Perlu diingat bahwa pengguna iPhone rata-rata adalah konsumen di negara barat. Ada banyak faktor yang menjadikan penjualan iPhone masih tinggi di pasar negara-negara Barat meski popularitasnya menurun:
Pertama: Mayoritas pengguna ponsel di negara-negara tersebut merupakan pelanggan tetap di operator tertentu. Misalnya berlangganan ke Vodafone, AT&T, Optus dan sebagainya.
Sebagian besar ponsel yang dijual resmi di negara-negara ini bukan ponsel unlocked seperti halnya di Indonesia, melainkan ponsel locked pada operator tertentu baik pra-bayar maupun pasca bayar. Dan tidak semua operator menyediakan semua tipe ponsel terbaru dari berbagai merk dan sistem operasi.
Katakan misalnya Optus (salah satu nama operator) hanya menyediakan iPhone 5 dan Samsung Galaxy S4 untuk model flagship maka jelas pelanggan Optus hanya diperhadapkan pada dua pilihan tersebut ketika kontrak lamanya habis. Kecuali jika pelanggan yang bersangkutan memilih pindah ke operator lain, yang mana jarang sekali terjadi jika tidak ada masalah dengan operator lama.
Kedua, tidak banyak konsumen di negara-negara tersebut yang suka otak-atik ponsel. Sebagian besar dari mereka adalah user murni yang perlu ponsel dengan realibilitas tinggi. Alasan ini masuk akal sebab ponsel-ponsel dengan sistem operasi non open sourceseperti iOS, WP dan BB tentu bisa lebih diandalkan ketimbang open source seperti Android. Kalau sebelumnya mereka sudah menggunakan iPhone, yang berarti kemungkinan besar juga sudah memiliki akunnya dan menyimpan semua kontak atau bahkan data-data lainnya di iCloud, mengapa harus berganti dengan resiko selain harus menyesuaikan dengan OS baru juga harus memasukkan kembali nama-nama kontak dan data-data ke akun dan ponsel baru?
Justru yang mengherankan adalah konsumen Indonesia yang kini mulai fanatik pada Android padahal tidak pernah berkeinginan mengutak-atik sistem operasi ponselnya atau mengembangkan aplikasinya sendiri.
iOS dan Windows Phone ponselnya Babe-babe?
Banyak pengguna Android yang ketika ditanya mengapa pilih Android daripada iPhone atau Nokia Lumia?
“Nokia dan iPhone kan smartphone buat bokap-nyokap” jawabnya dengan lugu.
Benarkah demikian?
Bisa ya bisa tidak, tergantung!
Saya sendiri adalah pengguna BB di tahun 2009, kemudian berganti ke iOS tahun 2010, lalu Android tahun berikutnya (2011) dan kini menggunakan WP.
Kenapa berganti-ganti? Simple, karena saya ingin mencoba semuanya sebelum menentukan mana yang terbaik.
Terbaik tentulah dalam arti terbaik bagi saya sendiri, penilaian baik atau buruk sangatlah relatif bagi setiap orang. Karena itu bagi saya adalah sebuah pertanyaan menggelikan ketika seseorang bertanya ke forum atau ke Yahoo:
“Ponsel apakah yang terbaik?”
Atau
“Lebih bagus mana Android atau iPhone?”
Dan sebagainya.
Mana yang terbaik antara Android, BB, iPhone dan WP tentulah berpulang pada individu masing-masing. Tergantung kebutuhan, tergantung kondisi keuangan juga.
BB, iPhone dan WP berdasar pengalaman saya menawarkan kemudahan bagi pengguna baru, karena user interface-nya mudah dipahami. Mungkin itu sebabnya sering dikatain sebagai ponselnya bokap-nyokap mengingat orang tua biasanya lebih sulit mempelajari hal-hal baru ketimbang yang lebih muda.
Namun lagi-lagi yang perlu diingat bahwa ada konsekuensi-konsekuensi ketika Anda memilih sebuah sistem operasi. WP, BB dan iOS membatasi keleluasaan pengguna dibanding Android. Namun kalau Anda sekedar user murni, tidak pernah otak-tail sistem operasi dan mengembangkan aplikasi lantas kenapa pilih Android?