Hatta adalah seorang ahli ekonomi terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Bung Hatta memiliki pemikiran untuk melakukan pembangunan Indonesia dengan mewujudkan kemakmuran dan keadilan yang merata bagi rakyat sesuai dengan pasal 33 UUD 1945.Â
Inti dari pemikiran Bung Hatta sendiri terdiri atas dua aspek pokok, yaitu transformasi ekonomi dan transformasi sosial (economics and social transformation) yang ia nilai merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.Â
Pemikiran ekonomi Bung Hatta menghubungkan teori ekonomi, realitas, dan keinginan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Hattanomics sendiri memiliki tiga pilar utama yaitu: penguasaan aset oleh negara, kontrol terhadap swasta, dan tumbuhnya perekonomian rakyat yang mandiri.Â
Bung Hatta memiliki pandangan bahwa penguasaan negara atas aset nasional bukan hanya pada produksi listrik, telepon, air minum, dan kereta api, tetapi juga kekuasaan atas industri-industri pokok seperti pertambangan, kehutanan bahkan perbankan. Sehingga negara benar-benar memegang semua cabang produksi yang "menguasai hajat hidup orang banyak".Â
Untuk merealisasikan hal ini, Negara boleh menggunakan pinjaman dari luar negeri dengan beberapa persyaratan, yaitu hutang harus bisa diangsur dari kelebihan produksi sehingga tidak mengurangi pendapatan negara dari pajak.Â
Selain itu yang sangat penting adalah harus ada pengalihan keterampilan pengelolaan perusahaan dari tenaga ahli asing kepada tenaga lokal. Akhirnya, agar bisa mengubah kebijakan perekonomian pada masa penjajahan Belanda, Bung Hatta terjun ke dunia politik.Â
Dengan latar belakang penyusun UUD 1945, Bung Hatta berusaha sekuat tenaga untuk memasukkan ekonomi kerakyatan sebagai prinsip dasar sistem perekonomian Indonesia. Mohammad Hatta berusaha menciptakan ekonomi yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancaila dalam kegiatan ekonomi.Â
Karena penjajahan yang terlalu lama menindas Indonesia selama 3 abad membuat masyarakat Indonesia trauma akibat pemerasan, kerjasama yang lebih menguntungkan pihak asing daripada pribumi.
Mohammad Hatta membuat sistem perekonomian yang menguntungkan anggotanya, menyejahterakan anggotanya agar perekonomian di Indonesia berjalan dengan lancar.Â
Pendidikan dan transmigrasi juga diperlukan untuk memperbaiki perekonomian mendatang, misalnya melalui sekolah diadakan pendidikan tentang koperasi.Â
Jadi, masyarakat mengetahui koperasi sejak dini bahkan bisa memperbaiki perekonomian dengan mengembangkan koperasi dengan variasi-variasi. Sedangkan transmigrasi digunakan untuk menyebarkan penduduk ke pulau-pulau yang masih jarang penduduknya.Â