Dalam Sebuah Produksi Film, dibutuhkan seseorang untuk memimpin jalannya produksi agar film bisa diproduksi dengan baik. Seseorang tersebut merupakan sutradara. Film dikerjakan dengan adanya divisi divisi yang saling berhubungan dan saling mendukung.
 Profesi Sutradara bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan skenario.Skenario digunakan untuk mengontrol aspekaspek seni dan drama.Pada saat yang sama, sutradara mengawal kru film dan pemeran untuk memenuhi wawasan pengarahannya.Sutradara juga berperan dalam membimbing kru dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sutradara bekerja bersama para kru film dan pemeran film, penata fotografi, penata kostum, penata kamera dan lain sebagainya. Selain itu ia juga turut terlibat dalam proses pembuatan film mulai dari praproduksi, produksi, hingga pasca produksi.Tidak hanya harus mengerti soal kamera dan pencahayaan, sutradara juga harus bisa mengarahkan orang banyak bahkan berinteraksi langsung dengan para talent agar hasil filmnya bisa maksimal.
Proses penyutradaraan sendiri sebagai langkahlangkah yang harus ditempuh seorang sutradara dalam memimpin dan mempersiapkan pertunjukan teater.Berikut beberapa diantaranya: Memilih Naskah dan Menganalisis Naskah.Menyusun Desain (Konsep) Pertunjukan.Mendiskusikan Naskah dan Desain Pertunjukan.Reading -- Casting -- Blocking.Menghidupkan Peran
Auteur menganggap sutradara sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam pembentukan makna dan gaya dalam sebuah film. Dengan kata lain, adegan-adegan yang ditampilkan dalam sebuah film merupakan cerminan dari perasaan dan konsep pemikiran seseorang yang menjadi sutradara dalam film tersebut.Â
sutradara yang memiliki kendali maksimal atas pembuatan sebuah film, karena selain menjadi sutradara, seseorang juga bisa menjadi penulis skenario, atau bahkan menjadi bagian dari pemrograman protagonis film tersebut. dirinya tampil dalam sebuah film. Bukan tidak mungkin ketika seorang karakter memiliki peran ganda, selama dia bisa dan mampu melakukannya (Stokes, dalam Alfathoni dan Manesah, 2007).
Jika dilihat dari pemaparan di atas mengenai Auteur Sutradara, Di Indonesia sendiri banyak yang menjadi seorang auteur, contohnya adalah Ernest Prakasa.
Ernest Prakasa awalnya merupakan seorang komedian stand up comedy atau biasa disebut dengan komika. Ernest Prakasa  mengalami kenaikan karir setelah menjadi komika, mulai menjadi seorang presenter acara TV, hingga bermain film sebagai aktor. Pada tahun 2015, ia menjadi sutradara, penulis, sekaligus aktor dalam film Ngenest. Pada tahun selanjutnya ia juga membuat film berjudul Cek Toko Sebelah di mana dia juga menjadi sutradara, bermain peran sebagai aktor, dan menulis script dari film tersebut.Â
Ernest prakasa merupakan seorang sutradara yang memiliki ciri khas untuk memasukan unsur komedi ke dalam film yang dia kerjakan, akan tetapi dia juga tetap memasukan pesan moral dan unsur serius ke dalam filmnya agar tidak menjadi 100 persen film komedi.Â
Seperti pada film Milly dan Mamet(2018) yang merupakan Spin Off dari film Ada Apa Dengan Cinta, Ernest Prakasa berhasil menggabungkan cerita dari film Ada Apa dengan Cinta yang serius menjadi film santai yang diberi unsur komedi di dalamnya secara halus tanpa kesan dipaksakan. Sebagai orang yang awalnya berprofesi sebagai komedian, Ernest Prakasa terbilang sukses di industri film dengan beberapa film yang ia sutradarai bisa mencetak penjualan tiket yang banyak di bioskop Indonesia. Selain piawai sebagai sutradara, ia juga berperan cukup baik saat menjadi seorang aktor. Dia bisa mengambil beberapa pekerjaan langsung dalam satu produksi film dan dia membuktikan bahwa dia mampu untuk melakukan itu.
Daftar Pustaka
Alfathoni Mursid Ali dan Manesah. (2007). Pengantar Teori Film. Yoygakarta: CV Budi Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H