Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sinopsis Film Siksa Neraka, Mengisahkan Tentang Penderitaan di Akhirat

14 Desember 2023   16:56 Diperbarui: 14 Desember 2023   17:03 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 14 Desember 2023, layar bioskop di seluruh Indonesia menyambut kedatangan film yang begitu dinantikan, Siksa Neraka. Sebuah karya film yang mengadaptasi komik legendaris berjudul sama, yang pada zamannya, tepatnya tiga dekade lalu, berhasil meraih popularitas yang luar biasa. MB Rahimsyah, sang kreator komik, membawa karyanya yang klasik ke dalam dimensi baru lewat layar perak.

Di balik layar, sutradara berbakat, Anggi Umbara, memegang kendali penuh dalam menggarap film ini. Naskah cerita dikerjakan oleh Lele Laila dan sang kreator komik, MB Rahimsyah sendiri, menjanjikan bahwa esensi dan kekuatan cerita asli akan tetap terjaga dalam versi filmnya. Film ini tidak hanya menjadi karya visual yang memukau, tetapi juga berusaha memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya pada materi sumbernya.

Dalam membentuk karakter-karakter utama yang kuat, film ini menampilkan akting memukau dari Safira Ratu Sofya, Kiesha Alvaro, dan Ariyo Wahab. Ketiganya membawa kehidupan pada karakter-karakter yang menjadi tulang punggung cerita, membawa penonton masuk ke dalam alur yang kompleks dan penuh ketegangan.

Safira Ratu Sofya, dengan kepiawaiannya, berhasil membawa nuansa emosional yang mendalam pada karakter yang diperankannya. Kehadirannya di layar membawa penonton terlibat secara emosional dengan perjalanan karakternya, membawa mereka melalui kisah yang gelap dan penuh misteri.

Kiesha Alvaro, sebagai salah satu pemeran utama, memberikan warna tersendiri pada narasi. Dengan penampilan yang penuh karisma, ia sukses menciptakan karakter yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Kemampuannya membawa dialog-dialog kritis dengan begitu natural menambahkan lapisan ke dalam kecerdasan karakternya.

Ariyo Wahab, sebagai salah satu elemen kunci dalam film ini, menunjukkan keterampilan aktingnya yang luar biasa. Kemampuannya membawakan karakter dengan kepribadian yang kompleks, terutama dalam menghadirkan lapisan emosional yang kompleks, menjadi salah satu sorotan utama film ini.

Lebih dari sekadar sekuel, Siksa Neraka menjadi bukti bahwa adaptasi dari materi sumber yang kuat dapat menjadi sebuah karya seni baru yang memukau. Sutradara dan penulis skenario dengan cermat memilih elemen-elemen yang essensial dari komik, dan mereka berhasil menghadirkan nuansa yang sama kuatnya di layar lebar. Keberhasilan mereka tidak hanya terletak pada efek visual dan akting yang memukau, tetapi juga pada kemampuan mereka menggali kedalaman cerita dan karakter.

Film ini juga menjadi kesempatan untuk mengenang dan menghormati karya MB Rahimsyah yang telah menginspirasi banyak orang pada masanya. Dengan memasukkan sang kreator dalam proses penulisan naskah, film ini menjaga integritas cerita orisinal dan memberikan sentuhan autentisitas yang dirasakan oleh para penggemar komik.

Saat Siksa Neraka merajai layar bioskop, penonton tidak hanya disuguhkan oleh visual yang memukau dan akting yang brilian, tetapi juga sebuah pengalaman mendalam yang membangkitkan kembali kenangan era komik yang mempesona. Film ini menjadi suatu bentuk apresiasi terhadap karya-karya lama yang tetap relevan dan memberikan gebrakan baru di dunia perfilman Indonesia. Dengan antusiasme yang tinggi, penonton diajak untuk menyelami ke dalam dunia yang penuh misteri, ketegangan, dan kekuatan karakter yang tiada duanya.

Empat sosok kakak beradik, Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah, membentuk inti dari sebuah keluarga yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Sejak kecil, mereka terpapar dengan cerita-cerita surga dan neraka, menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran orang tua mereka. Ayah mereka, seorang ustaz terpandang di desa, menjadi penjelmaan nilai-nilai keagamaan yang harus diikuti.

Dalam lingkungan yang penuh dengan kisah kebaikan dan peringatan dosa, keempat kakak beradik tumbuh dengan harapan bahwa perbuatan baik akan membawa mereka ke surga, sementara dosa-dosa akan membawa mereka ke neraka. Kesadaran moral ini menjadi landasan utama dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Suatu malam, keempat kakak beradik tersebut memutuskan untuk menjelajah ke desa seberang, sebuah perjalanan yang mengharuskan mereka menyeberangi sungai. Namun, nasib berkata lain. Air sungai yang meluap dengan deras menyeret mereka, menyebabkan mereka menghilang tanpa jejak. Pencarian dilakukan dengan penuh ketegangan, dan setelah berhari-hari, satu persatu dari mereka ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Ketika semua tampak berakhir, Saleh, sang kakak tertua, mendapati dirinya terbangun di alam lain, sebuah tempat yang mirip dengan gambaran neraka yang selalu didengarnya dari cerita-cerita bapaknya. Di sini, dia disuguhi oleh pemandangan mengerikan berupa siksaan-siksaan yang begitu nyata; mulai dari lidah yang terpotong, tangan yang dipenggal, sengatan makhluk raksasa, hingga terpanggang oleh alat pemanas dengan api yang membara.

Sementara Saleh berusaha memahami kenyataan di alam lain, di sisi lain kehidupan, rahasia dan dosa-dosa Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah yang terpendam selama ini mulai terkuak. Ajaran keagamaan yang selama ini dipegang teguh oleh orang tua mereka kini dipertanyakan. Bapak dan ibu, yang selama ini menjadi penjaga nilai-nilai keagamaan, harus menghadapi realitas yang tak terduga.

Di tengah siksaan yang kejam di neraka, Saleh dan adik-adiknya berjuang untuk bertahan sambil saling mencari satu sama lain. Dalam ketidakpastian dan penderitaan, keempat kakak beradik tersebut dihadapkan pada ujian pahit yang menggoyahkan keyakinan dan konsep hidup mereka. Dalam pencarian mereka di antara siksaan-siksaan neraka, mungkin saja akan terungkap kebenaran yang lebih dalam tentang kehidupan dan akhirat. Sebuah narasi yang menggugah hati dan menantang pandangan hidup, Siksa Neraka mempersembahkan sebuah cerita yang mengajak penonton merenung tentang arti sebenarnya dari kebaikan, dosa, dan keadilan di dunia dan akhirat.

Film Siksa Neraka menjadi sebuah karya sinematik yang mengadaptasi komik berjudul sama, yakni Siksa Neraka, yang merupakan karya MB Rahimsyah. Komik ini menjadi salah satu dari banyak komik yang mengisahkan tentang penderitaan di neraka.

Popularitas komik ini melambung pada dekade '90-an, menjadi saksi bisu dari antusiasme masyarakat terhadap cerita-cerita mengenai siksaan di alam setelah mati. Namun, seiring bergulirnya waktu dan pergantian milenium, popularitas komik ini meredup. Meskipun demikian, pada zamannya, komik ini tidak hanya ditemukan di toko buku, tetapi juga di institusi pendidikan agama Islam untuk anak-anak.

Bertema siksa neraka, komik-komik ini menghadirkan berbagai judul yang menyoroti aspek-aspek tertentu dari konsep siksaan di neraka. Mulai dari Taman Firdaus, Indahnya Surga Pahitnya Siksa Neraka, Siksa Neraka, Siksa bagi Mereka yang Tidak Puasa, Neraka Hawiyah, hingga Siksa bagi Para Pelacur, dan Siksa bagi Tukang Selingkuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun