Mohon tunggu...
ROSIDA FAHMA
ROSIDA FAHMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Hobi saya menggambar

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Ketika Kecantikan Menentukan Nasib: Memahami Dampak Beauty Privilege pada Perempuan

25 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita sebagai manusia tidak mungkin untuk menolak bahwa seseorang dilahirkan dengan pemberian fisik tertentu. Namun, masyarakat sering menilai penampilan seseorang yang pada akhirnya terjadi pengelompokan berdasarkan bagaimana mereka terlihat. Sampai saat ini, masyarakat cenderung memiliki standar yang sama dalam konteks kecantikan, yaitu kurus, kulit putih bersih, rambut panjang, hidung mancung, tinggi semapai atau jenjang (Dini & Listyani, 2016). Ketika orang berbicara tentang kecantikan, mereka sering lupa bahwa itu melibatkan banyak konsep yang lebih dalam dan tidak hanya berdampak pada bagaimana mereka terlihat. Maka, muncul konsep yang disebut sebagai "Beauty Privilege", atau keistimewaan kecantikan.

Beauty Privilege merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perlakuan istimewa atau keuntungan yang diberikan kepada seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka yang dianggap menarik atau memenuhi standar kecantikan yang umum diterima dalam masyarakat. Dalam hal ini, orang yang dianggap memiliki "Beauty Privilege" cenderung mendapatkan perlakuan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan, peluang yang lebih besar, dan pengakuan yang lebih besar daripada orang yang dianggap tidak memiliki "Beauty Privilege".

Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Oktavia Damayanti et al. (2022) dalam analisis representasi kecantikan perempuan dan isu "beauty privilege" dalam serial drama Korea "True Beauty" menunjukkan bahwa drama tersebut menggambarkan bagaimana kecantikan perempuan dapat mempengaruhi pandangan orang terhadap mereka. Menggambarkan tokoh utama, Im Ju Kyung, yang awalnya dianggap tidak menarik karena penampilannya yang dianggap tidak ideal. Namun, setelah dia belajar tentang teknik riasan dan mengubah penampilannya, dia mendapatkan penerimaan dan popularitas yang lebih tinggi di sekolah. 

Dalam kehidupan sosial "Cantik" dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk diri seseorang. Perempuan zaman sekarang percaya bahwa mereka akan lebih disukai dan diperlakukan baik oleh orang lain apabila memiliki paras yang cantik. 

Sebagai contoh di lingkungan sekolah, anak-anak yang dianggap cantik sering kali lebih populer dan memiliki lebih banyak teman, pujian dan perhatian dari guru juga sering didapatkan oleh mereka. contoh lain dalam hubungan percintaan, orang dianggap cantik sering kali lebih mudah menarik minat pasangan potensial. Mereka mungkin mendapatkan lebih banyak perhatian dan pujian dari orang yang tertarik pada mereka. Kalian pasti juga tidak asing dengan cara main dating apps. Swipe kanan-kirinya berdasarkan apa? Tampang menjadi salah satu faktor utama dalam mencari pasangan.

Selain itu, kecantikan juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang dihargai dalam pekerjaan. Orang yang dianggap cantik sering kali memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan mendapatkan promosi lebih cepat. 

Mereka juga mungkin mendapatkan lebih banyak perhatian dan pengakuan dari rekan kerja mereka.'Beauty Privilege' dapat memengaruhi karier perempuan dengan menciptakan fenomena 'glass ceiling' atau batasan karier yang sulit dilewati. Fenomena ini terjadi ketika perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan yang dianggap ideal menghadapi hambatan dalam mencapai posisi kepemimpinan atau promosi yang lebih tinggi dalam dunia kerja.

Contoh nyata dari dampak 'Beauty Privilege' dalam dunia kerja adalah ketika seorang perempuan yang dianggap cantik lebih sering dipilih untuk posisi yang menuntut interaksi dengan klien atau pelanggan. Mereka mungkin dianggap lebih mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain berdasarkan penampilan mereka, sementara perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan tersebut mungkin diabaikan atau dianggap kurang kompeten dalam hal tersebut.

Stereotip yang terkait dengan kecantikan, seperti persepsi bahwa perempuan cantik lebih cerdas atau lebih berhasil, dapat memengaruhi persepsi dan harapan terhadap perempuan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap perempuan, karena mereka mungkin menghadapi ekspektasi yang tidak realistis dan tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan oleh masyarakat. Mereka mungkin merasa terbebani untuk terus berusaha tampil cantik agar diterima dan dihargai oleh orang lain.

Dalam jangka panjang, stereotip ini dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan menghambat kemajuan perempuan dalam mencapai potensi mereka. Perempuan mungkin merasa terbatas dalam pilihan dan peluang mereka karena mereka dianggap hanya bernilai berdasarkan penampilan fisik mereka, bukan kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu Stres yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan, meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Pentingnya kesadaran akan dampak Beauty Privilege sangat penting dalam mengatasi dampak negatifnya. Kampanye pendidikan dan sosialisasi dapat dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang keragaman kecantikan dan pentingnya menghargai semua bentuk tubuh dan penampilan. Selain itu, perluasan definisi kecantikan juga perlu dilakukan. Media, industri fashion, dan industri kecantikan dapat berperan penting dalam memperluas definisi kecantikan dan memperlihatkan berbagai jenis tubuh dan penampilan yang beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun