Bosan rasanya melihat perdebatan ,siapa yang harusnya layak menjadi presiden RI pada 9 juli 2014.
Lebih enak rasanya melihat piala dunia brazil yang menegangkan dan tidak ada kampanye gelap,kecuali listriknya padam,maka suasana pertandingan akan gelap gulita.
Namun piala dunia tidak membawa efek besar kepada kita, kecuali kalau kita pejudi yang menang taruhan.
Disisi lain, pilpres 2014 pasti akan memberikan efek yang dirasakan, baik itu positip ataupun negatif.
Lalu apa pilihan saya ?
Sebagai orang yang "sipit" dan termasuk minoritas, dianjurkan mengikuti ahok (setidaknya melalui suatu blog yang saya baca) untuk memilih prabowo.
Saya mengingat,beberapa tahun lalu, Ahok datang ke gereja kami di kelapa gading,menjelaskan visi misinya yang baik. Terus terang saya pesimis , pola pikir Ahok yang baik, dapat diterima oleh sistim pemerintahan yang korup. Bersyukurlah saya salah, karena kemudian mayoritas rakyat Jakarta memilih Ahok sebagai wagub.
Pencapaian yang baik terus diraih Ahok didalam pemerintahan. Sehingga menuai buah buah kebaikkan. Hal yang positip bagi negara.
Namun apakah dengan demikian, kita yang sipit dan beragama minoritas harus mengikuti langkah Ahok,memilih Prabowo sebagai Presiden Indonesia?
Saya yakin Ahok sendiripun akan menjawab Tidak.
Pola pikir serta pengalaman dan informasi yang didapat dan dirasakan setiap orang , tidaklah sama. Walaupun matanya sipit,bukan bearti sudut pandangnya sama.