Mohon tunggu...
Rochele Febeyona Elizabeth
Rochele Febeyona Elizabeth Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menonton dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Mengintip Keseharian Petani Sayur di Kaki Gunung Merbabu

12 Oktober 2022   22:08 Diperbarui: 14 Oktober 2022   07:18 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret ladang di kaki Gunung Merbabu | Dokumentasi pribadi

Salatiga (12/10/2022) - Bertolak belakang dengan kehidupan kota yang padat dan penuh hingar bingar, terdapat segelintir cerita dari pelosok kaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah. 

Bu Suminah (74 tahun) menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di salah satu dusun di kaki Gunung Merbabu. 

Bagi warga lokal, selain beternak sapi untuk diperah susunya, bertani sayur juga menjadi mata pencaharian utama mereka. 

Bu Suminah memulai hari di pagi-pagi buta. Sekitar pukul 5 pagi beliau bangun untuk menyiapkan keperluan di rumah. 

Biasanya Bu Suminah pergi ke ladang sekitar pukul 8 pagi. Bersama anaknya, mereka mulai melakukan pekerjaan sebagai petani sayur. Menabur benih, menyiangi benih, menyiram, memberi pupuk, sudah menjadi kegiatan sehari-harinya. 

Pukul 11 siang, biasanya Bu Suminah akan pulang ke rumah untuk makan siang dan istirahat sejenak sambil menunggu matahari tidak terlalu terik. Sekitar pukul 3 sore ia kembali melanjutkan pekerjaannya di ladang.

Masih luasnya lahan pertanian dan daerah yang mendukung membuat bercocok tanam menjadi pilihan utama untuk dijadikan profesi demi menyambung hidup. Sudah menjadi hal yang biasa jika dalam beberapa waktu satu ladang dapat ditanami tanaman yang berbeda-beda. Beberapa tanaman yang ditanam ialah cabai, kol, sawi, jagung, tembakau, dan labu siam. 

Tantangan yang terjadi

Karena tanaman yang ditanam berbeda, perawatan yang diberikan juga berbeda-beda. Ada beberapa tanaman juga yang rawan penyakit sehingga butuh perhatian ekstra. 

"Cabe gampang kena penyakit patek dan pohonnya bule," ucap Bu Suminah waktu di wawancarai (11/10/22).

Penyakit patek pada cabai disebabkan karena kelembaban udara tinggi yang menyebabkan munculnya jamur dan menyerang tanaman cabai. Biasanya ditandai dengan muncul kehitaman pada cabai yang kelihatan seperti membusuk dan tentunya akan sangat mengurangi harga jual cabai bahkan kemungkinan besar tidak akan laku. 

Sedangkan pohon bule maksudnya pohon cabai berwarna kekuningan, belum pasti disebabkan apa tetapi kemungkinan besar karena bakteri/virus tanaman. 

Berbeda lagi permasalahan untuk tanaman kol, biasanya masalah pada kol terjadi saat akarnya tumbuh menggumpal sehingga kol tidak akan tumbuh. 

Untuk menambah nutrisi pada tanaman, biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk organik. Pestisida juga digunakan untuk mencegah tanaman rusak akibat hama.

Perubahan cuaca yang tak menentu juga menjadi tantangan bagi para petani sayur. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman membusuk. Dikarenakan daerah pedesaan juga masih menggunakan cara menjemur dengan sinar matahari, hujan juga mengganggu proses pengeringan tembakau.

Jika tembakau tidak kering akan sangat merusak kualitas tembakau dan tidak laku dipasaran. Kisaran harga sayuran yang dijual ke tengkulak sekitar 4-10 ribu perkilo yang kemudian akan distribusikan ke pasar, tukang sayur, dan tempat-tempat lainnya.

Kejadian pahit yang harus dialami para petani sayur dan mungkin petani-petani lainnya yaitu saat terjadi gagal panen. Semua usaha yang telah dilakukan berbulan-bulan harus menghasilkan kekecewaan. Selain rugi biaya, tenaga, mereka juga rugi waktu. 

Penyebab kegagalan panen seringnya terjadi karena perubahan musim dan hama. Padahal bertani sayur menjadi penghasilan utama sebagian besar warga. Walau sedih, marah, dan kecewa para petani sayur tetap harus menghadapi kenyataan pahit tersebut dan mau tidak mau menanam kembali tanaman yang baru.

Gotong Royong menjadi ciri khas

Selain dijual hasil bertani juga digunakan sedikit untuk keperluan pribadi dan juga dibagikan kepada tetangga-tetangga sekitar. Rasa kekeluargaan di masyarakat pedesaan masih lebih tinggi dibanding masyarakat kota. Karena sebagian besar warga bercocok tanam, sudah menjadi hal biasa bahkan tradisi untuk saling membantu satu sama lain. 

Jika hasil tanam salah seorang petani sudah harus dipanen, biasanya warga lain ikut membantu karena hasil panen jumlahnya tidak sedikit dan akan lebih cepat jika bersama-sama. 

Jika beberapa petani sedang dalam musim panen yang bersamaan, mereka akan bergantian saling membantu memanen milik satu sama lain.  Bukan upah uang yang diberikan, hanya sekedar makan siang saja warga tetap saling mendukung satu sama lain. 

Sisi kekeluargaan para petani sayur lainnya yang terjadi di dusun di kaki Gunung Merbabu salah satunya waktu musim panen tembakau. Setelah tembakau berhasil kering dijemur biasanya tembakau perlu dirajang sebelum dijual ke pabrik-pabrik. 

Warga akan gotong royong membantu salah satu anggota mereka yang sedang panen. Bahkan sampai malam hari mereka rela bergiliran membantu proses perajangan di tengah dinginnya daerah kaki gunung.

Melalui wawancara Bu Suminah juga menyampaikan harapannya untuk pertanian Indonesia yang semakin terdepan dengan hasil panen yang berlimpah dan harga dari hasil panen itu sendiri bisa meningkat. 

Tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan petani-petani lokal juga diharapkan terus menjadi perhatian pemerintah dengan pengadaan program-program yang membantu masyarakat kecil seperti para petani ini. 

Dengan adanya perhatian lebih, diharapkan kualitas hasil sayur lokal akan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan sayuran impor dan tentu saja akan semakin dilirik juga oleh masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun