Mohon tunggu...
Rodame Napitupulu
Rodame Napitupulu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Seorang ibu, memiliki tiga orang anak, senang menulis dan ingin berbagi melalui tulisan. Kini berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Salam sehat dan sukses selalu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Membangun Kualitas Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja Indonesia Dimulai dari Keluarga

24 Juli 2016   22:21 Diperbarui: 24 Juli 2016   22:28 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga adalah Awal dari Dimulainya Sebuah Kehidupan Anak (Dok. Rodame)

Menyibukkan remaja dalam berbagai kegiatan positif yang dilakukan oleh MAN 1 Padangsidimpuan di bawah ini juga bisa menjadi cara untuk menjauhkan remaja dari permasalahan pergaulan yang salah. Sebagai orangtua mungkin kita merasa itu sangat melelahkan tapi sebenarnya cara tersebut adalah cara yang cukup ampuh untuk mengawasi anak di usia remaja.

Kalau fondasi yaitu keluarga sudah kuat ditambah lagi lingkungan sekolah yang positif maka minimalisasi akibat buruk dari pergaulan bisa dilakukan. Di MAN 1 Padangsidimpuan, semua murid selain disibukkan dengan berbagai kegiatan positif juga diberi pendidikan akhlak dengan sebanyak-banyaknya.

Mereka banyak belajar agama dan mendalaminya agar dapat mempraktikkannya secara benar dalam kehidupan sehari-hari. Lagi-lagi, tujuannya adalah sebagai bekal dan benteng remaja kelak dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Perpaduan antara keduanya memang sangat perlu untuk membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja.

Kegiatan olahraga di MAN 1 Padangsidimpuan (Dok. Ratna)
Kegiatan olahraga di MAN 1 Padangsidimpuan (Dok. Ratna)
Beberapa waktu yang lalu, adik ipar saya yang duduk di bangku SMP juga mengikuti kegiatan sosialisasi seputar kesehatan reproduksi dan bahaya pergaulan bebas di usia remaja. Dia cukup antusias meskipun kelihatannya juga masih merasa malu menceritakan hasil dari sosialisasi di sekolah tersebut.

Tapi, saya mengapresiasi usaha organisasi maupun badan usaha milik pemerintah dalam mengedukasi remaja perihal kesehatan reproduksi. Sosialisasi memang sebaiknya dilakukan secara rutin. Semakin sering sebenarnya semakin baik sehingga mereka terus diingatkan untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Ini juga salah satu cara yang efektif dan efisien dalam membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja di Indonesia. Kerjasama antara sekolah dengan berbagai pihak dalam menekan akibat buruk dari minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan mental sangatlah dibutuhkan.

Jangan lupa, fondasi atau dasar utamanya tetaplah harus dimulai dari ‘keluarga’ dimana anak yang berada dalam keluarga yang baik, akan lebih mudah dikontrol. Dikontrol dalam artian menjadi lebih bertanggungjawab dalam mengambil keputusan apapun dalam hidupnya. Jika sudah demikian, maka faktor pendukung lainnya yang ikut berperan dalam membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja seperti penanaman moral lewat pendidikan agama, pergaulan dengan teman-teman, guru dan dukungan sekolah serta lingkungan dimana ia dibesarkan dan bertumbuh akan mengiringi hal-hal baik lainnya dalam hidupnya.

Keluarga adalah Awal dari Dimulainya Sebuah Kehidupan Anak (Dok. Rodame)
Keluarga adalah Awal dari Dimulainya Sebuah Kehidupan Anak (Dok. Rodame)
Anak pada masa remaja bisa dibilang berada dalam masa labil, mudah dipengaruhi dan mudah juga terjebak. Jika hal-hal tersebut terjadi bukan berarti akhir dari segalanya justru peranan kedua orangtualah yang dibutuhkan disini. Perlu diketahui bahwa masa remaja bisa jadi sangat menyenangkan, penuh prestasi dan membanggakan asalkan kita bisa mengambil keputusan yang tepat.

Proses pengambilan keputusan di usia remaja memang tidak mudah, karena itu mereka membutuhkan hubungan yang baik dengan orangtua untuk bertanya perihal apapun terutama yang terkait dengan perubahan-perubahan fisik dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Kesehatan reproduksi dan mental remaja sangat tergantung pada seberapa besar pemahaman dan pengetahuan yang diperolehnya terutama dari kedua orangtuanya sendiri.

Senyum Bahagia Remaja Indonesia yang Menerima Kelulusannya -MAN 1 Padangsidimpuan (Dok. Rika)
Senyum Bahagia Remaja Indonesia yang Menerima Kelulusannya -MAN 1 Padangsidimpuan (Dok. Rika)
Masih tabu membicarakan seks pada anak sejak dini? Seharusnya tidak. Justru ketika anak bertanya pada tempat yang salah akan fatal akibatnya. Pendidikan seks kini adalah pengetahuan wajib bagi anak.

Anak-anak yang dibekali dengan pendidikan seks akan lebih memahami dan aware terhadap berbagai perbuatan yang nantinya bisa berdampak buruk dalam hidupnya. Masa remaja adalah masa dimana anak banyak ingin coba-coba. Jadi, jangan sampai mereka tersesat karena merasa tidak menemukan tempat bertanya seputar kesehatan reproduksi ya.

Sebagai penutup saya ingin sekali menyampaikan bahwa pada dasarnya anak terlahir dengan bersih dan suci, ketika mereka tumbuh menjadi kanak-kanak hingga menjadi remaja, orangtualah yang memberikan 'warna' dalam hidupnya.

Masa remaja adalah salah satu fase terpenting dalam kehidupan seorang anak dimana kualitasnya sebagai seseorang yang bertanggungjawab untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mental dapat tercermin dari bagaimana ia mampu melalui masa remajanya. Namun demikian dukungan penuh agar masa remaja dapat dilalui dengan penuh kebahagiaan sangat dibutuhkan, karenanya mari kita jadikan 'keluarga' sebagai tempat terbaik untuk masa transisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun