Infinity War.
 Avengers yang merupakan gabungan dari superhero yang ada di dalam dunia Marvelpun Bersatu untuk melawan musuh tersebut yang bernama Thanos.  Film yang disutradarai oleh Russo brothers ini dibintangi oleh deretan artis papan atas seperti Robert Downey Jr, Chris Evan, Tom Holland dan masih banyak lagi. Film ini membuat para penontonya masuk ke dalam fantasi yang mencampur adukan perasaan penonton seperti senang, tegang bahkan sampai kepada perasaan sedih.
Di sini kita akan melihat film ini dari sudut pandang psikoanalisis, dalam psikoanalisis ada sebuah kondisi dari seorang individu yang akan beradu dengan sebuah kehendak dari lingkungan sosial budaya.
Di dalam teori psikoanalisis milik Sigmon Freud( Dalam Cateridge, 2015 : 279) ada tiga bagian yaitu Id, Ego, dan Superego.
Id sendiri merupakan sebuah kehendak yang tidak terkendali dari dalam diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar.
Ego sendiri merupakan akhiran dari suatu masalah yang terjadi diantara kehendak dalam diri dan kehendak dari pengaruh luar yang menghasilkan konsep pemikiran yang lebih masuk akal.
Superego merupakan suatu keadaan di mana seseorang melalui fase masalah dengan kondisi dirinya sendiri terkait dengan perilaku yang dilakukan apakah benar atau salah.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan berfokus kepada adanya seorang tokoh atau karakter bernama Iron Man atau Tony Stark. Iron Man ini merupakan salah satu karakter utama yang ada dalam film ini. Tokoh Iron Man sendiri digambarkan sebagai orang yang jenius sekaligus orang yang keras kepala dan memiliki idealis tersendiri.
Hal ini tergambar pada saat adanya dialog tokoh Iron Man maupun dalam pengambilan keputusan disaat sedang dengan berperang dengan musuh. Ia sering kali beradu argumen dengan lawan mainya, yaitu Captain America sehingga terjadi konflik-konflik yang membumbui film ini.
Ia melakukan sesuatu dengan kehendak sendiri seperti pada saat diminta bantuan untuk menyelamatkan bumi, pada awalnya Iron Man tidak mau dan memilih untuk Bersama keluarganya. Hal ini menunjukan Id dari Iron Man ini di mana ia dikuasai oleh keinginan murni dari dirinya sendiri dan tidak melihat keadaan di sekitarnya.
Pada pertengahan film, akhirnya Ego muncul dalam diri Iron Man sehingga dia mau ikut bergabung untuk melawan Thanos yang telah menghilangkan setengah populasi di bumi.Â
Lalu superego muncul pada tokoh Iron Man ini pada saat tokoh yang diperankan oleh Robert Downey Jr ini berpikir ulang bahwa orang lain tidak memiliki harapan karena orang yang dicintai hilang, sementara Tony Stark masih memiliki keluarga yang utuh setelah kejadian snapping yang dilakukan oleh Thanos.
Film ini bagi saya bukan hanya sebuah hiburan, ada makna yang terkandung dari film ini. Film ini mengandung makna kekeluargaan, pengorbanan, dan persatuan. Film ini layak ditonton, tapi jangan lupa untuk menonton semua film Marvel Cinematic Universe karena satu film dan lainya saling berhubungan.
Daftar Pustaka
Cateridge, J. (2015). Film Studies For Dummies. UK: John Wiley & Sons, Ltd.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H