Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Review Film: The Animal Kingdom (2023)

14 Desember 2023   01:23 Diperbarui: 14 Desember 2023   01:47 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu waktu yang tidak lama lalu, bioskop-bioskop di Indonesia kedatangan film dari Prancis yang berjudul The Three Musketeers: D'Artagnan (2023). Namun, kini, di pertengahan bulan Desember 2023, penggemar film di Indonesia dapat kembali menantikan kehadiran karya sinematik dari negeri Eropa tersebut, yakni The Animal Kingdom. Film ini tidak hanya sekadar sebuah produksi biasa, melainkan telah tayang perdana di Festival Film Cannes, menandakan prestise dan kualitas yang diusungnya.

Salah satu daya tarik utama dari film ini adalah kehadiran Adèle Exarchopoulos dalam pemeran utama. Adèle Exarchopoulos telah meraih ketenaran internasional melalui penampilan briliannya dalam film Blue Is the Warmest Colour pada tahun 2013. Dengan bakat aktingnya yang memukau, penonton dapat mengharapkan performa yang luar biasa dari Adèle Exarchopoulos dalam The Animal Kingdom.

Film ini membuka jendela bagi penonton untuk menjelajahi keindahan alam Prancis melalui lensa sutradara dan kru filmnya. Sebagai salah satu karya yang dipertontonkan di Festival Film Cannes, dapat diantisipasi bahwa The Animal Kingdom akan menyajikan pengalaman sinematik yang mendalam dan menggugah, menggambarkan kemegahan keindahan alam, kehidupan manusia, atau mungkin kisah penuh misteri yang menjadi pusat cerita.

Sebagai penikmat film, kehadiran film Prancis ini di bioskop Indonesia tentu menjadi kesempatan berharga untuk menyelami kekayaan budaya dan seni perfilman yang dihadirkan oleh negara tersebut. Melalui The Animal Kingdom, diharapkan penonton dapat terbawa dalam sebuah petualangan visual dan naratif yang memukau, menciptakan kenangan sinematik yang tak terlupakan.

Film The Animal Kingdom menghadirkan latar tempat yang unik, sebuah dunia di mana sebagian manusianya mengalami mutasi misterius yang memberikan mereka ciri-ciri fisik yang menyerupai hewan. Naratifnya berpusat pada François dan Émile, seorang ayah dan anak yang berusaha memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka di tempat yang jauh dari kehidupan sebelumnya.

Awalnya, François dan Émile mungkin berharap untuk menemukan ketenangan dan keamanan di tempat baru ini. Namun, takdir berkata lain saat sebuah kecelakaan melibatkan truk yang membawa manusia-mutan terjadi, mengakibatkan para mutan tersebar di wilayah tersebut. Kejadian ini secara dramatis mengubah kehidupan François dan Émile.

Kisahnya membawa penonton masuk ke dalam perjalanan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Kehadiran manusia-mutan yang berkeliaran di sekitar tempat mereka membuka lembaran baru yang penuh misteri dan ketegangan. Dalam upaya bertahan hidup, François dan Émile mungkin harus menghadapi berbagai konflik dan mengungkap rahasia di balik mutasi misterius yang terjadi pada manusia di dunia mereka.

Dengan sentuhan sinematik yang unik dan penggambaran visual tentang perpaduan antara manusia dan hewan, The Animal Kingdom memberikan pengalaman film yang unik dan memikat. Seiring berjalannya cerita, penonton dapat diharapkan untuk terlibat dalam liku-liku emosional dan petualangan yang membentang di dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan keajaiban.

The Animal Kingdom (2023). Foto oleh dok. IMDb
The Animal Kingdom (2023). Foto oleh dok. IMDb
Film The Animal Kingdom mempersembahkan konsep cerita yang unik di dalam genre fiksi ilmiah. Keunikan tersebut semakin terwujud melalui pembangunan dunia fiksi yang cermat dan detail, membentang dalam durasi film yang melebihi dua jam.

Meskipun François dan Émile menjadi karakter utama yang mengemban peran penting, narasi film ini tak terpaku padanya. Sebaliknya, film dengan bijak memperkaya perspektif dunia fiksi yang dibangunnya dengan merinci kisah beberapa karakter pendukung. Keberhasilan dalam menggali emosi dari berbagai karakter ini memberikan dimensi emosional yang mendalam pada alur cerita.

Walaupun bercerita tentang manusia-mutan dalam setting dunia fiksi, tema kekeluargaan menjadi benang merah yang kental terasa sepanjang film. Sentuhan kehangatan dan kompleksitas hubungan antar-karakter menjadi salah satu daya tarik kuat yang mengikat penonton dengan cerita yang dibawakan.

Meski demikian, film ini tak cocok untuk ditonton oleh anak-anak karena mendapatkan rating usia 17 tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh keberadaan adegan-adegan yang cukup sadis dan bahkan sedikit sentuhan horor yang dapat membuat penonton terkejut pada beberapa momen tertentu.

Dengan berbagai elemen yang menyeluruh, The Animal Kingdom tidak hanya mempersembahkan kisah petualangan yang menghibur, tetapi juga menyelipkan refleksi mendalam tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia, bahkan di tengah-tengah dunia fiksi yang penuh keajaiban.

Film The Animal Kingdom mempertahankan kehangatan tema kekeluargaan melalui hubungan yang erat antara François dan Émile, sebuah dinamika ayah-anak yang menjadi pilar kuat alur cerita. Daya tarik utama film ini terletak pada kekompakan dan keharmonisan chemistry antara Romain Duris dan Paul Kircher, yang dengan gemilang menghidupkan karakter-karakter mereka di tengah-tengah konflik yang membangun ketegangan.

Prestasi memukau juga datang dari sejumlah aktor pendukung, termasuk penampilan memikat Adèle Exarchopoulos dalam peran sebagai seorang polisi. Meski demikian, perhatian tertuju pada Tom Mercier yang brilian dalam memerankan karakter manusia setengah burung bernama Fix. Penampilannya yang sangat total menghadirkan karakter yang kuat dan meyakinkan, mencuri perhatian penonton dengan keunikan yang dia bawa.

Sebagai bagian dari film dengan nuansa fiksi ilmiah, The Animal Kingdom berhasil menjalin harmoni antara tema kekeluargaan, ketegangan konflik, dan kehadiran karakter-karakter yang kuat. Masing-masing elemen tersebut memberikan dimensi yang kompleks pada film, menjadikannya sebuah karya yang menghibur dengan kedalaman cerita dan karakter yang dihadirkan.

Film The Animal Kingdom menggoda penonton melalui daya tarik visual yang luar biasa, terutama dalam konsep mutasi yang menjadi landasan cerita. Efek visual canggih digunakan dengan penuh meyakinkan, menghadirkan atribut hewan pada manusia-mutan dengan detail yang memukau. Tidak hanya itu, make-up yang diterapkan pada karakter manusia-mutan menambahkan tingkat realisme sehingga penonton benar-benar merasakan keberadaan binatang yang terkandung dalam mereka.

Scoring film yang melingkupi sepanjang durasinya turut ambil bagian dalam menggambarkan nuansa alam liar yang menjadi latar belakang kisah. Sentuhan musik tersebut memberikan dimensi emosional yang mendalam, meningkatkan kekayaan tema manusia setengah hewan yang diusung oleh film ini.

Dengan demikian, The Animal Kingdom bukan hanya sebuah karya yang menghibur secara visual, tetapi juga mampu membawa penonton lebih dalam ke dalam dunia ceritanya melalui penyatuan elemen-elemen audiovisual yang berkualitas tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun