Hayao Miyazaki, yang telah memberikan warna baru untuk Studio Ghibli. Film animasi ini mengisahkan perjalanan menakjubkan seorang bocah berhati mulia bernama Mahito dan kisah tak terlupakan bersama seorang teman setianya, burung cangak abu-abu yang begitu mempesona.
The Boy and the Heron adalah suatu karya spektakuler terbaru dari sutradara berbakat,Dalam film ini, penonton diajak mengelilingi dunia yang penuh keajaiban, di mana Mahito, seorang anak yang penuh kebaikan, menemukan teman ajaibnya dalam wujud burung cangak yang menyimpan sejuta misteri. Petualangan mereka bukan hanya sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual yang membawa penonton masuk ke dalam keindahan alam dan persahabatan yang tulus.
Cerita dimulai ketika Mahito menemukan burung cangak abu-abu yang terluka di tepi hutan. Tanpa ragu, Mahito mengambil tanggung jawab untuk menyembuhkan dan merawat burung tersebut. Hubungan antara keduanya pun tumbuh menjadi ikatan yang kuat, di mana setiap adegan menyiratkan kehangatan dan keakraban.
Film ini tidak hanya mengeksplorasi aspek kehidupan alam dan persahabatan, tetapi juga menyelami nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan warisan nenek moyang. Dengan sentuhan khas Miyazaki, The Boy and the Heron menampilkan animasi yang memukau, dengan detail visual yang memanjakan mata penonton. Setiap adegan dihidupkan dengan keindahan luar biasa, menciptakan suasana yang memesona sejak awal hingga akhir film.
Sutradara Miyazaki, seperti biasa, berhasil membawa penonton melewati lapisan emosi yang kompleks. Dari tawa hingga tangisan, The Boy and the Heron memberikan pengalaman menyeluruh yang menggugah perasaan. Bahkan, melalui setiap frame, penonton dapat merasakan kebijaksanaan dan kehangatan yang diwariskan oleh kisah yang diceritakan.
Para penggemar Studio Ghibli pasti tidak akan kecewa dengan kehadiran film ini. The Boy and the Heron bukan hanya sekadar hiburan visual, tetapi juga sebuah karya seni yang merangkul keindahan sederhana kehidupan dan hubungan antarmanusia. Sebuah perjalanan penuh inspirasi yang menawarkan pelajaran tentang kebaikan, pengorbanan, dan keindahan di sekeliling kita. Film ini tidak hanya menghibur; ia merayakan kehidupan dan keajaiban di dunia animasi dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh Studio Ghibli di bawah arahan tangan magis Hayao Miyazaki.
Film The Boy and the Heron menghadirkan kisah yang menggugah di tengah terpaan badai Perang Pasifik pada tahun 1942, ketika Jepang terlibat dalam konflik melawan Sekutu. Dalam kegelapan malam yang penuh ketidakpastian, seorang bocah bernama Mahito Maki (Soma Santoki) terbangun oleh laporan kebakaran yang menghancurkan rumah sakit tempat ibunya, Hisako (diperankan oleh seorang aktris), bekerja.
Tragedi mengerikan itu meninggalkan Mahito dan ayahnya, Shoichi (Takuya Kimura), dalam kehancuran emosional. Mereka memutuskan untuk meninggalkan kota Tokyo beberapa tahun setelah kematian tragis Hisako. Pindah ke pedesaan, mereka menetap di sebuah rumah yang ditempati oleh Natsuko (Yoshino Kimura) dan para pembantunya.
Natsuko, seorang wanita yang telah menikah dan sedang mengandung, berusaha menciptakan ikatan dengan Mahito, yang masih terpukul oleh kehilangan ibunya. Namun, Mahito menunjukkan sikap dingin dan enggan menerima Natsuko sebagai ibu tirinya.
Kisah bercabang ketika Mahito, menjelajahi rumah barunya, bertemu dengan makhluk misterius: burung cangak abu-abu yang disebut The Grey Heron (Masaki Suda). Burung tersebut menjadi pemandu Mahito menuju sebuah menara misterius yang menyimpan rahasia tersembunyi, tak jauh dari tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan yang tak terduga, The Grey Heron mengungkapkan sebuah kebenaran mengejutkan kepada Mahito – bahwa ibunya masih hidup. Bersamaan dengan itu, Natsuko tiba-tiba menghilang tanpa jejak dari kamarnya, meninggalkan pertanyaan besar dalam benak Mahito.