Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sinopsis The Boy and The Heron, Karya Terbaru Hayao Miyazaki untuk Studio Ghibli

14 Desember 2023   21:30 Diperbarui: 14 Desember 2023   21:40 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Boy and the Heron adalah suatu karya spektakuler terbaru dari sutradara berbakat, Hayao Miyazaki, yang telah memberikan warna baru untuk Studio Ghibli. Film animasi ini mengisahkan perjalanan menakjubkan seorang bocah berhati mulia bernama Mahito dan kisah tak terlupakan bersama seorang teman setianya, burung cangak abu-abu yang begitu mempesona.

Dalam film ini, penonton diajak mengelilingi dunia yang penuh keajaiban, di mana Mahito, seorang anak yang penuh kebaikan, menemukan teman ajaibnya dalam wujud burung cangak yang menyimpan sejuta misteri. Petualangan mereka bukan hanya sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual yang membawa penonton masuk ke dalam keindahan alam dan persahabatan yang tulus.

Cerita dimulai ketika Mahito menemukan burung cangak abu-abu yang terluka di tepi hutan. Tanpa ragu, Mahito mengambil tanggung jawab untuk menyembuhkan dan merawat burung tersebut. Hubungan antara keduanya pun tumbuh menjadi ikatan yang kuat, di mana setiap adegan menyiratkan kehangatan dan keakraban.

Film ini tidak hanya mengeksplorasi aspek kehidupan alam dan persahabatan, tetapi juga menyelami nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan warisan nenek moyang. Dengan sentuhan khas Miyazaki, The Boy and the Heron menampilkan animasi yang memukau, dengan detail visual yang memanjakan mata penonton. Setiap adegan dihidupkan dengan keindahan luar biasa, menciptakan suasana yang memesona sejak awal hingga akhir film.

Sutradara Miyazaki, seperti biasa, berhasil membawa penonton melewati lapisan emosi yang kompleks. Dari tawa hingga tangisan, The Boy and the Heron memberikan pengalaman menyeluruh yang menggugah perasaan. Bahkan, melalui setiap frame, penonton dapat merasakan kebijaksanaan dan kehangatan yang diwariskan oleh kisah yang diceritakan.

Para penggemar Studio Ghibli pasti tidak akan kecewa dengan kehadiran film ini. The Boy and the Heron bukan hanya sekadar hiburan visual, tetapi juga sebuah karya seni yang merangkul keindahan sederhana kehidupan dan hubungan antarmanusia. Sebuah perjalanan penuh inspirasi yang menawarkan pelajaran tentang kebaikan, pengorbanan, dan keindahan di sekeliling kita. Film ini tidak hanya menghibur; ia merayakan kehidupan dan keajaiban di dunia animasi dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh Studio Ghibli di bawah arahan tangan magis Hayao Miyazaki.

Film The Boy and the Heron menghadirkan kisah yang menggugah di tengah terpaan badai Perang Pasifik pada tahun 1942, ketika Jepang terlibat dalam konflik melawan Sekutu. Dalam kegelapan malam yang penuh ketidakpastian, seorang bocah bernama Mahito Maki (Soma Santoki) terbangun oleh laporan kebakaran yang menghancurkan rumah sakit tempat ibunya, Hisako (diperankan oleh seorang aktris), bekerja.

Tragedi mengerikan itu meninggalkan Mahito dan ayahnya, Shoichi (Takuya Kimura), dalam kehancuran emosional. Mereka memutuskan untuk meninggalkan kota Tokyo beberapa tahun setelah kematian tragis Hisako. Pindah ke pedesaan, mereka menetap di sebuah rumah yang ditempati oleh Natsuko (Yoshino Kimura) dan para pembantunya.

Natsuko, seorang wanita yang telah menikah dan sedang mengandung, berusaha menciptakan ikatan dengan Mahito, yang masih terpukul oleh kehilangan ibunya. Namun, Mahito menunjukkan sikap dingin dan enggan menerima Natsuko sebagai ibu tirinya.

Kisah bercabang ketika Mahito, menjelajahi rumah barunya, bertemu dengan makhluk misterius: burung cangak abu-abu yang disebut The Grey Heron (Masaki Suda). Burung tersebut menjadi pemandu Mahito menuju sebuah menara misterius yang menyimpan rahasia tersembunyi, tak jauh dari tempat tinggalnya.

Dalam perjalanan yang tak terduga, The Grey Heron mengungkapkan sebuah kebenaran mengejutkan kepada Mahito – bahwa ibunya masih hidup. Bersamaan dengan itu, Natsuko tiba-tiba menghilang tanpa jejak dari kamarnya, meninggalkan pertanyaan besar dalam benak Mahito.

Terperangkap dalam teka-teki antara dua dunia, Mahito memutuskan untuk mengikuti jejak The Grey Heron, mengejar keberadaan ibunya dan mencari tahu nasib Natsuko. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam alam magis yang dipenuhi dengan misteri dan keajaiban.

Film ini memainkan nuansa antara kenyataan dan imajinasi, membawa penontonnya ke dalam perjalanan penuh petualangan, kehilangan, dan pencarian identitas. Melalui kisah Mahito, The Boy and the Heron menjadi lebih dari sekadar film animasi; ia menjadi perjalanan emosional yang memotret kompleksitas hubungan antara manusia dan alam, serta keajaiban yang dapat ditemukan di tengah kegelapan.

Film animasi The Boy and the Heron adalah sebuah karya indah yang berakar dari novel klasik berjudul How Do You Live? (Kimitachi wa Dou Ikiru ka) yang ditulis oleh Genzaburo Yoshino pada tahun 1937. Dengan sentuhan ajaibnya, Hayao Miyazaki, maestro animasi dari Studio Ghibli, membawa kisah ini ke layar perak dalam bentuk film animasi yang memukau.

Proses kreatif di balik film ini melibatkan Hayao Miyazaki sebagai penulis dan sutradara, sementara Toshio Suzuki bertanggung jawab sebagai produser. Soma Santoki memberikan suara kepada pemeran utama, Mahito Maki, sedangkan Masaki Suda menghidupkan karakter burung cangak abu-abu yang misterius, dikenal sebagai Grey Heron.

Dalam penggarapan film ini, para penonton akan disuguhkan oleh beragam suara yang menghidupkan karakter-karakter tersebut. Aimyon, Yoshino Kimura, Shohei Hino, hingga Ko Shibasaki turut memberikan nuansa khas melalui pengisi suara mereka. Bahkan, kehadiran aktor ternama Takuya Kimura sebagai ayah dari pemeran utama menambahkan dimensi emosional yang mendalam.

Premier perdana The Boy and the Heron berlangsung di Jepang pada tanggal 14 Juli 2023, memukau penonton dengan keajaiban animasi yang diciptakan oleh Studio Ghibli. Setelah penayangan perdananya, film ini memutuskan untuk berkunjung ke beberapa festival film, memperluas jangkauan penonton yang dapat menikmati kisah ajaib ini.

Bagi para penggemar di Indonesia, kebahagiaan tiba pada 13 Desember 2023, ketika The Boy and the Heron menyapa penonton di bioskop-bioskop Tanah Air. Sebuah persembahan visual dan audio yang memikat, film ini diharapkan dapat menghipnotis penontonnya dengan keindahan ceritanya yang mendalam dan nilai-nilai yang menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun