Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: Exhuma (2024)

11 Maret 2024   20:06 Diperbarui: 11 Maret 2024   20:10 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui penggambaran yang mendalam dan atmosfer yang mencekam, Exhuma berhasil menarik penonton ke dalam dunianya yang gelap dan misterius. Setiap adegan dan dialog dipersembahkan dengan kecermatan, menciptakan sebuah pengalaman yang memikat dan tak terlupakan bagi para penontonnya. Dengan begitu, Exhuma bukan hanya menjadi sebuah hiburan yang menegangkan, tetapi juga sebuah karya seni yang membangkitkan ketakutan dan rasa ingin tahu yang mendalam dalam diri penontonnya.

Dalam beberapa babak awal Exhuma, penonton disuguhi penampilan yang mengesankan dari para pemeran utama, terutama Choi Min-sik yang memerankan seorang ahli feng shui dengan segala cara kerjanya yang mungkin terlihat ajaib. Dengan karismanya yang khas, Choi Min-sik mampu membawa karakternya hidup dalam sebuah penampilan yang kuat dan meyakinkan.

Namun, tidak hanya Choi Min-sik yang mencuri perhatian, Kim Go-eun juga tampil luar biasa sebagai seorang dukun muda yang penuh dengan rahasia. Dalam perannya yang kompleks, Kim Go-eun berhasil mengubah dirinya menjadi karakter yang sangat meyakinkan, membawa penonton dalam perjalanan yang penuh misteri dan ketegangan.

Penampilan para pemeran utama ini didukung dengan skoring yang intens dan efek suara yang menggiring penonton ke dalam suasana yang tegang dan mencekam. Dengan perpaduan yang sempurna antara penampilan yang kuat dari para aktor utama, skoring yang memikat, dan efek suara yang mendalam, Exhuma berhasil menciptakan sebuah atmosfer yang begitu padat dan penuh, membuat penonton merasakan ketidaknyamanan dan resah yang mendalam bahkan dari kursi penonton mereka.

Dengan demikian, Exhuma tidak hanya mengandalkan adegan-adegan yang menakutkan atau efek visual yang mencolok, tetapi juga menghadirkan pengalaman sensorial yang lengkap dan mendalam bagi penontonnya. Dengan setiap detail yang dipersembahkan dengan kecermatan dan ketelitian, Exhuma menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi para penggemar horor dan thriller.

Pada pandangan awal, penampilan Kim Go-eun dalam Exhuma terlihat seperti sebuah penyelesaian dari teror gaib yang dialami oleh kliennya. Dalam durasi yang tepat, aksi Kim Go-eun tersebut memberikan kesempatan bagi keluarga kaya raya tersebut untuk mengungkapkan segala hal yang mereka sembunyikan selama ini. Namun, di balik penampilan ini, sebenarnya tersembunyi sebuah babak baru dalam pembuatan Exhuma yang menjadikannya lebih dari sekadar film horor biasa.

Kehadiran Kim Go-eun dalam film ini tidak hanya sebagai sebuah penyelesaian dari konflik utama, tetapi juga sebagai pemicu bagi perkembangan cerita yang lebih dalam dan kompleks. Dengan kemampuan aktingnya yang luar biasa, Kim Go-eun mampu menghadirkan nuansa yang penuh misteri dan ketegangan, memperkuat atmosfer yang gelap dan menegangkan dalam film ini.

Situasi ini menciptakan sebuah babak baru bagi Jang Jae-hyun dalam pembuatan Exhuma. Sebagai seorang sutradara dan penulis naskah, Jang Jae-hyun berhasil mengambil alih kontrol atas alur cerita dan atmosfer film, membawa penonton ke dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan kejutan dan ketegangan. Dengan pendekatan yang cermat dan penuh perhatian, Jang Jae-hyun menjadikan Exhuma sebagai sebuah karya yang lebih dari sekadar film horor biasa, tetapi juga sebuah eksplorasi mendalam tentang ketakutan, kekuatan gaib, dan rahasia yang tersembunyi dalam diri manusia.

Dengan demikian, Exhuma tidak hanya menghibur para penggemar horor, tetapi juga menghadirkan sebuah pengalaman sinematik yang memikat dan mendalam bagi para penontonnya. Dengan setiap adegan dan perkembangan cerita yang disajikan dengan penuh ketelitian, Exhuma menjadi sebuah karya seni yang layak dihargai dan dinikmati oleh semua kalangan.

Jang Jae-hyun memulai sebuah babak baru dalam Exhuma dengan memasukkan latar belakang sejarah imperialisme Jepang di Semenanjung Korea, yang dipadukan dengan elemen-elemen okultisme dan isu-isu penggalian kubur yang telah diperkenalkan sejak awal film. Dalam perpaduan ini, segala hal yang telah ditutupi oleh keluarga kaya raya tersebut mulai terungkap secara perlahan.

Namun, proses pengungkapan ini tidaklah langsung dan terbuka secara gamblang. Jang Jae-hyun menyajikan pengungkapan ini dengan menggunakan banyak lapisan simbolisme yang terkait dengan budaya dan kepercayaan Korea, yang pada saat itu belum terbelah, serta dengan menyelipkan elemen-elemen Jepang ke dalamnya. Dengan demikian, Exhuma tidak hanya menjadi sebuah film horor biasa, tetapi juga menjadi sebuah karya seni yang menggali kedalaman budaya dan sejarah yang kaya di wilayah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun