Mohon tunggu...
Siti Rodliyah Eka Agustina
Siti Rodliyah Eka Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Man Jadda Wajada

Suka nulis yang ringan-ringan, yang berat biar yang lain aja :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sekelumit Kisah Menjelang Kuliah Kerja Nyata, Malang atau Malaysia?

5 September 2023   13:16 Diperbarui: 6 Januari 2024   07:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi

Setelah wawancara selesai diri ini diselimuti dengan perasaan campur aduk, di satu sisi senang karena sudah diwawancara, di satu sisi ngerasa agak kecewa karena wawancara berjalan tidak sesuai ekspektasi. Saat itu aku langsung menghubungi teman yang cukup mahir berbahasa Arab dan menceritakan kronologi saat wawancara menggunakan bahasa Arab. Hati ini merasa terhibur saat bisa bercerita dengan orang lain, tak lupa temanku memberikan dukungan dan semangat.

Hari berganti hari, tiba saatnya pengumuman peserta yang lolos mengikuti program KKN-PLP internasional. Saat itu aku sedang mengobrol santai dengan teman kamarku, tiba-tiba smartphone-ku dipenuhi dengan notifikasi dari chat WhatsApp. Ada apa ini? Aku masih tak terpikirkan perihal seleksi waktu itu setelah asyik mengobrol dengan teman sekamarku. 

Perlahan aku menggeser kunci layar smartphone-ku, WhatsApp-ku dipenuhi dengan ucapan selamat, terutama dari teman-teman sekelas dan seangkatan yang mengetahui info pertama kali. Aku lolos? LOLOS! Seketika itu teman-temanku ikut bersorak merayakan kelolosanku. Tapi, tapi tunggu dulu, mengapa terselip kata "dengan biaya mandiri" di tabel yang sejajar dengan namaku.

Ternyata semua peserta yang lolos seleksi wawancara berhak mengikuti program ini, namun dengan catatan satu orang dari satu prodi lolos dengan beasiswa, sedangkan lainnya lolos dengan biaya mandiri. Aku adalah salah satu peserta yang lolos dengan biaya mandiri di program yang bertempat di Malaysia.

Bagaimana ini? Aku mengabari orang tuaku yang berada di Gresik untuk berdiskusi lebih lanjut apakah aku tetap mengambil program ini dengan biaya mandiri? Aku sempat bimbang untuk memilih. Urusan finansial memang begitu krusial, aku juga menghubungi temanku yang pernah mengikuti pertukaran pelajar di Malaysia.

Aku menghubungi dosenku untuk mempertimbangkan lebih lanjut, beliau adalah salah satu orang yang merekomendasikanku untuk mengikuti program yang pertama kali diselenggarakan ini. Setelah aku mendapatkan informasi dari banyak orang serta mempertimbangkan berbagai aspek dan kemungkinan yang ada, karena waktu untuk melakukan pendaftaran ulang cukup mepet, akhirnya ... akhirnya apa? 

Akhirnya, aku memilih untuk TIDAK melanjutkan proses daftar ulang program ini. Jujur saja, aku tidak bisa mementingkan egoku sedangkan ada keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang adik yang juga membutuhkan pembiayaan, ya, dan kita adalah keluarga pas-pasan, kebetulan aku adalah anak pertama. Pembaca yang menjadi anak pertama pasti tahu bagaimana perasaan saya waktu itu?

Bukan tidak mau mengusahakan, tapi menurutku ada banyak jalan menuju Roma (Malaysia). Mungkin tidak hari ini, tapi suatu saat nanti disaat aku sudah siap dengan finansial dan syukur-syukur kalau dapat beasiswa fully funded hehehe. Untuk tiket pulang pergi Surabaya-Malaysia mungkin bagi sebagian orang adalah nominal yang tak cukup besar, tapi bagi saya itu cukup besar dengan waktu yang demikian singkat serta meminimalisir risiko hutang. Toh, masih banyak program KKN lainnya. 

Baiklah, tidak apa-apa. Kemudian saya menghubungi pihak terkait untuk menginformasikan pengunduran diri saya dari program KKN-PLP Internasional. Saya berlapang dada dan tetap optimis bahwa suatu saat nanti saya pasti bisa menjejakkan kaki untuk belajar di negeri orang, bukan hanya Malaysia.

Saat perkuliahan masuk sebagaimana semestinya, teman-teman saya mengira jika saya akan berangkat ke Malaysia, banyak yang mengucapkan selamat secara langsung. Terima kasih banyak teman-teman, namun jawaban yang keluar dari mulutku tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, mohon maaf aku mundur dari program itu karena diterima dengan biaya mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun