Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Review Film: The Animal Kingdom (2023)

14 Desember 2023   01:23 Diperbarui: 14 Desember 2023   01:47 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Animal Kingdom (2023). Foto oleh dok. IMDb

Meski demikian, film ini tak cocok untuk ditonton oleh anak-anak karena mendapatkan rating usia 17 tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh keberadaan adegan-adegan yang cukup sadis dan bahkan sedikit sentuhan horor yang dapat membuat penonton terkejut pada beberapa momen tertentu.

Dengan berbagai elemen yang menyeluruh, The Animal Kingdom tidak hanya mempersembahkan kisah petualangan yang menghibur, tetapi juga menyelipkan refleksi mendalam tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia, bahkan di tengah-tengah dunia fiksi yang penuh keajaiban.

Film The Animal Kingdom mempertahankan kehangatan tema kekeluargaan melalui hubungan yang erat antara François dan Émile, sebuah dinamika ayah-anak yang menjadi pilar kuat alur cerita. Daya tarik utama film ini terletak pada kekompakan dan keharmonisan chemistry antara Romain Duris dan Paul Kircher, yang dengan gemilang menghidupkan karakter-karakter mereka di tengah-tengah konflik yang membangun ketegangan.

Prestasi memukau juga datang dari sejumlah aktor pendukung, termasuk penampilan memikat Adèle Exarchopoulos dalam peran sebagai seorang polisi. Meski demikian, perhatian tertuju pada Tom Mercier yang brilian dalam memerankan karakter manusia setengah burung bernama Fix. Penampilannya yang sangat total menghadirkan karakter yang kuat dan meyakinkan, mencuri perhatian penonton dengan keunikan yang dia bawa.

Sebagai bagian dari film dengan nuansa fiksi ilmiah, The Animal Kingdom berhasil menjalin harmoni antara tema kekeluargaan, ketegangan konflik, dan kehadiran karakter-karakter yang kuat. Masing-masing elemen tersebut memberikan dimensi yang kompleks pada film, menjadikannya sebuah karya yang menghibur dengan kedalaman cerita dan karakter yang dihadirkan.

Film The Animal Kingdom menggoda penonton melalui daya tarik visual yang luar biasa, terutama dalam konsep mutasi yang menjadi landasan cerita. Efek visual canggih digunakan dengan penuh meyakinkan, menghadirkan atribut hewan pada manusia-mutan dengan detail yang memukau. Tidak hanya itu, make-up yang diterapkan pada karakter manusia-mutan menambahkan tingkat realisme sehingga penonton benar-benar merasakan keberadaan binatang yang terkandung dalam mereka.

Scoring film yang melingkupi sepanjang durasinya turut ambil bagian dalam menggambarkan nuansa alam liar yang menjadi latar belakang kisah. Sentuhan musik tersebut memberikan dimensi emosional yang mendalam, meningkatkan kekayaan tema manusia setengah hewan yang diusung oleh film ini.

Dengan demikian, The Animal Kingdom bukan hanya sebuah karya yang menghibur secara visual, tetapi juga mampu membawa penonton lebih dalam ke dalam dunia ceritanya melalui penyatuan elemen-elemen audiovisual yang berkualitas tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun