Mohon tunggu...
Rochmah Nur Khasanah
Rochmah Nur Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Farmasi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "Anak Rantau" Karya Ahmad Fuadi : Dendam yang Terbalut Rindu

2 Desember 2021   09:40 Diperbarui: 2 Desember 2021   09:51 10282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku                  : Anak Rantau

Penulis                          : Ahmad Fuadi

Penerbit                       : PT Falcon Interactive

Tahun terbit                : Mei 2019

Kota Terbit                  : Jakarta

Jumlah halaman       : 370 halaman

Peresensi                     : Rochmah Nur Khasanah/234/F

Ahmad Fuadi adalah seorang penulis yang lahir di Bayu Maninjau, Sumatera Barat. Buku ini merupakan karya fiksinya yang terbaru setelah trilogi Negeri Lima Menara, Ranah Tiga Warna, dan Rantau Satu Muara. Buku yang saya baca ini merupakan cover terbaru dari buku Anak Rantau yang terbit pada tahun 2017. Buku ini mendapatkan penghargaan sebagai Fiksi Terbaik Islamic Book Award 2019.

Saat membaca novel ini saya terkecoh dengan judulnya, Saya berpikir novel ini menceritakan lika-liku kehidupan seorang perantau. Namun saya salah total, novel ini justru menceritakan seorang anak rantau yang pulang ke kampungnya setelah sekian lama.

Dalam buku ini menceritakan Hepi, seorang anak SMP Jakarta yang hidup bersama ayahnya Martiaz dan kakaknya Dora. Ibunya meninggal setelah melahirkan Hepi. Hepi adalah anak yang pintar, cerdas, suka membaca komik, dan pemberani. Namun, hanya saja kelakuannya tidak disiplin dan nakal. Ini disebabkan karena kurangnya pantauan dan kasih sayang Martiaz kepadanya selama ini.

Ayahnya merupakan perantau dari Minang yang menetap di Jakarta. Suatu hari, Martiaz menerima rapor Hepi yang kosong tidak ada nilainya. Martiaz pun kecewa dengan hepi dan merasa gagal mendidiknya. Kemudian Hepi diajak oleh Martiaz untuk pulang ke kampung halamannya di Tanjung Duren. Hepi merasa senang karena akhirnya ia bisa pulang kampung setelah sekian lama ia merengek kepada Ayahnya. Namun dia tidak tahu, rencana tersebut telah disusun oleh Martiaz sebagai hukuman untuk dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun