Permasalahan mengenai pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi hal yang tak kunjung terselesaikan. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyatakan bahwa 65.71% (13.9 juta ton) dapat dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.
Pengelolaan sampah yang kurang maksimal juga masih terjadi di Desa Tlogoretno Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata kelompok 11 Universitas Muhammadiyah Gresik yang menyadari terkait problem tersebut merancang sebuah program bank sampah yang menjadi salah satu program kerjanya.
Program ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Gresik kelompok 11 Desa Tlogoretno Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Kelompok 11 sendiri terdiri dari 14 orang dari Prodi Teknik Informatika, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Psikologi dan diketuai oleh Jaemsyien Devgan Oktawijaya dari Prodi Teknik Informatika.
Nyatanya, sampah masih menjadi masalah yang cukup krusial di desa Tlogoretno. Tingginya sampah yang dihasilkan, khusunya sampah anorganik menjadi fokus utama. Adanya program bank sampah ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan guna mengelola sampah anorganik yang dihasilkan. Program ini juga sebagai sarana mengedukasi warga akan sistem bank sampah. Â
Program ini menyasar dan menargetkan Masyarakat Desa Tlogoretno, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Desa Tlogoretno sendiri terdiri dari dua dusun yakni Dusun Mboho dan Dusun Kepodang. Dalam pelaksanaan program bank sampah ini dikoordinir oleh setiap RT. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap. Yang pertama yakni tahap sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Desa Tlogoretno yang berlokasi di Dusun Mboho. Dan pada tahap kedua yakni tahap pengumpulan dilaksanakan di tiap RT pada masing-masing dusun.Â
Tahap Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Agustus 2023. Sedangkan Pengumpulan perdana ke pengepul pada tanggal 03 September 2023. Jaemsyien Devgan Oktawijaya selaku ketua kelompok berharap bahwa program bank sampah ini akan menjadi komitmen bersama dalam mengelola dan mengurangi sampah anorganik. Selain sebagai upaya pengelolaan sampah anorganik juga sebagai upaya mengubah sampah menjadi sumber daya yang memiliki nilai ekonomi.
Program ini diawali dengan sosialisasi terkait sistem pelaksanaan bank sampah. Juga ditunjuk dua RT Percontohan yakni RT 02 Dusun Mboho dan RT 01 Dusun Kepodang. Setiap rumah diberikan satu trash bag besar yang digunakan untuk menampung sampah anorganik yang dihasilkan. Sampah anorganik yang dikumpulkan merupakan sampah anorganik yang bernilai jual seperti botol, gelas plastik dll.
Selama kurang lebih sepuluh hari, warga dari tiap RT percontohan akan mengumpulkan sampah anorganik bernilai jual pada trashbag yang telah diberikan. Pada tanggal yang telah ditentukan sampah anorganik tersebut akan dikumpulkan untuk kemudian dijual pada pengepul untuk didaur ulang kembali.
Uang hasil penjualan ini akan digunakan sebagai uang bersama yang dialokasikan untuk kebutuhan RT. Setelah pengumpulan perdana akan dilakukan evaluasi terkait jalannya program ini. Trash bag yang telah dibagi akan diganti dengan yang baru apabila telah koyak atau tidak layak guna. Trash bag tidak diganti setiap pengumpulan sebagai upaya untuk tidak menambah sampah plastik. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
