Creatiocontinua melibatkan manusia untuk menjadikannya sebagai panggung penciptaan sekaligus pemeran pendukung dalam aksi menciptakan. Akal budi dan kemampuan membangun suatu proyek Meteaverse merupakan gambaran ketika peristiwa Air Bah. Manusia yang berimajinasi untuk menciptakan metaverse (virutalreality) dengan akal budi yang ada maka terciptalah metaverse. Konteks pandemi misalnya merupakan suatu fenomena bencana dan manusia harus melindungi dan berlindung dari bencana ini. Maka VirualRealitymerupakan bahtera bagi gereja untuk mengambil sikap dan menaungi warga jemaatnya berlindung dari bencana ini. Sesampai pada surunya bencana ini maka gereja harus keluar dari bahtera itu dan kembali menjalankan hari-hari pelayanannya.
      Nuh di berikan mandat oleh arsitek ilahi dengan panjang, lebar dan tinggi bahtera Nabi Nuh sendiri tidak pahamapa maksud dari suruhan itu. Di lain sisi berfirmanlah Tuhan  kepada Nuh: "Mauklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu......... dari segala binatang yang haram engkau harus mengambil tujuh padang....... Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya.... Masuklah Nuh kedalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan istrinya dan istri anak-anaknya karena air bah itu" (Kejadian 7:1-7). Dengan kata lain, sifat gereja VR sebagai komunitas dari umat Allah yang dibuat hidup oleh Roh Allah berinteraksi dengan mereka dan Gereja tradisional tetap memperttahankanke-otentikanya yang valid karena memiliki sifat universalitas dengan mengakui keyakinan yang sama namun yang membedahkananara bahtera VR dan Tradisional ialah memiliki kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas untuk menjadi relevan dan misional dalam budaya kontemporer.[10]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H