Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: Napoleon (2023)

12 Desember 2023   00:44 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:18 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Napoleon karya Ridley Scott menjadi sorotan utama dengan mengeksplorasi sisi peperangan, sejarah, dan kisah cinta yang sulit dipisahkan dari kehidupan Napoleon Bonaparte. Dalam penggarapan film ini, Ridley Scott lebih fokus pada aspek asmara, menciptakan sebuah kisah yang terasa seperti kuda ksatria yang berjalan pincang—indah namun memiliki nuansa yang ganjil.

Dari awal, film ini telah dinantikan oleh banyak pihak, terutama mereka yang tertarik dengan aspek sejarah Eropa. Napoleon Bonaparte, sebagai tokoh sentral dalam film ini, memegang peranan penting dalam membentuk peradaban Eropa melalui penaklukannya yang bersejarah. Sehingga, film ini tidak hanya menjadi sekadar hiburan visual, tetapi juga sebuah karya yang membawa penonton melintasi lorong waktu, menjelajahi kehidupan dan cinta Napoleon dalam konteks peperangan dan sejarah yang begitu kaya.

Napoleon (2023)
Napoleon (2023)
Ridley Scott, pembuat film Napoleon, telah lama menjadi sorotan sejak pengumuman proyek ini. Sejumlah sejarawan sejak awal telah mengkritik pendekatan Scott terhadap narasi sejarah Napoleon Bonaparte, terutama setelah melihat trailer film ini. Mereka memandang film yang diperankan oleh Joaquin Phoenix ini sebagai suatu bentuk distorsi terhadap fakta sejarah.

Kekhawatiran para sejarawan ini menjadi lebih nyata ketika film ini ditonton secara utuh. Meskipun Ridley Scott telah menegaskan bahwa Napoleon akan menyoroti sisi romantis kaisar Prancis tersebut dalam hubungannya dengan Joséphine, namun implementasinya terasa kurang memadai. Dalam upaya menonjolkan romansa yang dramatis, Scott harus tetap menyisipkan elemen-elemen sejarah penting, seperti adegan peperangan dan pertempuran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Napoleon.

Dengan durasi yang cukup panjang, sekitar 158 menit atau lebih dari 2,5 jam, Scott tampak kesulitan untuk memberikan proporsi yang seimbang antara drama romantis dan epik sejarah. Film ini mulai tanpa memberikan dasar latar belakang kehidupan awal Napoleon di Ajaccio, Kepulauan Corsica di Laut Mediterania. Sebaliknya, Scott langsung memulai narasi dengan adegan dramatis pemenggalan Marie Antoinette, yang mungkin dimaksudkan untuk menghadirkan ketegangan awal dalam film.

Napoleon (2023)
Napoleon (2023)
Film Napoleon karya Ridley Scott, yang menarik perhatian banyak pihak, terutama mereka yang tertarik pada sejarah Eropa, terbuka dengan ekspektasi tinggi. Joaquin Phoenix membintangi film ini yang lebih menyoroti sisi asmara Napoleon Bonaparte, suatu pilihan yang tidak biasa mengingat sejarah perang dan penaklukan Prancis yang melekat pada namanya.

Sejak awal, para sejarawan telah menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap bagaimana Scott akan menggambarkan Napoleon. Meski Scott menekankan bahwa film ini akan lebih menyoroti sisi romantis kaisar Prancis dengan Joséphine, namun sulit untuk menghindari aspek sejarah dan perang yang menjadi bagian integral dari kehidupan Napoleon.

Dengan durasi yang mencapai 158 menit, Scott berusaha menyeimbangkan elemen-elemen ini, tetapi hasilnya tidak sepenuhnya memuaskan para kritikus. Film ini membuka dengan adegan pemenggalan Marie Antoinette tanpa memberikan latar belakang kehidupan awal Napoleon di Ajaccio, Kepulauan Corsica. Sebagai hasilnya, latar belakang ambisi besar Napoleon pasca-Revolusi Prancis tidak cukup tereksplorasi atau menarik bagi penonton yang tidak familiar dengan sejarah.

Adegan Revolusi Prancis dapat terasa janggal dan kurang diterangkan dengan baik untuk penonton yang tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Penggunaan ungkapan seperti 'begundal Corsica' yang sering diucapkan oleh anti-Bonaparte juga dapat mengganggu alur cerita tanpa pemahaman historis yang memadai.

Meskipun demikian, Ridley Scott tetap menonjolkan keunggulannya dalam sinematografi dan perhatian terhadap detail teknis produksi. Hal ini menjadi penyeimbang bagi film ini meskipun sejarahnya terkadang terasa kurang mendalam.

Napoleon (2023)
Napoleon (2023)
Sejak detik pertama, pesona film ini mulai memikat penonton melalui keindahan angle kamera karya Dariusz Wolski dan nuansa era medieval yang disertai dengan scoring mantap dari Martin Phipps.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun