Siapa yang diam-diam menaruh rindu Â
di atas lukaku yang belum lama kering? Â
Ia bersembunyi di sela-sela sunyi, Â
menitipkan pesan yang tak pernah terucap, Â
seperti angin malam menyelinap Â
melewati celah-celah mimpi.
Luka ini belum sempat ku bungkus rapat, Â
belum tuntas ku bisikkan kepada waktu, Â
namun ia telah basah kembali, Â
oleh tetesan rindu yang entah dari mana datangnya. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!