Yakin dengan apa yang dikatakan pokok-pokok penting dari pendidikan, dia dengan teguh dan tegas menekankan bahwa seorang anak harus mempelajari nilai-nilai itu.Â
Apabila dia tidak percaya bahwa seluruh kurikulum harus ditentukan, maka ia paling sedikit akan percaya bahwa sebagiannya haruslah ditentukan.Â
Di dalam kurikulum tradisional dia menemukan hal-hal klasik tertentu dalam kesusasteraan, matematika, agama, sejarah, ilmu pengetahuan eksakta dan lain-lainya yang mana nilai-nilainya bebas terlepas dari ikatan tempat dan waktu di mana ia mempelajarinya. (Ali, 1987)
Keanekaragaman dalam minat dan kepentingan seorangmurid memang dihadapkan, akan tetapi kesempatan adanya variasi yang demikian itu, meskipun pernah, tetapi jarang sekali terjadi---bahwa dia mendahului hal-hal yang pokok (essensial) itu.Â
Apabila seorang anak mempunyai kesenangan yang sejati terhadap hal-hal yang pokok, adalah baik dan bagus. Tetapi apabila tidak, maka haruslah diadakan tekanan untuk memebawa anak tersebut untuk dapat ke arah tersebut.Â
Di dalam proses belajar, tidak perlu ada kekhawatiran bahwa kebebasan pendidikan akan ditolak atau dihilangkan. Sebagai ganti bahwa kebebasan pendidikan itu akan dipergunakan sebagai jalan saja, maka ia dapat dijadikan untuk menjadi tujuan akhir, atau hasil dari proses pendidikan.Â
Kebebasan itu dapat dipandang sebagai hadiah yang memang pantas untuk diterima oleh seorang pemuda yang sudah belajar untuk mendisiplinkan dirinya, dengan cara menguasai pengalaman bermasyarakat dari orang-orang yang lebih tua.Â
Dengan mengambil masalah-masalah pokok pendidikan itu dari tradisi akan menimbulkan implikasi sosial yang kuat untuk suatu filsafat pendidikan. Adapun kekuatan utamanya terletak pada kepercayaan yang terdapat dalam pengalaman orang lain pada waktu yang berlainan pula.Â
Sehingga pendidikan itu harus berpusat pada otoritas internal peserta didik beserta sekelumit potensi yang dimilikinya. (Ali, 1987)
- Eksperimentalisme
Eksperimentalisme merupakan aliran filsafat yang sistematis. Aliran ini menonjol dikarenakan mendasarkan pemikiran filsafatnya pada segi negatif dari pemikiran yang asasi (fundamental), yaitu menentang dan menolak paham-paham filsafat sebelumnya yang subjek-sentris dengan penalaran deduktif.Â
Aliran ini di dalam filsafat pendidikan merupakan suatu metode dari pengetahuan modern yang sifatnya begitu umum hingga dapat melingkupi segala aspek kehidupan manusia. Dia memulai langkah filsafatnya dengan "pengalaman" yang senantiasa kita temukan di dalam berbagai fase dan aspek kehidupan.Â