Siap, sebuah kata dimana harus adanya sebuah keyakinan dalam diri untuk bisa dan mau menghadapi semua kemungkinan yang mungkin akan dihadapi nanti. Kata siap kadang mudah untuk diucapkan namun kadang sulit juga untuk di jalankan dan di praktekan. Mulut kadang berkata bahwa kita siap menghadapi, menerima dan menjalani suatu kenyataan yang akan dihadapi namun ketika hal tersebut datang dan menghampiri kita kata siap itu berubah menjadi ketidaksiapan dan akhirnya keluh kesah dan ketidaknyamanan yang akan menghampiri.
Siapkah kita ditinggalkan orang-orang tercinta kita? Siapkah ketika kita harus menjalani suatu keputusan besar yang menyangkut hidup kita dan masa depan kita? Dan satu hal yang saya pikirkan, siapkah kita ketika kita akan dipanggil kembali kepada pemilik kita?
Kalau di tanya seperti itu mungkin mulut bisa saja berkelih kalau kita siap tapi Hati? Keyakinan dari dalam diri kita sendiri kadang sering mengingkari ketidaksiapan tersebut, mungkin kita harus bisa pandai memanage hati untuk menentukan apakah kita benar-benar sudah siap dengan apapun yang akan kita hadapi.
Berani mengambil resiko
Mungkin salah satu cara agar kita benar-benar siap menghadapi kemungkinan dan kesiapan untuk menjalani sesuatu yaitu berani untuk ambil resiko apapun didepan nanti tanpa harus menyesal berlebih ataupun menyalahkan orang lain ataupun diri sendiri. Jadi, siapa yang berani untuk mengambil resiko apapun yang akan dia hadapi itu tandanya dia juga akan siap dan harus siap dengan apapun hasil yang akan dialami.
Mantapkan keyakinan diri
Kadang kemantapan hadir bukan karena dibuat-buat, tapi keyakinan tersebut datang sendiri dari dalam diri. Keyakinan hati pun tidak bisa dipaksakan dan datangnya benar-benar dari hati. Jika dalam agama islam, apabila kita sedang dalam memilih suatu pilihan dan ingin meminta kemantapan hati untuk pilihan tersebut bisa menggunakan media shalat Istikharah. Dimana dalam shalat tersebut kita dapat mengeluarkan semua keluh kesah kepada sang Maha Kuasa dan kita juga bisa meminta petunjuk untuk memilih pilihan yang tepat dan diberikan kemantapan hati untuk memilih salah satu dari pilihan tersebut dan siap menjalaninya.
Untuk istikharah itu sendiri tidak hanya untuk urusan jodoh, mungkin ada beberapa orang yang mengidentifikasikan bahwa istikarah tsb hanya untuk memilih jodoh, namun ternyata istikharah juga bisa dijalankan apabila kita ingin memilih pekerjaan yang baik, atau ketika kita ingin memilih atau mengambil suatu keputusan. Dan agar nantinya dapat diberikan kesiapan dan kemantapan diri dan hati.
Berani menjalaninya (sudah benar-benar siap)
Jika hanya dalam omongan saja kita bilang siap dan tanpa adanya action atau kita tidak berani untuk memulainya itu sama saja bohong. Jika kita sudah berani mengambil resiko dan sudah diberikan kemantapan hati untuk langkah akhirnya adalah kita harus Berani untuk menjalani semuanya, siap dengan apapun yang akan diterima dan apapun yang akan terjadi. Tanpa harus nantinya menyesali ataupun berkeluh kesah.
Intinya, jika hasil yang kita dapat dari kesiapan tersebut belum atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, tetaplah berfikir positif bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita dan jika kita sudah berusaha tidak akan ada yang sia-sia untuk usaha tersebut. Tuhan akan selalu membalas semua yang Manusia lakukan baik itu perbuatan buruk maupun perbuatan yang baik. Semoga kita bisa selalu menyiapkan hati untuk segala kemungkinan yang akan terjadi. :) (Yaya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H