Mohon tunggu...
Rocky Saputra
Rocky Saputra Mohon Tunggu... -

Seorang wni yang sipit,meminjam istilah ahok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jadikan "Kisah Ahok" menjadi "Kisah Biasa"

15 April 2016   01:11 Diperbarui: 15 April 2016   01:17 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan anggota Teman Ahok ataupun affiliasinya. Namun saya tertarik untuk berpendapat mengenai apa yang terjadi, walau saya tidak pernah menganggap bahwa saya adalah "pengamat politik".

Sudah tidak aneh, bilamana banyak berita yang meliput Pak Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta. Bahkan tv manca negara pun mewawancarai beliau, padahal beliau bukanlah seorang pemimpin negara. Dia hanyalah satu dari puluhan gubernur di Indonesia. Memang dia seorang Kristen dan Tionghoa. Tapi rasanya kalau cuma kedua faktor itu (agama dan ras) yang membuat dia menjadi sosok yang terkenal, rasanya kok sempit sekali menilainya. Perlu diingat juga bahwa ada yang "satu ras" dan "satu agama" dengan Ahok, ternyata membenci Ahok.

Tentunya ada faktor lain yang membuat dia menjadi sosok yang diidamkan dan terkenal. Salah satunya adalah "upload" video rapat pemerintah daerah agar ada keterbukaan, mencari cara agar ada rusun bagi warga DKI yang dipindahkan karena bermukim di tanah negara, membuka keganjilan didalam hal budgeting serta merevitalisasi fungsi waduk di Jakarta (yang saya sendiri sebagai warga Jakarta, baru sadar kita ada beberapa waduk)

Walau begitu, perlu diingat, bahwa Ahok itu adalah manusia biasa. Sehingga ada juga mungkin sifatnya yang konon tidak sesuai dengan budaya timur. Suaranya yang keras dan pemilihan kata yang (konon) kasar ketika berbicara mengenai hal hal tertentu, membuat beberapa orang mengatakan Ahok tidak sopan. Namun saya tidak mau menulis perihal etika pada kesempatan ini.

Bilamana melihat alasan orang orang menyukai gaya kepemimpinan Ahok , akan muncul beberapa alasan, misalnya : mereka percaya Ahok jujur, membela rakyat, berani menyatakan kebenaran, tegas kepada oknum yang beritikad buruk, menyediakan jalur komunikasi (via sms ataupun media sosial) agar rakyat dapat menyampaikan keluh kesah mereka erta hal hal lain. Ahok juga merubah layanan publik dari pemerintah daerah Jakarta, agar dapat melayani dengan baik dan tanpa pungli alias pungutan liar.

Alasan Alasan diatas dan juga mungkin alasan lainnya, adalah hal yang sangat wajar didambakan oleh rakyat terhadap pemimpin mereka. Pemimpin / Pejabat Publik yang berusaha untuk melayani rakyatnya dengan patuh kepada Undang Undang.
 Namun sepertinya hal hal tersebut sepertinya tidak ditemui atau dengan kata lain , Sulit alias Langka, dicari di bumi pertiwi ini.
 Di negara ini tidak aneh bilamana ada Gubernur , Jaksa , DPR serta aparat negara masuk koran karena ditangkap KPK ataupun Polisi karena Korupsi.

Ini adalah Pekerjaan besar bagi bangsa ini, untuk membentuk dan mendidik , generasi muda agar menjadi pemimpin yang berkarakter dan patuh kepada undang undang.

Menjelang Pemilihan Gubernur Jakarta pada 2017, Yang kita lihat sekarang, banyak pribadi pribadi yang mau menjadi gubernur alias menggantikan Ahok, dengan tujuan "menggantikan ahok" bukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada rakyat yang lebih baik dibandingkan Ahok.  Sayangnya salah satunya sudah tertangkap KPK, dan yang lain namanya masuk didalam Panama Paper , walau memang semuanya tidak dapat dikatakan bersalah sampai pengadilan memberikan vonis bersalah.

Kembali lagi kepada sosok pemimpin yang didambakan Rakyat, ini adalah saatnya merenung bahwa bangsa yang besar ini, ternyata sangat membutuhkan pemimpin yang patuh kepada Undang Undang , dan melayani rakyat dengan terobosan terobosan yang bermanfaat. Serta mungkin juga bisa ditambahkan rela mati dan di-kambing hitam-kan tanpa ada pejabat lain yang berani membela.

Populasi Indonesia sudah melebihi 250 juta dan terus bertumbuh. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka diperlukan juga penatalayanan yang baik agar bangsa ini dapat menjawab tantangan tantangan dimasa depan. Semuanya tentu dimulai dengan strategy yang baik dan benar, serta dijalankan dengan baik dan benar oleh para pemimpin yang mengemban amanah tersebut.

Bangsa ini memiliki banyak rencana ataupun strategy (walaupun ada yang dipertanyakan kegunaannya bagi rakyat) namun karena banyak pemimpin yang tidak patuh kepada hukum serta berhati melayani rakyat dengan baik dan jujur, maka akhirnya implementasi gagal karena kebijakkan mereka dapat dialihkan dengan ditukar "hadiah" yang menggiurkan dari pihak yang berkepentingan (alias Korupsi).

Kembali ke Ahok. Maka sebenarnya salah siapa, si Ahok menjadi sosok yang terkenal ?

Sebagian "kesalahan" itu , bisa kita limpahkan kepada (sebagian) Pemimpin daerah yang dipercaya oleh rakyat, dan kemudian mengkhianati kepercayaan tersebut, sehingga merugikan rakyat (ironisnya tidak sedikit yang sampai hari ini tidak tertangkap).
Sebagian lagi juga kepada pemimpin daerah yang tidak melakukan perubahan apapun. Bahkan mungkin sibuk (misalnya) bermain sinetron dan hal hal yang tidak berkaitan dengan tugas mereka sebagai pelayan publik.

Rasa pesimis akan adanya pemimpin yang mau bekerja buat rakyat, merupakan salah satu faktor yang layak "disalahkan".

Sehingga ketika ada pemimpin yang berani dikonfrontir kekayaannya , yang berani berdebat demi kepentingan rakyat , membuat terobosan untuk membuat rakyat hidup lebih mudah, menegakkan undang undang (walau memang terkadang dianggap mengesampingkan kemanusiaan -- padahal seharusnya diingat hukum berlaku adil dan tidak melihat apakah subjek yang terkena efek itu adalah kaya atau miskin serta beragama tertentu atau apapun itu--) , maka ini membuat geger perkancahan politik di tanah air.

Maka tugas bersama kita adalah menemukan , membentuk dan mendukung para individu individu yang mau tunduk kepada undang-undang / hukum untuk mau menjadi para pemimpin di bangsa ini.

Jangan silau kepada individu  karena keterkenalan, kegantengan atau faktor yang tidak penting lainnya.

Pendidikan Karakter yang baik juga harus dilakukan sedini mungkin,  didalam kehidupan sehari hari, bukan saja di sekolah, namun dalam lingkup keluarga dan kegiatan sehari hari.

Karena generasi muda ini merupakan harapan bagi negara kita di masa depan.

Sehingga di masa depan, kisah Ahok akan menjadi kisah biasa, karena para pemimpin di Indonesia mempunyai karakter yang melayani dengan hati dan takut akan hukum, dan tidak lupa apalagi melanggar sumpah jabatan yang diucapkan sesuai agamanya.

 "Kisah Ahok" kelak harus jadi "Kisah Biasa"
 Majulah Bangsa Indonesia

 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun