Indeks per kapita memang tidak bisa menjadi satu-satunya tolak ukur kesejahteraan Indonesia. Indeks per kapita hanya mengukur pendapatan rata-rata penduduk suatu negara dalam suatu periode waktu tertentu. Namun, kesejahteraan masyarakat tidak hanya tergantung pada tingkat pendapatan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kualitas lingkungan.
Kesejahteraan masyarakat juga dapat diukur melalui indikator lain seperti indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencakup pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kapita, indeks ketimpangan (Gini Ratio) yang mengukur tingkat kesenjangan antara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin, serta indeks kemiskinan yang mencakup aspek kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan pakaian.
Indonesia masih memiliki banyak tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Meskipun ada peningkatan dalam indeks per kapita dalam beberapa tahun terakhir, namun ketimpangan antara kaya dan miskin masih tinggi, terutama di daerah pedesaan. Selain itu, akses terhadap pendidikan dan kesehatan masih terbatas di beberapa wilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, untuk mengukur kesejahteraan masyarakat Indonesia, perlu digunakan berbagai indikator yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, bukan hanya pendapatan per kapita saja. Pemerintah perlu mengambil tindakan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui peningkatan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H