Mohon tunggu...
Rochele Febeyona Elizabeth
Rochele Febeyona Elizabeth Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menonton dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Mengintip Keseharian Petani Sayur di Kaki Gunung Merbabu

12 Oktober 2022   22:08 Diperbarui: 14 Oktober 2022   07:18 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan pohon bule maksudnya pohon cabai berwarna kekuningan, belum pasti disebabkan apa tetapi kemungkinan besar karena bakteri/virus tanaman. 

Berbeda lagi permasalahan untuk tanaman kol, biasanya masalah pada kol terjadi saat akarnya tumbuh menggumpal sehingga kol tidak akan tumbuh. 

Untuk menambah nutrisi pada tanaman, biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk organik. Pestisida juga digunakan untuk mencegah tanaman rusak akibat hama.

Perubahan cuaca yang tak menentu juga menjadi tantangan bagi para petani sayur. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman membusuk. Dikarenakan daerah pedesaan juga masih menggunakan cara menjemur dengan sinar matahari, hujan juga mengganggu proses pengeringan tembakau.

Jika tembakau tidak kering akan sangat merusak kualitas tembakau dan tidak laku dipasaran. Kisaran harga sayuran yang dijual ke tengkulak sekitar 4-10 ribu perkilo yang kemudian akan distribusikan ke pasar, tukang sayur, dan tempat-tempat lainnya.

Kejadian pahit yang harus dialami para petani sayur dan mungkin petani-petani lainnya yaitu saat terjadi gagal panen. Semua usaha yang telah dilakukan berbulan-bulan harus menghasilkan kekecewaan. Selain rugi biaya, tenaga, mereka juga rugi waktu. 

Penyebab kegagalan panen seringnya terjadi karena perubahan musim dan hama. Padahal bertani sayur menjadi penghasilan utama sebagian besar warga. Walau sedih, marah, dan kecewa para petani sayur tetap harus menghadapi kenyataan pahit tersebut dan mau tidak mau menanam kembali tanaman yang baru.

Gotong Royong menjadi ciri khas

Selain dijual hasil bertani juga digunakan sedikit untuk keperluan pribadi dan juga dibagikan kepada tetangga-tetangga sekitar. Rasa kekeluargaan di masyarakat pedesaan masih lebih tinggi dibanding masyarakat kota. Karena sebagian besar warga bercocok tanam, sudah menjadi hal biasa bahkan tradisi untuk saling membantu satu sama lain. 

Jika hasil tanam salah seorang petani sudah harus dipanen, biasanya warga lain ikut membantu karena hasil panen jumlahnya tidak sedikit dan akan lebih cepat jika bersama-sama. 

Jika beberapa petani sedang dalam musim panen yang bersamaan, mereka akan bergantian saling membantu memanen milik satu sama lain.  Bukan upah uang yang diberikan, hanya sekedar makan siang saja warga tetap saling mendukung satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun