Fenomena premanisme yang semakin meningkat di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z yang menganggur, telah menjadi kekhawatiran utama bagi masyarakat Indonesia. Premanisme ini bukan hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga mengancam stabilitas sosial dan ekonomi negara. Menurut Roby Irzal Maulana, seorang dosen yang berbicara di sela-sela perkuliahannya, masalah ini harus ditangani dengan serius oleh pemerintah, karena jika dibiarkan, premanisme berpotensi menghancurkan tatanan sosial, budaya, serta ekonomi.
Pengangguran sebagai Akar Masalah
Generasi Z, yang berusia antara 18 hingga 27 tahun, seringkali menghadapi tantangan besar dalam memasuki dunia kerja. Kurangnya peluang kerja, terutama di daerah perkotaan, membuat banyak di antara mereka sulit mendapatkan penghasilan tetap. Pengangguran yang terus meningkat di kalangan generasi muda ini sering kali mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminal sebagai pelampiasan frustrasi, atau bahkan untuk sekadar bertahan hidup.
Roby Irzal Maulana menyebutkan bahwa pemerintah perlu mengatasi masalah ini dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan Gen Z, sekaligus melakukan pelatihan bagi mereka yang membutuhkan. "Ketegasan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mencegah mereka terjebak dalam dunia kriminalitas yang merugikan. Langkah represif juga harus diimbangi dengan kebijakan jangka panjang yang membuka peluang kerja," tegasnya.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Serius
Premanisme yang didominasi oleh generasi muda tidak hanya merugikan masyarakat sekitar dalam bentuk ketakutan dan keresahan, tetapi juga mengancam iklim investasi di Indonesia. Para pelaku usaha, baik lokal maupun asing, bisa ragu untuk berinvestasi jika kondisi keamanan di lingkungan mereka terancam. Hal ini tentu saja akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lingkaran setan di mana pengangguran terus bertambah karena rendahnya investasi.
Selain itu, fenomena premanisme juga memiliki dampak negatif pada tatanan budaya. Kehadiran geng-geng preman yang semakin agresif di masyarakat memunculkan stigma negatif terhadap generasi muda dan merusak nilai-nilai sosial yang ada.
Pentingnya Tindakan Tegas
Roby Irzal Maulana berpendapat bahwa pendekatan represif dari pemerintah perlu diperkuat. "Pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas dan keras dalam memberantas premanisme ini. Jika dibiarkan, mereka akan semakin merajalela dan merusak tatanan sosial budaya serta ekonomi yang selama ini kita bangun," ujarnya.
Langkah-langkah seperti pengawasan yang ketat di daerah rawan, penindakan hukum yang efektif, serta program rehabilitasi dan pendidikan bagi para pelaku kriminal muda sangat penting dilakukan. Selain itu, kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan perusahaan untuk membuka program magang atau kerja bagi para lulusan baru bisa menjadi solusi yang berkesinambungan.
Mengembalikan Harapan bagi Generasi Muda
Di tengah tantangan yang dihadapi, terdapat harapan untuk membangun generasi muda yang produktif dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat. Diharapkan, dengan dukungan pemerintah, lembaga pendidikan, dan dunia usaha, Gen Z yang menganggur tidak perlu lagi memilih jalan kriminal untuk bertahan hidup.
#polisi #polri #kapolda #presiden #prabowo #tni @tni @prabowo @polri @polisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H