Mohon tunggu...
Roby Martin
Roby Martin Mohon Tunggu... Administrasi - Kadang jadi Penulis dan lebih sering jadi Buruh Pabrik

Penulis Buku Sepi-Ritual, Galau Inside dan Ngerasa Paling Hijrah dan Suka Nyebelin | robymartin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadi Kecoa di Tengah Kota

10 Oktober 2024   12:39 Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu kos mencoba membuka pintu. Dalam sekejap, Beni sadar kalau dia harus segera cari cara untuk menghindari terinjak. Sambil bergerak pelan-pelan menuju ventilasi, dia berusaha berpikir keras.

Tapi sebelum dia berhasil, tiba-tiba pintu terbuka lebar dan... "Plak!"

Ibu kos melempar sandal ke arahnya. Untungnya, Beni berhasil kabur ke celah ventilasi. Nafasnya tersengal, merasa hidupnya dipertaruhkan di setiap langkahnya.

Di luar sana, Beni ngeliat Jakarta dengan cara yang nggak pernah dia bayangkan sebelumnya---dari sudut pandang kecoa. Jalanan ramai, motor lalu lalang, dan suara bising kota terasa lebih mencekam. Sambil menyusuri dinding luar bangunan, Beni mulai merenungi hidupnya.

"Jadi kecoa di kota gede kayak gini... kayaknya nggak jauh beda sama hidup gue yang sebelumnya," pikir Beni sambil tertawa getir. Tetap berjuang, tetap merasa kecil, tetap harus kabur dari 'sandal' kehidupan yang selalu mengincar di belakang.

Tapi di tengah-tengah keputusasaannya, sebuah ide brilian muncul. "Kalau gue bisa cari dukun, atau paranormal, atau apalah yang bisa balikin gue jadi manusia... Mungkin, gue bisa balik lagi."

Dan di situlah Beni, seekor kecoa raksasa yang tengah merencanakan perjalanan spiritual untuk menemukan cara kembali jadi manusia. Di Jakarta yang kejam, kadang kau harus jadi kecoa dulu sebelum paham gimana caranya bertahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun