Mohon tunggu...
Nurfitri Rodhiyati Saputri
Nurfitri Rodhiyati Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas Muhammadiyah surakarta, program studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Mahasiswi, suka buku

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PMO dan Bagaimana Menanggapinya

20 Juli 2024   15:00 Diperbarui: 20 Juli 2024   19:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PMO adalah singkatan dari Porn, Masturbation, and Orgasm (Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme). Istilah ini sering digunakan dalam konteks diskusi tentang kebiasaan atau kecanduan terkait konsumsi pornografi dan praktik masturbasi. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari masing-masing :

Pornografi: Materi yang dirancang untuk membangkitkan gairah seksual, seperti video, gambar, atau teks yang eksplisit secara seksual.

Masturbasi: Stimulasi diri pada alat kelamin untuk mencapai kepuasan seksual.

Orgasme: Klimaks seksual yang biasanya diikuti oleh perasaan relaksasi dan pelepasan ketegangan seksual.

Pmo biasanya terjadi ketika seseorang merasa jenuh atau kesepian  akan sesuatu sehingga mencoba hal baru untuk mengatasi kebosanan dengan perantara internet dan teknologi yang mudah untuk diakses.  Beberapa orang juga menggunakan pmo sebagai alasan penasaran akan sesuatu. 

Hal disebabkan karena ajakan teman untuk mencoba hal baru atau karena  berada di pergaulan yang salah. Rasa penasaran yang besar membuat seseorang ingin mencari tau dan bahkan mencoba. 

Hal ini menjadikan seseorang sebagai hal yang biasa yang menjadikannya kecanduan. Cukup..Berhenti! Banyak dari kita yang memiliki masalah dan kecemasan yang berbeda-beda entah itu masalah individu atau sosial. Tapi jangan hancurkan diri sendiri  dengan kecanduan pmo.  Bagi  yang sudah terjerumus, berhentilah! Memang sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruk  apalagi kecanduan. 

Mengatasi kebiasaan PMO yang berlebihan sering memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk kesadaran diri, perubahan perilaku, dukungan sosial, dan kadang-kadang bantuan profesional seperti terapi atau konseling. Menemukan keseimbangan yang sehat dan mengidentifikasi penyebab mendasar adalah langkah penting dalam mengatasi masalah ini. 

Menghentikan pmo memang bukan hal yang mudah dan gak instan. Pasti ada proses, pasti ada rasa kecewa akan diri sendiri. Dan bahkan putus asa untuk mencoba. Kadang pernah mencoba, tapi gagal lagi. It's okay, kamu sedang ditahap untuk berubah.

Langkah-langkah yang harus diakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan ini:

1. Mengidentifikasi faktor yang memicu munculnya kebiasaan pmo. Yaitu dengan mencari penyebab mengapa kebiasaan ini bisa muncul.

2. Membatasi segala akses yang memicu munculnya pornografi. Yaitu dengan memblokir semua akses entah itu dari segi video atau apapun yang dimana berisi konten-konten yang buruk.

3. Mengelola waktu sebaiknya. Mulailah mengurangi waktu didepan layar hp dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih baik. Seperti melakukan hobi positif, ataupun melakukan kegiatan bersama dengan teman, keluarga dan orang-orang yang  dicintai. Hal ini dapat mengurangi rasa kesepian dan kejenuhan.

4. Mengelola pikiran dan emosi. Emosi dan stress adalah salah satu faktor munculnya pmo.  Mulailah dengan melakukan olahraga atau yoga untuk mengelola emosi. Bisa juga dengan cara menulis jurnal atau catatan sebagai perantara dalam menyalurkan perasaan dan emosi. 

5. Melakukan pendekatan dengan kesehatan mental. Yaitu dengan melakukan konseling atau terapi. Bisa juga melakukannya dengan orang-orang terdekat yang memahami keadaan tanpa menghakimi.

6. Memperkuat diri dengan motivasi  dan komitmen akan suatu hal. Tetap fokus dengan alasan mengapa harus berhenti dengan kebiasaan ini. Dan juga menguatkan tujuan sebagai acuan dan arah untuk menjadi lebih baik.

Jangan hakimi dirimu dengan adanya kesalahan. Kekecewaan yang berlebihan menjadikan kamu lelah untuk berubah.Teruslah mencoba untuk berubah menjadi lebih baik. Hingga kita sampai diposisi dimana kita capek untuk berbuat dosa. Gak apa-apa, semua orang pernah melakukan dosa. Semua manusia adalah pendosa. Dan sebaik-baik pendosa adalah mereka yang bertaubat dan mencoba menjadi lebih baik. Jangan takut dan sedih. Hidayah tidak datang sendiri, kadang diri sendiri yang harus menjemputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun